Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Dapat Dukungan Menristek/Kepala BRIN, I Nose C-19 akan di Komersilkan Tiga Bulan Lagi

Inovasi alat pendeteksi Covid-19 melalui bau keringat ketiak (axillary sweat odor) yang bernama I-Nose C-19 rencannya akan diproduksi massal.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Pipin Tri Anjani
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD didampingi Wakil Rektor IV ITS, Bambang Pramujati ST MScEng PhD saat menjelaskan I-Nose C-19 di hadapan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof Bambang Brodjonegoro. 

Reporter: Sulvi Sofiana I Editor: Pipin Tri Anjani

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Rencananya, inovasi alat pendeteksi Covid-19 melalui bau keringat ketiak (axillary sweat odor) yang bernama I-Nose C-19 akan diproduksi massal tiga bulan lagi.

Alat yang didesain guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Drs Ec Ir Riyanarto Sarno MSc PhD ini juga telah mendapat dukungan untuk pengembangan sampai lolos uji edar saat dipresentasikan di hadapan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Prof Bambang Brodjonegoro

Secara langsung, profesor yang akrab disapa Ryan tersebut juga didampingi oleh Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati ST MScEng PhD, Ketua Majelis Wali Amanat ITS Prof Dr Ir Muhammad Nuh DEA, dan sejumlah tim pengembang dari ITS yang terlibat menghadap Menristek/Kepala BRIN di Jakarta pada Selasa (19/1/2021).

Selain itu, dari pihak Kemenristek/BRIN turut hadir juga beberapa pejabat tingginya.

Menurut Ryan, I-Nose C-19 dapat segera dikomersialkan dalam waktu maksimal tiga bulan ke depan. 

Baca juga: Hubungan Asli Deva Istri Kedua Syekh Ali Jaber & Umi Nadia, Momen Suami Wafat, Yusuf Mansur: Kumpul

Baca juga: 2 Kata Istri Syekh Ali Jaber Dengar Mimpi Asisten sebelum Suami Meninggal,10 Januari, Sudah Firasat?

“Melihat semakin meningkatnya penyebaran virus Covid-19 ini, dunia tentunya sangat membutuhkan banyak teknologi screening yang mudah dan cepat untuk diimplementasikan,” urainya.

Saat ini I-Nose C-19 masih pada tahap uji profil. 

Selanjutnya diperlukan banyak sampel pengujian dan beberapa tahap untuk nantinya dipasarkan ke masyarakat luas. 

"Percepatan pengembangan alat tersebut sangat penting lantaran alat pengujian Covid-19 yang cepat dan murah sangat dibutuhkan supaya pandemi Covid-19 ini dapat terkontrol,"tegasnya.

Sampai sekarang, sudah ada enam I-Nose C-19 yang berhasil diproduksi. Namun diperlukan sekitar 10 - 20 alat untuk kebutuhan pengujian sampel yang lebih banyak ke depannya.

”Alhamdulillah dari kementerian (Kemenristek/BRIN) mendukung dalam pembuatan alat baru dan operasionalnya nanti,” ungkap guru besar Departemen Teknik Informatika ITS ini.

Dikatakan Ryan, salah satu kendala yang hadapi saat ini adalah ketersediaan komponen dari alat tersebut yang biasanya tersedia di Indonesia, tapi saat ini sedang tidak ada. 

Baca juga: 2 Tempat Isolasi Covid-19 di Kota Madiun Penuh, Wali Kota Maidi Siapkan Kereta Medis Darurat PT INKA

“Sehingga harus impor dari negara lain yang membutuhkan waktu lebih lama,” tuturnya saat dihubungi melalui pesan daring. 

Dalam penjelasannya, Ryan memaparkan bahwa kecanggihan dari I-Nose C-19 adalah cara kerjanya dengan memanfaatkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk memproses sampel dari bau keringat ketiak. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved