Harga Cabai Rawit di Madiun Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram Akibat Banyak Petani Gagal Panen
Harga cabai rawit di Madiun capai Rp 100 ribu per kilogram akibat banyak petani yang alami gagal panen.
Reporter: Rahadian Bagus | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Turunnya produksi cabai di kalangan petani karena gagal panen mengakibatkan harga cabai di pasaran tinggi.
Saat ini, harga cabai rawit di wilayah Madiun mencapai Rp 100 ribu per kilogram.
Seorang pedagang sayuran di Pasar Pagotan, Mariana mengaku, harga cabai naik sejak sekitar dua minggu terakhir. Padahal, pada saat musim kemarau, harga cabai rawit merah hanya berkisar Rp 15 hingga Rp 20 ribu per kilogram.
"Sejak dua minggu terakhir harganya naik turun, sekarang berkisar Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per kilo," kata Mariana, Selasa (2/3/2021).
Ia menuturkan, selain harga cabai rawit, cabai keriting dari harga Rp Rp 10 ribu naik menjadi Rp 52 ribu per kilogram, cabai rawit hijau dari harga Rp 10 ribu naik menjadi Rp 35 ribu per kilogram, dan harga cabai merah besar naik dari harga Rp 20 ribu menjadi Rp 36 ribu per kilogram.
Ia menduga, kenaikan harga cabai disebabkan pasokan kurang akibat gagal panen.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Hasil Panen Petani Cabai di Madiun Turun 50 Persen, Membusuk Hingga Kering dan Rontok
Baca juga: Stasiun Madiun Mulai Sediakan Layanan Pemeriksaan GeNose C19, Cuma Rp 20 Ribu
"Sekarang banyak hujan, banyak banjir juga jadi produksi juga berkurang," jelasnya.
Mariana menambahkan, naiknya harga cabai juga mempengaruhi omzetnya. Para pembeli mengurangi jumlah belanja karena harga cabai mahal.
"Sehari sepuluh kilo kadang habis kadang tidak karena harganya mahal," jelasnya.
Seorang pembeli, Suyati, mengaku terpaksa mengurangi belanjanya karena harga cabai yang mahal.
Baca juga: Kebun Durian Kembang Kuning Madiun Tawarkan Kelezatan Durian Langsung dari Pohon Kaki Gunung Wilis
Baca juga: 11 SMA di Ponorogo Ajukan Renovasi Tahun 2021 Senilai Rp 8 Miliar, Dindik: Rusaknya Agak Parah
Padahal cabai merupakan bahan utama untuk kebutuhan warung soto ayam dan nasi pecel miliknya.
"Ya mengurangi, biasanya rasanya pas sekarang kurang pedas. Belinya pun berkurang, biasanya sehari seperempat sekarang satu ons. Sebelumnya beli Rp 20 ribu cukup, sekarang satu ons saja sudah sepuluh ribu, belum belanja lainnnya," jelasnya.
Rahadian Bagus
Dwi Prastika
gagal panen
harga cabai
Madiun
Pasar Pagotan
musim kemarau
TribunJatim.com
berita Madiun terkini
Tribun Jatim
berita jatim hari ini
Seorang PNS di Kota Batu ini Pensiun Dini Karena Faktor Kesehatan |
![]() |
---|
'Geregetan', Warga Desa Senden Trenggalek Kejar Ular Piton 3 Meter yang Memangsa Puluhan Unggas |
![]() |
---|
Kisah Pilu Nenek di Gresik, Hidup Sebatang Kara Menunggu Anaknya Pulang Setiap Dua Pekan Sekali |
![]() |
---|
Sahur Terkelam Istri Digorok Suami, Bersimbah Darah saat Ditelpon Mesra Pria, Tewas dengan Tragis |
![]() |
---|
Pantas Nathalie Nangis? Chat Sule dan Cewek Lain Bocor, 'Terlalu Vulgar', Si Model: Mau Ngebimbing |
![]() |
---|