Berita Kota Batu
Nikmatnya Pincukan Tawon, Sajian Langka di Kota Batu Berbahan Dasar Sarang Lebah Madu, Cuma Rp7 Ribu
Ada makanan yang cukup langka namun menggugah selera makan di Kota Batu. Namanya Pincukan Tawon. Meskipun disebut tawon, namun sebenarnya sajian makan
Penulis: Benni Indo | Editor: Ndaru Wijayanto
Pincuk Tawon tidak menggunakan gula. Alasannya, sarang lebah dipakai sudah terasa manis.
Rasa manis itu berasal dari madu yang diproduksi lebah itu sendiri.
“Setelah dipincuk dengan daun pisang, lalu dikukus sekitar 30 menit. Setelah itu siap disajikan. Teksturnya berkuah, tidak pakai gula karena sarang lebah itu sendiri sudah manis dan gurih,” terangnya.

Terdapat empat tahapan metamorfosis lebah. Ketika telur menetas akan menjadi larva.
Lebah pekerja akan memberi makan larva berupa nektar, serbuk sari serta madu.
Sebagian nektar yang dikumpulkan oleh lebah pekerja disimpan sebagai madu di dalam sarang.
Pada tahap berikutnya, larva berganti menjadi pupa yang dikemudian hari akan menjadi anak lebah.
Sensasi makan Pincuk Tawon bisa ditemukan ketika menggigit larva ataupun pupa lebah yang sudah dimasak.
Seperti ada ledakan kecil ketika menggigitnya. Ada cairan yang keluar dari larva maupun pupa itu. Di situlah rasa nikmatnya bisa dirasakan.
Kuahnya yang berwarna merah terasa segar dan semakin nikmat saat dipadukan dengan nasi putih.
Nasi Putih memang bisa menjadi sajian pelengkap saat menyantap Pincuk Tawon.
Namun Pincuk Tawon juga bisa dimakan tanpa nasi. Makanan ini bisa dinikmati saat hangat ataupun sudah dingin. Sesuai selera.
Ismail Hasan (37), seorang pengunjung yang datang ke Pondok Osing mengatakan, ia baru pertama kali ini mencicipi Pincuk Tawon.
Sekali tahu rasanya, ia langsung meminta tambah porsi.
“Rasanya enak, saya tambah dua kali,” katanya.