Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Lihat Yati Dimakan Buaya saat Mandi, Sang Anak Tak Berkutik, Diseret Sang Reptil, Jasad Tak Utuh

Mencekamnya lihat detik-detik Yati dimakan buaya saat mandi, sang anak terdiam tak berkutik, ibu diseret sang reptil, jasad tak utuh.

Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
IST via Bangka Pos
Detik-detik saat jasad Yati yang dimakan buaya ditemukan di Kolong Desa Telak, Parittiga, Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung, Minggu (17/1/2021). 

Anak korban sempat melihat sang reptil buas tersebut menyeret Yati ke dasar Kolong.

Ukuran buaya yang cukup besar dan ganas membuat anak korban tak bisa berbuat banyak.

"Hilangnya waktu mandi di Kolong Desa Ranggi, cuma mungkin diseret dan ketemunya di Kolong Telak."

"Waktu turun mandi sendiri, cuma anaknya melihat saat diterkam buaya," bebernya, Minggu (17/1/2021).

Baca juga: Suami Syok Lihat Paha Istri saat Malam Pertama, Hasrat Cumbu Mesra di Ranjang Sirna, Minta Cerai

Buaya yang menerkam Yati disebut beberapa warga sempat terlihat tengah mengoyak-ngoyak bangkai.

Namun karena melihat dari kejauhan, warga mengira bangkai yang tengah dicabik-cabik reptil tersebut adalah bangkai binatang.

"Awalnya dikira burung, ternyata manusia. Kolongnya (sisa galian tambang tempat Yati mandi) cukup besar."

"Habis itu (korban) diseret keliling kolong sekitar 2 jam lah," kata Faharudin.

Baca juga: Pria Dicerai Istri Kini Tinggal di Goa Bertahun-tahun, Gelap-gelapan Tanpa Lampu: Sebatang Kara

Dikatakan Faharudin, mulanya sang reptil enggan melepas jasad Yati.

Namun, beberapa kapal boat warga Desa Ranggi yang mencari keberadaan Yati, membuat sang reptil terkejut lalu membiarkan tubuh Yati mengapung begitu saja.

"Terakhir ada boat kawan kawan dari Desa Ranggi, setelah itu baru jasadnya bisa diambil."

"Kalau tidak ada boat itu mungkin tidak akan dilepas oleh buaya itu," tegasnya.

Baca juga: Pakar Sebut Suara Tolong di Laut saat Pencarian Korban SJ 182 Palsu, Kejanggalan Diungkap: Terputus

Tewasnya Yati menambah panjang kasus konflik antara buaya dengan manusia di Kabupaten Bangka.

Kepala Resort Bangka BKSDA Sumsel, Septian Wiguna mengatakan, lokasi tempat kejadian merupakan aliran sungai yang telah tergerus oleh aktivitas pertambangan timah.

Dikatakannya, hal ini menjadi salah satu indikasi kuat bahwa adanya fragmentasi habitat buaya.

Halaman
123
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved