Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sampah Menumpuk di 'Wajah' Kota Jember, Imbas Sopir dan Truk DLH Pemkab Mogok Beroperasi

Dampak sopir dan truk pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Jember mogok. 'Wajah' Kota Jember banyak sampah.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Hefty Suud
SURYA/SRI WAHYUNIK
Salah satu titik penumpukan sampah yang terjadi di Kota Jember, Selasa (5/1/2020). 

"Kan tidak enak dilihat, Mbak. Kumuh begitu. Apalagi ini di ALun-Alun lho, dalam kota, wajah kota, kok banyak sampahnya," imbuhnya.

Meski begitu, para pedagang tidak menyalahkan sopir pengangkut sampah. Wawan hanya berharap, ada solusi atas persoalan yang terjadi.

Pemandangan tidak sedap di mata juga terlihat di depo sampah sementara di Jl Karimata Kecamatan Sumbersari. Sampah menumpuk, bahkan meluber ke bahu jalan. Belum lagi, baunya juga mulai menyengat.

Sejumlah netizen membagikan foto tumpukan sampah di depo tersebut ke media sosial, yang diikuti dengan keterangan bernada prihatin.

TribunJatim.com juga memantau depo sampah Talangsari. Pemandangan juga tidak jauh berbeda dengan Alun-Alun dan Jl Karimata.

Sampah menumpuk di depo itu. Sejumlah gerobak sampah dari pemungut sampah di tingkat lingkungan atau RT, masih berada di depo itu, dipenuhi sampah.

Bahkan ada satu gerobak penuh sampah terparkir di depan pintu masuk depo. Tumpukan sampah juga berada di luar pintu masuk depo. Sedangkan pintu masuk depo itu dikunci.

"Kami terpaksa besok akan menutup warung. Mulai bau. Kami tidak tahu, sampai kapan sampah ini tidak diambil," ujar Lutfi, pengelola warung makan di dekat depo sampah Talangsari.

Menurutnya, tidak ada kabar dari petugas depo sampai kapan mogok kerja mereka akan dilakukan. Oleh karena itu, Lutfi dan ibunya memilih menutup warung makan mereka.

Dia berharap, kepala daerah Jember memberikan solusi atas persoalan tersebut.

"Katanya tidak ada uang solar, pegawainya juga belum gajian. Kalau bulan sebelumnya, kan mereka (sopir) masih bisa nalangi solarnya," imbuhnya.

Aksi mogok beroperasinya sopir pengangkut sampah itu sebagai puncak kekesalan mereka terhadap kepala daerah Kabupaten Jember.

Sebab, uang BBM tidak lancar sejak dua bulan terakhir di tahun 2020, November dan Desember. Uang BBM tidak cair secara rutin.

Akibatnya, ketika belum ada anggaran BBM, para sopir dan pegawai DLH patungan untuk membeli BBM terlebih dahulu.

"Memang cair, tetapi tidak lancar. Beberapa minggu baru cair. Akhirnya teman-teman nalangi terlebih dahulu untuk beli BBM," ujar Kepala DLH Jember Arismaya Parahita.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved