Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

SYARAT Mensos Risma Jawab Fitnah Pencitraan karena Blusukan Kata Pengamat, Rocky: Harusnya di Kantor

Syarat itu dikuak pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menanggapi aksi blusukan Mensos Risma difitnah pencitraan

Penulis: Ani Susanti | Editor: Sudarma Adi
Kemensos.go.id
Aksi blusukan Mensos Risma tuai pro kontra. Ini syaratnya agar tak dituduh pencitraan. 

Di sisi lain, ia juga menganggap sosok Mensos yang satu ini memang sudah lama menjadi magnet di masyarakat.

Banyak hal yang ia kerjakan mampu menarik perhatian baik media maupun publik.

"Terlepas dari apapun Bu Risma memang sudah terlanjur menjadi pembicaraan," sebut Adi.

Baca juga: Blusukan Mensos Risma Trending, Sudinsos Ungkap Fenomena Jadi Tanda Tanya, Wagub DKI: Musiman

Adi menyebut ada beberapa hal kunci yang bisa menjadikan aksi-aksi para pejabat atau politisi, termasuk Risma, tidak lagi disebut pencitraan.

1. Melakukan aksi yang terukur

Menurut Adi, ketika pejabat melakukan blusukan harus terukur.

Artinya dengan blusukan, seperti yang dilakukan Risma, minimal mendata, mendeteksi kelompok-kelompok miskin, pengangguran, dan diambil tindakan.

Setelah data dan informasi terkumpul, pejabat publik bisa menganalisis dan menentukan kebijakan yang tepat untuk mengatasi kondisi yang ada.

Dengan begitu, blusukan yang dilakukan bisa menghasilkan sesuatu yang manfaatnya dirasakan oleh publik.

Jika tidak ada langkah konkret yang dihasilkan pasca melakukan aksi blusukan atau sejenisnya, maka pasti aksi tersebut hanya akan berakhir dengan tudingan pencitraan.

"Jangan sekedar blusukan, jadi harus ada solusi. Minimal orang nganggur sudah enggak nganggur, orang miskin bisa dikurangi," ujar dia.

Risma dan cuplikan video blusukannya ke berbagai lokasi tempat gelandangan
Risma dan cuplikan video blusukannya ke berbagai lokasi tempat gelandangan (Wartakota)

2. Memperluas jangkauan wilayah blusukan

Agar tidak dituding pencitraan di DKI Jakarta, Risma perlu blusukan tidak hanya di sekitar Jakarta, tapi juga di titik-titik terluar di Indonesia.

Ini wajar mengingat posisinya saat ini sudah bukan lagi sebagai pemimpin tertinggi suatu kota, namun seorang menteri di kabinet pemerintahan pusat.

"Bu Risma akan terus dibilang pencitraan kalau ngomong dengan dengan pemulung, kelompok miskin kota ini di Thamrin, di Jakarta. Kalau mau blusukan di seluruh Indonesia, jadi blusukannya harus diperluas, jangan hanya di Jakarta," jelas Adi.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved