Berita Malang
Perayaan Imlek di Vihara Dewi Kwan Im Wonosari Malang Kurang Meriah Akibat Pandemi
Wabah corona yang tak kunjung usai membuat perayaan Imlek di Vihara Dewi Kwan Im, Wonosari, Kabupaten Malang berlansung sepi dan sederhana, Selasa (1/
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Wabah corona yang tak kunjung usai membuat perayaan Imlek di Vihara Dewi Kwan Im, Wonosari, Kabupaten Malang berlansung sepi dan sederhana, Selasa (1/2/2022).
Pandemi membuat kunjungan umat ke vihara yang satu komplek dengan Kraton Gunung Kawi itu menyusut drastis.
"Dampak Covid-19 jadi ibadah dilakukan dengan sangat sederhana, tadi malam prosesinya (perayaan Imlek). Pengunjung dari kalangan vihara banyak yang gak hadir," ujar Wakil Ketua Juru Kunci Kraton Gunung Kawi, Agus Arifin ketika ditemui di Vihara Dewi Kwan Im.
Agung bercerita jika perayaan Imlek di Vihara Dewi Kwan Im selalu meriah saat sebelum corona mewabah.
"Dulu kalau sebelum pandemi bedanya banyak pengunjung dan ada bakti sosial juga. Dananya dari sumbangan untuk dipergunakan umum bersama. Juga ada gelaran acara barongsai dulu," kenang pria yang jadi juru kunci secara turun temurun ini.
Baca juga: Pelaku KDRT di Malang Jalani Sidang Dakwaan, Diancam Hukuman Lima Tahun Penjara
Bahkan pengunjung dari luar Pulau Jawa rela berbondong-bondong datang langsung untuk memanjatkan doa di Vihara Dewi Kwan Im.
"Yang jelas kunjungan dari tamu-tamu jauh-jauh dari luar Jawa, seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi itu berkurang. Kalau lokal-lokal sini masih ada saja," papar pria ramah ini.
Kendati demikian, filosofi sesajian yang ada di vihara tetap mengacu pada tradisi turun temurun.
"Itu tradisi di vihara, persembahannya sajian yang tidak berasal dari hewan atau bernyawa. Seperti buah, kue keranjang dan sebagainya," jelasnya.
Baca juga: Nasib Wanita Muda asal Malang Jadi Korban Investasi Bodong di Lamongan, Uang Biaya Persalinan Amblas
Agus juga menjelaskan bahwa Komplek Kraton Gunung Kawi ini merupakan representasi dari solidaritas umat beragama.
"Vihara ada satu, tapi di sini semua unsur agama ada. Gereja, Mushola, Pura ada. Semua umat bertanggung jawab atas tempat ibadahnya masing-masing," tutup Agus
