Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sampah Menumpuk di 'Wajah' Kota Jember, Imbas Sopir dan Truk DLH Pemkab Mogok Beroperasi

Dampak sopir dan truk pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Jember mogok. 'Wajah' Kota Jember banyak sampah.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Hefty Suud
SURYA/SRI WAHYUNIK
Salah satu titik penumpukan sampah yang terjadi di Kota Jember, Selasa (5/1/2020). 

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Tumpukan sampah terlihat di sejumlah titik di kawasan Kota Jember.

Informasi yang diterima TribunJatim.com, sampah menumpuk karena dua hari terakhir tidak diangkut oleh truk pengangkut sampah.

Hal ini dampak dari mogok beroperasinya sopir dan truk pengangkut sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Jember.

Seperti diberitakan pada Senin (4/1/2021), sopir dan truk pengangkut sampah melakukan protes kepada Bupati Jember terkait tersendatnya anggaran Bahan Bakar Minyak (BBM) truk pengangkut sampah.

Baca juga: Hendak Mendahului Truk, Pengemudi Motor di LamonganTerpental dan Tewas di Lokasi

Baca juga: Gisella Anastasia dan MYD Masih Berhubungan? Nobu Ucap 1 Kalimat Disinggung Komunikasi Lalu Melengos

Mereka memarkir 30 truk sampah di depan Kantor Bupati Jember dan Pendapa Bupati Wahyawibhawagraha Jember.

Selasa (5/1/2021), puluhan truk itu sudah tidak terparkir lagi di dua titik tersebut. Namun para sopir tetap mogok beroperasi.

Sebab, selain tidak ada anggaran BBM, para pegawai Pemkab Jember, termasuk sopir truk pengangkut sampah belum mendapatkan gaji di bulan Januari 2021.

Karena mogok beroperasi, dua hari terakhir, tidak ada truk yang mengangkut sampah dari depo sampah sementara.

Dari pantauan TribunJatim.com, tumpukan sampah di Jember tampak di sejumlah depo. Bahkan pemandangan tidak mengenakkan terlihat di Alun-Alun Jember.

Baca juga: Isi Saldo Tabungan Pekerja Tanam Mangrove di Gresik Ludes, Pemilik Sampai Kaget Saat Tahu

Baca juga: Nia Ramadhani Tak Terima Dituding Nikahi Konglomerat Cuma Mau Hidup Enak: Ya Terus Kenapa?

Alun-Alun yang menjadi lanskap Kabupaten Jember itu juga diwarnai tumpukan sampah.

Sampah menumpuk di sisi utara, di depo sampah sementara. Tempat itu tepat berada di samping jalan raya, yang menjadi salah satu ruas utama di Kabupaten Jember.

Di seberang tumpukan sampah itu, ada kantor bank, restoran waralaba, Kantor Pos, juga tidak jauh dari Pendapa Bupati Jember.

"Sudah dua hari, sampah tidak diambil. Sopir dan truknya kan mogok, katanya tidak ada solarnya," ujar Wawan, pedagang di Alun-Alun Jember.

Tempat jualan Wawan, berada tidak jauh dari depo sampah tersebut. Karenanya, Wawan berharap segera ada solusi sehingga sampah itu segera bisa diangkut.

"Kan tidak enak dilihat, Mbak. Kumuh begitu. Apalagi ini di ALun-Alun lho, dalam kota, wajah kota, kok banyak sampahnya," imbuhnya.

Meski begitu, para pedagang tidak menyalahkan sopir pengangkut sampah. Wawan hanya berharap, ada solusi atas persoalan yang terjadi.

Pemandangan tidak sedap di mata juga terlihat di depo sampah sementara di Jl Karimata Kecamatan Sumbersari. Sampah menumpuk, bahkan meluber ke bahu jalan. Belum lagi, baunya juga mulai menyengat.

Sejumlah netizen membagikan foto tumpukan sampah di depo tersebut ke media sosial, yang diikuti dengan keterangan bernada prihatin.

TribunJatim.com juga memantau depo sampah Talangsari. Pemandangan juga tidak jauh berbeda dengan Alun-Alun dan Jl Karimata.

Sampah menumpuk di depo itu. Sejumlah gerobak sampah dari pemungut sampah di tingkat lingkungan atau RT, masih berada di depo itu, dipenuhi sampah.

Bahkan ada satu gerobak penuh sampah terparkir di depan pintu masuk depo. Tumpukan sampah juga berada di luar pintu masuk depo. Sedangkan pintu masuk depo itu dikunci.

"Kami terpaksa besok akan menutup warung. Mulai bau. Kami tidak tahu, sampai kapan sampah ini tidak diambil," ujar Lutfi, pengelola warung makan di dekat depo sampah Talangsari.

Menurutnya, tidak ada kabar dari petugas depo sampai kapan mogok kerja mereka akan dilakukan. Oleh karena itu, Lutfi dan ibunya memilih menutup warung makan mereka.

Dia berharap, kepala daerah Jember memberikan solusi atas persoalan tersebut.

"Katanya tidak ada uang solar, pegawainya juga belum gajian. Kalau bulan sebelumnya, kan mereka (sopir) masih bisa nalangi solarnya," imbuhnya.

Aksi mogok beroperasinya sopir pengangkut sampah itu sebagai puncak kekesalan mereka terhadap kepala daerah Kabupaten Jember.

Sebab, uang BBM tidak lancar sejak dua bulan terakhir di tahun 2020, November dan Desember. Uang BBM tidak cair secara rutin.

Akibatnya, ketika belum ada anggaran BBM, para sopir dan pegawai DLH patungan untuk membeli BBM terlebih dahulu.

"Memang cair, tetapi tidak lancar. Beberapa minggu baru cair. Akhirnya teman-teman nalangi terlebih dahulu untuk beli BBM," ujar Kepala DLH Jember Arismaya Parahita.

Sementara di bulan Januari 2021 ini, keuangan di Pemkab Jember masih belum bisa cair menyusul belum ada payung hukum pencairan keuangan di tahun 2021.

Kabupaten Jember belum mempunyai Perda APBD, maupun Peraturan Kepala Daerah (Perkada) APBD.

Walhasil, tidak hanya anggaran BBM yang belum cair, gaji dan honor pegawai Pemkab Jember tidak bisa cair.

"Kami mohon maaf kepada masyarakat yang terganggu karena sampah tidak terangkut. Kami harap, masyarakat 'memanage' (mengelola) sampahnya terlebih dahulu untuk sementara," tegas Arismaya.

Penulis : Sri Wahyunik

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved