Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

UMKM di eks Lokalisasi Dolly Surabaya

Budhi Blak-blakan Beber Alasan Trip Edukasi Wisata Kampung Dolly Surabaya Kian Jarang Dikunjungi

Ketua Pokdarwis Kampung Wisata Dolly Surabaya, Budhi Christiadi mengatakan, perkembangan UMKM serta potensi wisata di Kampung Dolly, kian menurun.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Luhur Pambudi
POKDARWIS - Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Dolly, Budhi Christiadi yang berprofesi sebagai guru olahraga di sekolah swasta kawasan Surabaya Timur, saat ditemui TribunJatim.com, di sela jeda istirahat mengajar, Kamis (20/11/2025). Ia mengakui perkembangan UMKM serta potensi wisata di Kampung Dolly, kian menurun.  

Ringkasan Berita:
  • Perkembangan UMKM serta potensi wisata di Kampung Dolly Surabaya, kian menurun. 
  • Program unggulan yang dapat mendongkrak kunjungan wisatawan dan penjualan produk hasil UMKM warga eks Dolly, juga mulai sepi.
  • Pemkot Surabaya diharapkan selalu mendampingi pelaku UMKM dengan memberikan program giat pengembangan produk dan menyediakan market untuk berjualan.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Wisata Dolly Surabaya, Jawa Timur, Budhi Christiadi mengatakan, perkembangan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta potensi wisata di Kampung Dolly, kian menurun. 

Beberapa pelaku UMKM mulai mengalami penurunan daya beli produk buatan mereka.

Bahkan beberapa di antaranya juga terpantau sudah mulai tampak berhenti produksi. 

Tak hanya itu, program unggulan yang dapat mendongkrak kunjungan wisatawan dan penjualan produk hasil UMKM warga eks Dolly, juga mulai sepi. 

Bahkan, belakangan juga diketahui, hampir sepanjang tahun ini; 2025, sudah tidak lagi terpantau adanya kunjungan wisatawan. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun Budhi Christiadi, terdapat sekitar 30-40 pelaku UMKM yang bermunculan setelah kawasan prostitusi Dolly ditutup semenjak tahun 2014 silam. 

Puluhan pelaku UMKM tersebut tersebar di kawasan RW 06 hingga RW 12.

Menurut Budhi, UMKM di kawasan RW 12 yang paling rajin, karena terdapat pendampingan dari pihak swasta. 

"Karena ada pendampingan dari pihak luar, swasta, bukan stakeholder yang ada di pemerintah. Jadi dari Petra yang selalu menggandeng," ujar pria yang berprofesi sebagai guru olahraga di sekolah swasta kawasan Surabaya Timur itu, saat ditemui TribunJatim.com, di sela jeda istirahat mengajar, pada Kamis (20/11/2025). 

Menurut Budhi, kunci keberhasilan pengembangan pemberdayaan masyarakat eks Dolly cuma membutuhkan konsisten pendampingan yang maksimal dari stakeholder pemerintah terkait, seperti Pemkot Surabaya, kedinasan, camat hingga lurah. 

Baca juga: KUB Mampu Jaya, Usaha di Kawasan eks Dolly yang Masih Bertahan Berkat Dukungan Pemkot Surabaya

Sehingga perkembangan usaha para pelaku UMKM dapat terus terkontrol dan terkendali. Terpenting adalah membantu dalam hal produksi, branding produk, hingga pemasaran.

Manakala terdapat kendala, stakeholder terkait dapat segera melakukan pembenahan, melalui gelontoran dana bantuan, penyediaan alat, dan pelatihan keterampilan. 

"Kalau 1-2 bulan difasilitasi pendampingan, Setelah 3-4 bulan berikutnya dan seterusnya, enggak ada pendampingan, enggak ada market untuk dijual, ya kelimpungan juga," paparnya. 

"Jadi ya kembali lagi kita harus bekerja sama, warga, pemerintahan untuk bisa berjalan seiring, membangun Dolly dari bagaimana baiknya," tambahnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved