Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ritual di Jember Membawa Maut

Pengakuan Istri Bripda Febri, Suaminya Ikut Jadi Korban Ritual Maut di Pantai Payangan karena Rayuan

Ujian berat bagi 11 keluarga korban meninggal dalam tragedi ritual berujung maut di Pantai Payangan, Jember. Ujian ini juga berlaku bagi polisi.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Tony Hermawan
Suasana rumah duka Bripda Febriyan Duwi di Desa Kaliboto, Kecamatan Jatiroto, Lumajang 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Ujian berat bagi 11 keluarga korban meninggal dalam tragedi ritual berujung maut di Pantai Payangan, Jember.

Ujian ini juga berlaku bagi polisi. Sebab, salah seorang anggota polisi dari Satuan Polres Bondowoso ikut menjadi korban.

Ia adalah Bripda Febriyan Duwi. Polisi dengan pangkat bintara ini sudah 5 tahun bergabung di Polres Bondowoso. Dua tahun terakhir ini dia tugas di Polsek Pujer.

Febri begitulah nama sapaan dia. Febri memiliki istri bernama Diana. Kisah cinta mereka tumbuh bersemi di Bondowoso.

Baca juga: Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Diperiksa Jadi Saksi dalam Kasus Dugaan Ijazah Palsu

Diana mengatakan, tahun ini suaminya punya cita-cita ingin membangun rumah di Bondowoso. Tanah sudah siap dibeli. Namun, saat akan dibangun, suaminya justru meninggal dalam tragedi ritual berujung maut.

Sebenarnya Diana tidak begitu tahu soal alasan suaminya dan puluhan orang lain melakukan ritual di bibir pantai selatan.

Dia hanya mengenal sosok Nur Hasan sebagai ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara. Setahu dia, kelompok ini sering mengadakan acara pengajian.

"Pernah beberapa kali diajak suami (Febri) ke rumah Hasan. Tapi gak ada cerita soal ritual, tahu ku Hasan ini teman suamiku yang bisa nyembuhkan orang," ujar Diana.

Awal mula Febri mengenal Hasan ketika tergabung dalam suatu kelompok pengajian. Keduanya, saat itu berstatus sama-sama murid. Kemudian, belakangan ini hubungan mereka semakin akrab. Febri sering pamit ke Diana untuk menggelar acara pengajian di rumah Hasan.

"Kalau yang malam itu memang pamitnya ke pantai sama Pak Hasan. Tapi tidak bilang kalau mau ikut ritual," ungkapnya.

Diana sekarang hanya bisa menangisi jalan cerita hidup suaminya. Seandainya dia menjadi seorang hakim, dia ingin mengadili Hasan. Dia yakin suaminya ikut dalam acara ritual karena terpengaruh bujuk rayu Hasan.

"Pantai Payangan kan jelas-jelas sudah terkenal ombaknya besar kok malah dijadikan tempat ritual. Seandainya aku tahu Mas Febri ikut ritual-ritual, ya jelas aku larang," pungkas dia.

Kumpulan berita Jember terkini

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved