Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Gresik

Perjuangan Warga Driyorejo Gresik, Hampir Satu Bulan Mencari Penyebab Kematian Putra Keduanya

Raut kesedihan di wajah Sujiadi (52) belum bisa terhapuskan.  Dia masih mencari penyebab kematian putra keduanya yang ditemukan tewas di Jalan Raya

Penulis: Willy Abraham | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Willy Abraham
Sujiadi (kanan) menaburkan bunga di atas aspal Jalan Raya Tenaru, Kecamatan Driyorejo, Minggu (3/10/2021). 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Raut kesedihan di wajah Sujiadi (52) belum bisa terhapuskan. 

Dia masih mencari penyebab kematian putra keduanya yang ditemukan tewas di Jalan Raya Tenaru, Driyorejo dengan luka di kepala, Minggu (12/9/2021) lalu.

Pekerjaannya sebagai montir sempat terbengkalai. Dia harus bolak balik dari rumahnya di Desa Petiken, Kecamatan Driyorejo, ke kantor Satlantas Polres Gresik untuk memberikan keterangan. Sujiadi masih yakin bahwa putranya meninggal bukan karena kecelakaan.

Sambil menahan kesedihan, dia melihat kembali kondisi jasad putranya saat terakhir kali sebelum dimakamkan. SF yang masih beranjak remaja sering membantunya bekerja mengalami luka tak wajar layaknya korban kecelakaan.

Kondisi luka di wajah dan kepala membuatnya merasa ada yang janggal dengan kematian buah hatinya itu. Apalagi saksi RN, saat berboncengan dengan korban terakhir kali tidak mengalami luka layaknya korban kecelakaan.

Unit Laka Satlantas Polres Gresik pun berencana melakukan gelar perkara terkait peristiwa tragis tersebut.

Selama hampir satu bulan ini, Sujiadi bahkan sulit tidur. Terbayang-bayang putra keduanya. Keluarga dan sanak saudara berusaha menenangkannya. Tetap saja, dia masih belum rela jika penyebab kematian anaknya belum terungkap secara terang benderang.

"Saya yakin anak saya meninggal bukan karena kecelakaan," ucapnya, Minggu (3/10/2021).

Dia bahkan mencari tahu, dengan datang ke lokasi. Menanyai beberapa orang di lokasi kejadian untuk mencari titik terang kematian korban.

Keterangan dari beberapa saksi mata yang berhasil ditemuinya. Anaknya bersama segerombolan orang tidak dikenal.

Baca juga: Seluruh Layanan di Bawah Satlantas Polres Tulungagung Wajib Gunakan Aplikasi PeduliLindungi

"Beberapa jam sebelum ditemukan tewas. Sekitar 4-6 orang mendatangi anak saya," kata dia.

Hal tersebut tentu menjadi dasar kuat, untuk menjelaskan luka yang dialami korban. Yakni, luka lebam pada kedua mata korban, luka bacok pada bagian rahang hingga kepala bagian belakang yang mengalami pendarahan hebat.

"Ini bukan kecelakaan seperti yang dilaporkan saksi ke polisi. Anak saya mengalami luka seperti ini, kecelakaan apa," tuturnya.

Yang membuatnya semakin janggal, beberapa oknum mendatanginya mengajak damai. Meminta kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Bahkan ada yang menawarkan santunan sejumlah uang untuk mencabut laporan tersebut.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved