Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hari Air Sedunia, Masih ada Warga di Gresik Tadah Air Hujan untuk Mandi

Hari air sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret. Air sudah menjadi kebutuhan dasar untuk kehidupan.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Ndaru Wijayanto
surya/willy
Warga di Perum Permata Suci 2, Kecamatan Manyar, menadah hujan untuk mandi. 

Reporter: Willy Abraham I Editor: Ndaru Wijayanto

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK – Hari air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret. Air sudah menjadi kebutuhan dasar untuk kehidupan.

Peringatan hari air di Indonesia, Presiden Indonesia Joko Widodo meresmikan Saluran Penyedia Air Minum (SPAM) Umbulan di Pasuruan.

SPAM tersebut untuk memenuhi kebutuhan air bersih di lima daerah di Jawa Timur. Yakni, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik.

Di Kabupaten Gresik, kebutuhan air bersih masih menjadi persoalan. Tidak sedikit warga mengeluhkan kualitas air di Gresik. Mulai dari air yang mampet berhari-hari, kemudian kualitas air yang keruh dan tidak layak konsumsi.

Daerah penyangga ibu kota Surabaya ini sejatinya mendapatkan air dari Umbulan, namun masih belum dinikmati semua warga Gresik.

Seperti warga di Perumahan Permata Suci, Kecamatan Manyar, distribusi air masih menjadi biang keladi, warga terpaksa membeli air tangki.

Pemukiman dekat dengan wilayah perkotaan ini tidak mudah mendapat air bersih.

Kran kamar mandi bahkan dibuka dan dibiarkan selama berjam-jam tapi tak kunjung keluar air. Ditunggu sampai dinihari kadang keluar air kadang keluar angin. Terpaksa membeli air tangki.

Kocek yang dikeluarkan tidak sedikit, ratusan ribu disisihkan untuk membeli air tangka untuk keperluan mandi, memasak dan mencuci. Salah satunya, Yudhi Anggoro, warga PPS 2 ini terpaksa membeli air tangki sudah berbulan-bulan.

“Sudah dua bulan air PDAM mati,” ucapnya, Senin (22/3/2021).

Yudhi bersama tetangganya menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan. Ember dan bak berjejer di depan teras rumahnya. Air hujan tersebut ditadahi langsung, secara bergantian dimasukkan ke dalam tandon.

Air hujan itu hanya digunakan untuk mandi saja. Untuk memasak, menggunakan air isi ulang yang dibeli di toko.

Hengki, juga memanfaatkan air hujan untuk mengisi  tandon. Langkah ini, sudah sebagai solusi terakhir untuk mendapatkan air dengan mudah.

“Buat mandi licin, mau bagaimana lagi, beli air juga Rp 40 ribu per kubik, PDAM juga tidak keluar,” kata dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved