Kisah AKBP Arief Fitrianto, Anak Petani Desa dari Jawa Tengah yang Menjadi Kapolres Gresik
AKBP Arief Fitrianto pun bercerita tentang perjalanannya menjadi orang nomor satu di Polres Gresik.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Ndaru Wijayanto
Reporter: Willy Abraham I Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Kapolres Gresik, AKBP Arief Fitrianto, pria kelahiran Pati, Jawa Tengah tampak ramah menyapa para finalis lomba baca berita PWI Gresik yang ingin melihat dari dekat Mapolres Gresik.
Alummus Akpol 2001 ini memang mudah bergaul dan gaya komunikasinya tidak kaku. Ditengah-tengah kesibukannya, Arief menemui para pemanda.
Orang nomor satu di jajaran Polres Gresik ini ternyata berasal dari kalangan keluarga sederhana. Rumahnya pun, jauh dari kota.
Hal ini disampaikannya langsung saat menjawab pertanyaan salah satu finalis bernama Irsyad Maulana. Pelajar asal SMA Negeri 1 Kebomas pun terinspirasi menekuni karir di kepolisian.
Namun, Irsyad tidak memiliki keluarga atau saudara yang berprofesi sebagai polisi.
Baca juga: Nuntun Sepeda, Bupati Gresik Geleng-geleng Kepala Lihat Jalan Rusak di Mengare, Minta Maaf ke Warga
Siswa kelas XI ini langsung bertanya di depan Kapolres Gresik, AKBP Arief Fitrianto pas di dekat stand foto Kapolres dari masa ke masa di lantai tiga Mapolres Gresik.
"Sebenarnya syarat apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi polisi ?”tanya Irsyad.
AKBP Arief Fitrianto pun bercerita tentang perjalanannya menjadi orang nomor satu di Polres Gresik.
Semua berkat semangat dan usaha dan yang paling penting restu dan doa dari para orang tua yang bisa membuatnya berdiri saat ini sebagai polisi.
Baca juga: Pemkab Ponorogo Buka Rekrutmen Guru P3K, Gaji Lebih Besar dari CPNS
Arief menceritakan, bahwa dia bukanlah berasal dari keluarga yang berada.
Rumahnya berjarak kurang lebih 15 kilometer dari pusat kota. Tinggal di desa dan dibesarkan oleh keluarga petani, tidak menyurutkan semangat belajarnya untuk membanggakan kedua orang tua.
Bapak dua anak ini terus semangat mengejar cita-cita sebagai polisi.
"Saya ini adalah anak seorang petani dengan ekonomi sederhana, justru menjadi semangat untuk membahagiakan keluarga. Aku iki anake wong ndeso. Anak petani dari Pati Jawa Tengah saja bisa seperti ini. Kalian sebagai pelajar dari Gresik punya potensi untuk lebih berprestasi. Terus semangat ya,” terangnya.
Pria berusia 41 tahun ini tidak patah arang dengan kondisi keluarganya saat itu. Dia menunjuk hamparan sawah yang berada di belakang Polres Gresik kepada para peserta.