Memanfaatkan Daun di Sekitar Rumah, Wahyu Iriani Ajak Ibu-ibu Surabaya Berkreasi Lewat Ecoprint
Dengan memanfaatkan daun di sekitar rumah, Wahyu Iriani mengajak ibu-ibu di Surabaya berkreasi lewat ecoprint.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Dwi Prastika
Ada banyak pewarna alami yang bisa digunakan, seperti secang untuk menghasilkan warna merah muda, jelawe untuk kuning, mahoni untuk cokelat, dan sebagainya.
Baca juga: Dunia Seni Banyuwangi Berduka, Pencipta Tari Jejer Gandrung Sumitro Hadi Meninggal Dunia
"Setelah itu tutup kain utama dengan kain blanket. Baru ditutup menggunakan plastik dan digulung menggunakan pipa paralon atau kayu," lanjutnya.
Jika sudah rapat, kain dikukus selama kurang lebih dua jam dan diangin-anginkan selama beberapa hari sampai siap digunakan.
"Kalau bikin tas, prosesnya juga sama. Daun diletakkan langsung di atas kulit (material tas). Langkahnya sama," imbuh perempuan kelahiran 20 Februari 1968.
Menurutnya, bagi pemula yang paling susah yakni menempatkan daun agar serasi.
Baca juga: Mojokerto Batik Festival 2020, Sajikan Karya Desainer Muda dan Lokal Batik Khas Kota Mojokerto
"Ngatur komposisi bentuk dan daun lumayan susah. Apalagi kita nggak tahu nanti warna yang keluar apa, tergantung rendamannya juga," ujarnya.
Tidak hanya Surabaya, ecoprint buatannya juga didistribusikan ke luar kota bahkan sampai luar negeri.
"Paling jauh saya kirim ke Malaysia. Sementara harganya beragam, paling murah Rp 25 ribu untuk masker, paling mahal ada sampai Rp 1,5 juta untuk tas kulit," pungkasnya.
Editor: Dwi Prastika