Stok Kedelai Aman, Produsen Tahu dan Tempe di Sidoarjo Kembali Beraktivitas Setelah Mogok Produksi
Stok kedelai aman, produsen tahu dan tempe di Sidoarjo kembali beraktivitas setelah sebelumnya sempat mogok produksi.
Penulis: M Taufik | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, M Taufik
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Para produsen tahu dan tempe di Sidoarjo mulai kembali beraktivitas, Senin (4/1/2021).
Ini setelah tiga hari sebelumnya mereka mogok produksi gara-gara kedelai langka dan harganya melonjak tinggi.
Harga kedelai masih di kisaran Rp 9.300 per kilogram. Ada kenaikan sekitar 25 persen karena beberapa bulan lalu harga kedelai sebagai bahan baku utama tahu dan tempe hanya Rp 7.000 per kilogram.
“Produsen terpaksa menaikkan harga sekitar 10 persen. Itupun masih berat karena kenaikan harga bahan baku sampai 25 persen,” kata Ketua Primer Koperasi Karya Mulya di Desa Sepande, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Sukari.
Selain itu, para produsen tahu dan tempe juga mengurangi jumlah produksi.
Mereka khawatir dengan kenaikan ini dagangannya tidak semua laku terjual.
“Supaya tidak rugi,” lanjutnya.
Baca juga: Sejumlah Produsen Tahu dan Tempe di Sidoarjo Mogok Produksi, Berharap Pemerintah Lebih Peduli
Koperasi tersebut menaungi 270 produsen tahu dan tempe. Setiap bulan, kebutuhan kedelai sebagai bahan baku sekitar 15.000 ton. Kedelai sebanyak itu, selama ini masih selalu impor.
Sukari tidak menolak jika ada bahan baku kedelai lokal, tapi masalahnya, selama ini produksi lokal belum mencukupi untuk kebutuhan bahan baku para produsen tahu dan tempe dalam negeri. Produksi lokal sering kosong.
Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono mendatangi gudang milik Primkopti Karya Mulya Sidoarjo, Senin (4/1/2021) siang.
Bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo, Tjarda, Hudiyono mengecek stok kedelai di sana.
Baca juga: Tak Mau Rugi Akibat Melambungnya Harga Kedelai, Perajin Tempe di Kota Blitar Kurangi Ukuran Produksi
“Kami bersyukur, produsen tahu dan tempe di Sidoarjo sudah kembali beroperasi. Tentang bahan baku, kami sampaikan bahwa stok kedelai di Jawa Timur saat ini sudah tersedia 450 ribu ton. Dengan jumlah itu, berarti kebutuhan para produsen tahu dan tempe di Sidoarjo bisa terpenuhi,” kata Hudiyono.
Diakuinya, ketika produsen tahu dan tempe mogok produksi, banyak masyarakat yang kebingungan. Mereka tidak bisa mendapatkan tahu dan tempe di pasaran sebagai salah satu kebutuhan konsumsi sehari-sehari.
“Semoga ke depan bisa tetap lancar. Saat ini, kami bersama Pemprov Jatim dan pemerintah pusat masih berupaya menekan harga kedelai agar tidak terlalu mahal,” lanjut Cak Hud, panggilan Hudiyono.
Baca juga: Pasien Covid-19 di RSUD Sidoarjo Overload, Pasien Tunggu Giliran Dapat Kamar