Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

7 Hal Penting Tentang Omicron, Indonesia Deteksi 1 Kasus, Penularan Lebih Ganas dari Varian Delta?

Satu kasus virus Corona varian Omicron terjadi di Indonesia dikonfirmasi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Ketahui 7 hal terkait varian Omicron.

Editor: Hefty Suud
Shutterstock/Blue Planet Studio
ILUSTRASI - Vaksin Covid-19, beberapa hal yang perlu diketahui soal Covid-19 varian Omicron. 

TRIBUNJATIM.COM -  Satu kasus virus Corona ( Covid-19 ) varian Omicron terjadi di Indonesia, pada Kamis (16/12/2021).

Hal itu dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Satu kasus Omicron itu menginfeksi seorang petugas kebersihan yang bertugas di RS Wisma Atlet.

"Ada tiga orang pekerja kebersihan di Wisma Atlet yang pada 8 Desember lalu dites dan hasilnya positif (Covid-19). Kemudian, pada 10 Desember dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan genome sequencing," kata Budi, melansir dari Kompas.com

"Hasilnya keluar pada 15 Desember, yakni dari tiga orang yang positif tadi, satu orang dipastikan terdeteksi (terpapar) varian Omicron," lanjut dia.

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui soal Covid-19 varian Omicron.

Termasuk apakan Omicron lebih ganas dari varian Delta ?

Baca juga: Jelang Natal & Tahun Baru 2022, Bandara Juanda Perketat Keamanan, Upaya Cegah Varian Omicron

Baca juga: Sebut Virus Omicron 4 Kali Lebih Menular dari Varian Delta, Granostic Center Ajak Masyarakat Waspada

1. Berpotensi sebabkan infeksi ulang

Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan Afrika Selatan menemukan, Omicron memiliki peluang menginfeksi ulang penyintas Covid-19.

Peserta penelitian termasuk 2.796.982 orang dengan SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi laboratorium memiliki hasil tes positif setidaknya 90 hari sebelum 27 November 2021.

Ilustrasi varian baru virus Corona bernama Omicron yang muncul di Afrika Selatan baru-baru ini.
Ilustrasi varian baru virus Corona bernama Omicron yang muncul di Afrika Selatan baru-baru ini. (SHUTTERSTOCK/angellodeco via KOMPAS.com)

Studi tersebut kemudian mengidentifikasi 35.670 orang yang dianggap mengalami infeksi ulang.

"Temuan ini menunjukkan bahwa keunggulan varian Omicron setidaknya sebagian didorong oleh peningkatan kemampuannya dalam menginfeksi individu yang sebelumnya terinfeksi," kata salah satu peneliti Julliet RC Pulliam.

2. Menyebar sangat cepat

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Omicron sedang menyebar di seluruh dunia dengan tingkat kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal itu dilatarbelakangi banyaknya negara yang sudah melaporkan kasus Omicron dalam waktu singkat.

Meski sudah ada 77 negara yang mengonfirmasi temuan Omicron, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ada kemungkinan banyak negara yang belum mendeteksinya.

Tedros mengaku prihatin bahwa upaya yang dilakukan untuk membendung varian tersebut belum cukup.

Baca juga: Cara Memantau Sebaran Virus Corona Varian Baru Omicron, ini Linknya, 42 Negara Sudah Lapor

Baca juga: 21 Daerah di Jawa Timur Diperbolehkan Gelar Vaksinasi Covid-19 untuk Anak-anak Usia 6-11 Tahun

3. Tingkat keparahan

Data awal menunjukkan adanya peningkatan rawat inap di Afrika Selatan.

Namun, hal itu mungkin karena meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi, bukan spesifik akibat Omicron.

Ekspresi kegembiraan tenaga kesehatan dan pasien Covid-19 yang sembuh usai menjalani rawat inap di RSUD Ngimbang.
Ekspresi kegembiraan tenaga kesehatan dan pasien Covid-19 yang sembuh usai menjalani rawat inap di RSUD Ngimbang. (TribunJatim.com/Hanif Manshuri)

Kendati demikian, kasus kematian tidak meningkat drastis dan indikator lain seperti rata-rata lama rawat inap di rumah sakit juga tidak menunjukkan peningkatan.

Perlu diingat, semua varian Covid-19 dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan.

4. Terdeteksi PCR

WHO menyebutkan, tes PCR (Polymerase Chain Raction) masih mampu mendeteksi infeksi Covid-19 akibat Omicron.

Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah varian Omicron berdampak pada jenis tes lain, termasuk tes rapid antigen.

5. Vaksin kurang efektif tanpa dosis booster

Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan, tiga vaksin Covid-19 yang digunakan di negara itu kurang protektif terhadap varian Omicron.

Baca juga: Virus Corona Terus Bermutasi, Mengapa? ini Penjelasan Kata Ahli Patologi dan Cara Mencegahnya

Ibu hamil yang mendapatkan vaksin dari Le Minerale dan POGI cabang Jakarta
Ibu hamil yang mendapatkan vaksin dari Le Minerale dan POGI cabang Jakarta (Istimewa/TribunJatim.com)

Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti di Rumah Sakit Umum Massachusetts (MGH), Harvard, dan MIT.

Para peneliti menemukan netralisasi antibodi yang rendah hingga tidak ada terhadap varian Omicron dari sampel yang mereka kumpulkan.

Akan tetapi, sampel darah dari orang yang menerima dosis booster menunjukkan perlindungan yang lebih kuat terhadap varian Omicron.

6. Booster Pfizer dan Moderna berikan perlindungan

Dosis booster atau penguat dari vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer kemungkinan menawarkan peningkatan substansial dalam perlindungan terhadap varian Omicrin.

Hal itu diungkapakan oleh Penasihat Medis Utama Presiden Amerika Serikat Dr Anthony Fauci pada Rabu (15/12/2021).

"Pada titik ini, tidak perlu untuk booster yang sangat spesifik dan dirancang khusus untuk melawan Omicron," kata Fauci.

Hasil analisis menunjukkan bahwa ada lonjakan perlindungan setelah pemberian dosis ketiga.

Selain itu, mengindikasikan akan ada terobosan infeksi pada orang sudah divaksin lengkap, tapi belum menerima booster.

7. Apakah lebih ganas dari Delta?

Diketahui, varian Delta saat ini merupakan mutasi Covid-19 yang paling dominan di dunia.

Varian ini bahkan menyebabkan lonjakan kasus besar di banyak negara, tak terkecuali Indonesia.

Butuh sekitar dua bulan bagi varian Delta untuk diberi label VoC oleh WHO.

Sementara, Omicron telah menerima klasifikasi itu dalam waktu 72 jam setelah terdeteksi.

Kekhawatiran varian baru Omicron adalah tingginya jumlah mutasi yang mencapai 32 pada protein spike.

Sebagai perbandingan, varian Delta yang dianggap sangat menular hanya memiliki delapan mutasi.

Meski jumlah mutasi pada protein lonjakan bukanlah indikasi yang tepat tentang betapa berbahayanya varian baru, hal itu menunjukkan bahwa sistem kekebalan manusia mungkin merasa lebih sulit untuk melawan varian baru.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sudah Terdeteksi di Indonesia, Ini 7 Hal yang Perlu Diketahui soal Omicron

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved