Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Jelang Imlek, Permintaan Kim Cua di Surabaya Meningkat, Banyak Dikirim ke Jakarta hingga Bali

Jelang Tahun Baru Imlek, permintaan kim cua pada perajin di Surabaya meningkat, banyak dikirim ke Jakarta hingga Bali.

Tribun Jatim Network/Bobby Constantine
Penjual kim cua di toko perlengkapan sembahyang di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) atau Kelenteng Hong Tiek Hian Surabaya, Kamis (27/1/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Jelang Tahun Baru Imlek, permintaan kim cua kepada pengrajin di Surabaya meningkat.

Bahkan pesanan tak hanya datang dari Surabaya saja.

"Ada peningkatan sekitar 10 persen dibanding hari biasa," kata Mustofa, karyawan toko perlengkapan sembahyang di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) atau Kelenteng Hong Tiek Hian Surabaya, Kamis (27/1/2022).

Kim cua merupakan kertas emas yang digunakan sebagai upacara sembahyang pada dewa-dewi. Kim memiliki arti emas, sedangkan cua adalah kertas. Kim cua ini merupakan salah satu sarana untuk beribadah.

Kim cua ini sebagai sarana untuk menghantarkan amal dalam upacara atau sembahyang. Melalui kim cua yang dibakar, umat diajarkan untuk beramal.

Baca juga: Tradisi Ayak Abu di Klenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung, Bersih-bersih Sebelum Tahun Baru Imlek

Di toko ini, harga kim cua bervariasi. Paling murah, dijual seharga Rp 5000 untuk satu ikat berisi 20 buah kim cua.

Selain itu, toko ini juga menyediakan berbagai bentuk rangkaian kim cua. Masing-masing harga disesuaikan dengan tingkat kesulitan pembuatan dan jumlah kim cua yang digunakan dalam rangkaian.

Bentuk teratai misalnya, dihargai di kisaran Rp 60-100 ribu. Hingga ada yang berbentuk naga dengan harga mencapai Rp 1,5 juta.

"Semakin rumit pengerjaan, tentu semakin lama ya, sehingga harganya pun menyesuaikan. Apalagi, jumlah kertas yang dibutuhkan juga tentu lebih banyak," katanya.

Masing-masing bentuk memiliki filosofi berbeda. Misalnya, naga yang merupakan perpaduan dari semua binatang.

Naga memiliki tanduk seperti kambing, badan seperti ular, sisik seperti ikan, sungut seperti belalang, kumis seperti kucing, hingga cakar seperti garuda. Naga dalam kelenteng juga digambarkan memiliki mata kerbau, insang kera, badan ular, dan lain sebagainya.

Semua unsur tersebut dipadukan menjadi satu, sehingga muncul menjadi satu kekuatan multi yang absolut. Naga juga diketahui menuju bola api yang sebenarnya merupakan arti penerangan sempurna.

Begitu halnya dengan burung phoenix. Burung ini memiliki makna melambangkan kemakmuran.

Burung yang dibuat seperti merak ini memang merupakan gandengan dari naga. Phoenix juga melambangkan membangun dunia baru.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved