Lepas dari Tahanan malaysia, Pria di Gresik ini Tinggal Di Goa Selama Dua Tahun
"Sebab, istri sudah cerai dan anak ikut ibunya. Terpaksa tinggal dari goa ke goa. Sudah hampir dua tahun ini," kata Suparjo, sambil mata berkaca-kaca
Penulis: Sugiyono | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Terkait nasib Suparjo (50), warga Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik yang tinggal di dalam goa, Kepala Desa Sekapuk Abdul Halim mengatakan, itu perbuatan yang aneh, sebab di sekitar desa banyak kos-kosan yang murah dan Desa siap menampungnya, Sabtu (16/1/2021).
"Ini kan aneh!, Lha wong (orang) bisa beli sepeda (motor) baru dan HPnya android, masak ndak (tidak) bisa sewa rumah yang seratus ribu rupiah perbulan atau ada juga yang Rp 500.000 pertahun," kata Kades Abdul Halim, kepada wartawan.
Lebih lanjut Kades Abdul Halim menegaskan, kalau memang Suparjo tidak mampu sewa rumah, maka pihak Pemdes Sekapuk siap membiayai. Suparjo juga bisa tinggal di balai desa, masih ada ruang kosong yang bisa ditempati dari pada hidup di goa.
"Saat saya menghubungi Suparjo, saya langsung menawarkan Suparjo untuk tinggal di balai desa atau sewa rumah dan biayanya nanti ditanggung Pemdes. Namun, jawaban Suparjo katanya, gampang diurus nanti saja Pak Kades," imbuhnya kepada TribunJatim.com.
Baca juga: Dugaan Pilot Sriwijaya Air Disorientasi Diungkap Pengamat, Terungkap dari Gambar Hendak Pindah Jalur
Baca juga: Sempat Kena PHK Saat Pandemi, Mahasiswi Universitas Narotama Bangkit dan Sukses Bisnis Kuliner
Baca juga: Tangis Umi Nadia Ditinggal Syekh Ali Jaber Hamil 5 Bulan, Kondisi Disebut Adik Ipar Kasihan: Sabar
Terkait rumah dan tanah milik Suparjo di Desa Sekapuk, ternyata dijual sendiri oleh Suparjo kepada warga Paciran, Kabupaten Lamongan tahun 2014.
"Waktu itu saya belum menjabat Kades. Tapi data penjualan rumahnya ada pada 2014," imbuhnya.
Selanjutnya Kades Abdul Halim mengatakan, Suparjo itu juragan batu bata putih, bukan kuli.
"Suparjo itu dapat lahan kaplingan produksi bata putih. Meskipun bilang tidak pernah dibantu Pemdes," katanya.
Kades juga menegaskan, jika kondisi Suparjo benar-benar tidak mampu, pihak Pemdes siap membantu membiayai sewa rumah agar tidak lagi tinggal di goa bekas galian C.
"Tapi kenyataannya, Suparjo tidak pernah datang ke balai desa dan menyatakan dirinya tidak mampu. Malah, kondisi sebenarnya dia mampu beli sepeda baru, HP Android dan usahanya juga lancar," imbuhnya.
Terpisah Suparjo, mengatakan, bahwa sejak pulang dari tahanan di Malaysia, kemudian pulang ke kampung halaman di Gresik sudah tidak membawa uang. Sehingga, nekat tinggal di goa tanah galian C, tanah bersatus governor ground (GG) atau tanah negara.
"Sebab, istri sudah cerai dan anak ikut ibunya. Terpaksa tinggal dari goa ke goa. Sudah hampir dua tahun ini," kata Suparjo, sambil mata berkaca-kaca akan meneteskan air mata.
Lebih lanjut, Suparjo mengatakan, bahwa dirinya disebut sebagai juragan bata putih dan mempunyai anak buah, itu sangat tidak benar. Statemen sepihak ini sangat membuat sedih Suparjo, karena unsur kebohongan publiknya yang menyesatkan.
"Saya hanya menyewakan lahan untuk diambil bata putih. Saya dapat bagi hasil Rp 60.000 per seribu biji bata putih. Dan hanya cukup untuk makan serta kebutuhan sehari-hari lainnya," katanya.
Sedangkan, terkait sepeda motor baru, dinamakan baru jika belinya baru saja, namun faktanya sepeda tersebut sudah dibeli sejak 2014, dan jika dihubungkan dengan statemen Kades, tentu artinya, itu sepeda bekas, bukan baru, kendaraan tersebut hasil menjual rumah dan akan digunakan untuk anak jika sudah besar, tapi karena kondisi tidak ada uang, terpaksa motor tersebut digunakan sendiri.