Royal Family
Meghan Markle Mengaku Warna Kulit Anak Harry Dipersoalkan, Mau Bunuh Diri selama di Kerajaan Inggris
Pengakuan blak-blakan Meghan Markle jika warna kulit anak Pangeran Harry dipersoalkan, mau bunuh diri selama di Kerajaan Inggris.
Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
Kemudian selama wawancara ia hanya menambahkan bahwa "saat itu, suasana (percakapan) canggung. Saya sedikit terkejut."
Sang Duke mengatakan bahwa sesungguhnya obrolan rasial itu bukan kali pertama terjadi, tapi telah disinggung 'sejak awal'.
"Ada beberapa tanda sangat jelas sebelum kami menikah, bahkan sebelum kami menikah," ujar Pangeran Harry.
Baca juga: Keluar Penjara, Lucinta Luna Punya Kumis dan Jenggot Bikin Fans Syok, Bangkit Jadi Ratu Uniperes
Kemudian kedua adalah isu bahwa Meghan Markle berniat bunuh diri, dan tak ada satu pun di Kerajaan Inggris yang berusaha membantunya.
Bagi Meghan Markle, perasaan kesepian dan terisolasi di Kerajaan Inggris membuatnya berpikir untuk bunuh diri.
Kemudian diperparah ketika ia mengandung di bulan-bulan terakhir, ia diberitahu bahwa Archie bayi mereka tidak akan diberi gelar bangsawan.
Tidak mendapat gelar artinya tidak mendapatkan keamanan Kerajaan Inggris juga.
"Oke, dia (Archie) harus aman," ujar Meghan Markle.
Dilansir TribunJatim.com dari Kompas.com, CNN telah meminta tanggapan dari pihak Kerajaan Inggris perihal pernyataan Duke dan Duchess, tapi belum ada balasan hingga berita tersebut terbit.
Baca juga: Tragedi Maut Operasi Besarkan Kelamin, Koki Depresi Alami ini hingga Tewas Tragis, Tak Ada Respons
Diberitakan, pihak CBS menayangkan wawancara Oprah Winfrey ke Pangeran Harry dan Meghan Markle yang berdurasi dua jam ini pada Minggu (7/3/2021) waktu setempat, di Amerika Serikat (AS).
The Daily Telegraph memberitakan, pasangan yang menikah pada tahun 2018 'menjatuhkan bom yang cukup menghancurkan sebuah armada'.
"Kemungkinan, seperti yang ditakutkan banyak orang, memberi kerusakan ke keluarga kerajaan," ulas The Telegraph.
The Times menulis, "apapun yang dinanti kerajaan dari wawancara ini, jelas yang didapatkan sangat buruk".
Editor kerajaan di ITV, Chris Ship mengaku, dia sempat 'mati rasa sesaat' saat menonton wawancara tersebut.