Berita Jatim
Larangan Mudik Tak Surutkan Pemintaan Penukaran Uang Baru, BI Proyeksi Kebutuhan Jatim Rp 28,3 T
Imam Subarkah, perwakilam BI Jatim tegaskan larangan mudik Lebaran 2021 ini tidak mengurangi permintaan penukaran uang baru.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Hefty Suud
Reporter: Sri Handi Lestari | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur (BI Jatim) menyebutkan larangan mudik Lebaran 2021 ini tidak mengurangi permintaan penukaran uang baru.
Hal itu kembali ditegaskan Imam Subarkah, Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim.
Ia mengungkapkan permintaan penukaran uang baru sudah mulai ada.
Baca juga: Pencuri di Kota Malang Gondol Tanaman Hias Aglonema, Tertangkap CCTV: Pelakunnya Memakai Hijab
Baca juga: Safeea Ahmad Dipuji Jadi Mirip Bule, Tubuh Berubah, Mulan Jameela Sentil Fisik Ahmad Dhani: Ndut
"Dan adanya larangan mudik tidak memberikan efek terhadap rendahnya masyarakat untuk menukarkan uang baru saat lebaran," kata Imam, disela kegiatan Pelatihan Wartawan dengan tema Sinergi Mendukung Bangga Wisata Jawa Timur, Sabtu (17/4/2021) di Surabaya.
Lebih lanjut, Imam menyebutkan, pihaknya memberikan kebijakan, agar tidak melakukan penukaran uang secara langsung di masyarakat. Tapi menyediakan layanan penukaran melalui perbankan.
Untuk ketersediaan, BI memproyeksikan kebutuhan uang baru dengan nominal Rp 2.000 hingga Rp 20.000 senilai Rp 11,8 triliun.
Namun untuk seluruh nomimal, wilayah Jawa Timur (Jatim) diproyeksikan sebesar Rp 28,3 triliun.
Namun untuk tahun ini BI tidak menggelar penukaran uang kecil pecahan baru di masyarakat, sama seperti lebaran tahun lalu karena masih masa pandemi virus Corona ( Covid-19 ).
Baca juga: Jadwal Buka Puasa 18 April 2021: Lamongan, Banyuwangi, Jember, Tuban, Lengkap Panduan Salat Taubat
Baca juga: Boleh Olahraga Setelah Sahur? Berikut Waktu Idealnya Berolahraga Saat Sedang Jalani Ibadah Puasa
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi A Johansyah, menambahkan, larangan mudik yang dikeluarkan pemerintah untuk Lebaran pada tahun ini diyakini tidak akan terlalu berimbas negatif pada perekonomian di Jatim.
"Kami optimis ekonomi di Jatim akan tetap tumbuh pada momen perayaan hari besar keagamaan ini. Kemarin sudah kami hitung semua, bahkan terkait larangan mudik. Jadi saya rasa tidak akan menggangu ekonomi yang kini sedang tumbuh," kata Difi.
Larangan mudik juga tidak mempengaruhi sejumlah harga kebutuhan pokok secara signifikan di Jatim, karena beberapa komoditas sudah terpantau stabil, seperti saat sebelum Ramadhan.
Sebelumnya, BI Jatim memprediksi momen Lebaran tahun 2021 akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi setempat, dengan mengalami peningkatan secara umum pada triwulan II/2021 sebesar 2-3 persen karena tingginya daya beli masyarakat.
Difi mengatakan, secara umum grafik ekonomi, Jawa Timur memang masih sulit diprediksi, sebab pertumbuhannya masih tergantung pada permintaan masyarakat dan daya beli juga masih landai belum ada pergerakan signifikan.