Berita Tulungagung
Produksi Susu di Sidomulyo Tulungagung Tak Terpengaruh Antraks, Para Peternak Sudah Hidup Normal
Produksi susu di Sidomulyo Tulungagung tidak terpengaruh kabar antraks, para peternak pun kini sudah hidup normal tanpa khawatir antraks.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Sebab sapi-sapi yang mati hampir semuanya jenis pedaging, bukan sapi perah.
Harga susu pun stabil di angka Rp 5.800 per liter.
"Sebelum ada antraks Rp 5.800 (per liter), sekarang juga Rp 5.800. Jadi tidak terpengaruh," ungkap Agung.
Lanjut Agung, di dusun yang dipimpinnya, ada sekitar 500 ekor sapi.
Semua sudah divaksin untuk mencegah penularan antraks.
Agung mengakui, kehidupan para peternak berangsur normal kembali.
"Sampai sekarang masih ada posko untuk kesehatan hewan yang sewaktu-waktu bisa diakses warga," pungkas Agung.
Sebelumnya, ada 25 ekor sapi dan 3 ekor kambing yang mati beruntun di Desa Sidomulyo.
Isu pun berkembang sedang ada warga yang mempraktikkan santet.
Hingga petugas mendapati sapi yang mati terakhir dan melakukan autopsi.
Hasil uji laboratorium, sapi itu mati terindikasi karena serangan bakteri antraks.
Selain itu, ada enam orang warga yang terindikasi tertular antraks dari hewan ternak.
Baca juga: Enam Warga Tulungagung Terindikasi Tertular Antraks, Punya Gejala Sama, Diketahui dari Kematian Sapi
Mereka mengalami luka dengan ciri khas antraks, dengan bagian tengah luka menghitam dan keras seperti batu bara.
Populasi sapi di Desa Sidomulyo ada sekitar 1600 ekor, didominasi jenis sapi perah.
Desa ini juga menjadi salah satu sentra penghasil susu di Tulungagung.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/peternak-sapi-di-dusun-toro-desa-sidomulyo-kecamatan-pagerwojo-tulungagung-ilustrasi-sapi.jpg)