Berita Lamongan
Minyak Goreng Satu Harga di Lamongan Menghilang, DPRD Langsung Gelar RDP, Minta Ada Operasi Pasar
Komisi B DPRD Kabupaten Lamongan meminta Pemkab Lamongan melalui OPD segera mengambil langkah untuk menstabilkan stok minyak goreng di pasaran.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Januar
"Kalau perlu penegak hukum kami ajak juga," tegas Ning Darwati setelah mendengar penjelasan dari distributor.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Moh. Zamroni menjelaskan bahwa latar belakang terjadinya kenaikan harga minyak goreng, disebabkan karena adanya kenaikan harga bahan mentah atau CPO.
Dia menerangkan, salah satu faktor utamanya karena ada penurunan secara drastis produksi sawit di Malaysia, yang diakibatkan oleh pekerja kebun sawit yang dipulangkan ke negaranya masing-masing karena pandemi Covid-19.
Mayoritas pekerja di kebun sawit di sana adalah orang luar. Dan saat ini dipulangkan ke negaranya masing-masing karena pandemi.
Faktor ke dua karena adanya kenaikan harga minyak nabati dan hewani. Sehingga harga minyak goreng sempat naik hingga Rp 20 ribu.
Meski begitu, Zamroni memastikan minyak goreng masih banyak ditemukan di pasaran dengan harga yang tinggi. Tetapi setelah ada kebijakan pemerintah tentang harga minyak goreng satu harga, stok minyak goreng tiba-tiba menghilang dan susah ditemukan.
Ia mendengar penjelasan dari Bulog bahwa di Jawa Timur, hanya bulog Jember dan Bulog Surabaya Barat yang masih ada stok itupun per tanggal 31 Januari kemarin, sekarang belum diketahui masih ada atau tidak.
Distributor wilayah Lamongan juga mengatakan stok minyak goreng bersubsidi kosong, yang ada hanya tinggal minyak goreng non subsidi sebanyak 350 karton. Bahkan di gudang Indomart juga mengaku mengalami kekosongan.
Zamroni berjanji akan segera melakukan operasi gabungan ke gudang-gudang bersama penegak hukum ke distributor, guna untuk menghindari terjadinya penimbunan.
"Kami juga akan melakukan operasi pasar bersama distributor dan bulog, serta melakukan koordinasi bersama agen di Lamongan, agar mendistribusikan minyak ke Lamongan lebih banyak," tegasnya.
Terkait gula, Zamroni mengatakan bahwa harga terakhir Rp 13.500 perkilo artinya sudah mengalami penurunan dari harga sebelumnya Rp 14.000 perkilo
Stok gula diperkirakan cukup untuk 3 bulan ke depan, karena pelaksanaan giling diperkirakan akhir bulan mei maka stok diperkirakan akan mengalami kekurangan.
"Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan telah merekomendasikan untuk melakukan impor gula berupa raw sugar maupun gula kristal putih," pungkasnya.
Selain Dinas Perindustrian dan Perdagangan, RDP juga dihadiri Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, asisten II bidang Perekonomian, Kepala Bagian Perekonomian, Perumda Pasar, Bulog Lamongan, distributor minyak goreng, toko modern (Alfamart dan indomart), dan pabrik gula PT. Kebun Tebu Mas (KTM).(Hanif Manshuri)
Kumpulan berita Lamongan terkini