Petani Tembakau di Malang Hanya Bisa Berlapang Dada, Hasil Panen Merosot Tajam Sebab Cuaca
Cuaca tak menentu menyebabkan hasil panen tembakau di Kabupaten Malang merosot tajam, petani hanya bisa mendapatkan 1 ton kurang
Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Samsul Arifin
Poin Penting :
- Cuaca tak menentu menyebabkan hasil panen tembakau di Kabupaten Malang merosot tajam
- Biasanya panen tembakau sampai 5 kali, kini hanya bisa mendapatkan 1 ton kurang dari biasanya 1-7 ton
- Harga tembakau kering turun menjadi Rp40–45 ribu per kilogram yang sebelumnya Rp55 ribu
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Lu'lu'ul Isnainiyah
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Hasil panen tembakau di Kabupaten Malang, Jawa Timur merosot tajam.
Hal ini disebabkan faktor cuaca yang tak menentu.
Di antaranya hal ini dirasakan oleh Sukadi, petani asal Kecamatan Donomulyo. Ia menjelaskan bahwa tanaman tembakau ini memerlukan perawatan yang berbeda dengan tanaman lain, terutama dari faktor cuaca.
"Kalau tembakau sudah kena hujan selama empat hari berturut-turut sudah pasti hancur. Ya meskipun tidak ada genangan di lahannya. Itu lah kelemahan tanam tembakau," kata pria yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Malang.
Kondisi gagal panen ia rasakan pada tahun ini. Bahkan menurutnya paling parah dibanding tahun sebelumnya.
Baca juga: 30 Persen Tembakau Belum Terpanen, APTI Bondowoso Wadul ke Dewan
Biasanya, Sukadi melakukan panen tembakau sebanyak 5 kali di lahan seluas 1 hektare mampu mendapatkan 1- 7 ton daun basah.
Namun, di tahun ini pada musim panen hasilnya justru merosot tajam. Yaitu hanya mencapai 1 ton kurang. Sebab, banyak daun yang mengalami kebusukan.
Selain mengeluh soal kegagalan panen, para petani juga mengeluhkan harga tembakau yang murah. Saat ini harga daun tembakau kering senilai Rp 40-45 ribu per kilogram.
"Dulu bisa nyampe Rp 55 ribu per kilogram. Sekarang turun ya karena faktor cuaca itu. Alasannya kaerna kualitas daun itu saat musim hujan kurang maksimal," bebernya.
Baca juga: Harga Tembakau Jombang Turun, Petani Merugi, Pemkab Sebut Masih Stabil
Sementara itu, Kepala Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Kholida Masruroh membenarkan jika porduksi tembakau di 2025 ini mengalami penurunan.
"Memang ada penurunan produksi karena musim kurang mendukung. Sampai Oktober 2025 saja baru terpanen sebanyak 50 persen. Kurang dua bulan lagi mudah-mudahan panen tembakau bisa terpenuhi," imbuh Kholida," terang Kholida.
Sebagaimana diketahui, luas tanam tembakau pada 2024 seluas 862 hektar dengan hasil produksi 7.700 ton daun basah. Saat ini pada 2025 meningkat seluas 900 hektar dengan harapan produksi mencapai 10 ribu ton daun basah.
Jumlah kecamatan yang menanam komoditas ini juga meningkat. Di 2024, sebanyak 25 kecamatan dengan 201 kelompok tani atau 1.255 petani yang menanam tembakau.
Dari bebrabagi jenis tembakau, Kabupaten Malang mayoritas membudidayakan tembakau jenis Jawa (Rejeb) yaitu dengan lahan seluasa 382 hektar, jenis tembakau Kasturi seluas 355 hektar, sera tembakau Virginia seluas 125 hektar.
panen tembakau
petani tembakau
cuaca
berita malang hari ini
TribunJatim.com
Tribun Jatim
jatim.tribunnews.com
meaningful
| Purbaya Balas Kritik Hasan Nasbi Sambil Bawa Hasil Survei, Ungkit Gaya Koboi: Atas Perintah Presiden |
|
|---|
| Semangat Sumpah Pemuda di Jombang, Bupati Warsubi: Beda Zaman Beda Tantangan |
|
|---|
| Pemangkasan TKD Tak Berdampak, Pemkab Tetap Belikan Kades se-Jombang Motor Dinas Baru: Honda PCX |
|
|---|
| Reaksi Santai Kapolres Tulungagung Dituding Mbak Suci Gembosi Kasus Galian C: Risiko Pejabat Publik |
|
|---|
| 1 Permainan Tradisional Indonesia yang Bikin Antrean Panjang di Festival Negara di Islandia |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.