Berita Surabaya
Pria di Surabaya Panjat Reklame Sambil Gendong Boneka, Berakhir dengan Air Mata Haru di Mapolsek
Pria di Surabaya panjat papan reklame sambil gendong boneka gegerkan warga, berakhir dengan air mata haru, bahagia dan sendu di kantor polisi.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
"Evakuasi jam 12-an. Kami mendapati laporan dari Command Center, Polrestabes Surabaya mendapati informasi dari warga penggunaan jalan, difoto terus dikirim," kata Kompol Esti Setija Oetami saat dihubungi TribunJatim.com, Sabtu (16/4/2022).
Pria yang berniat mengakhiri hidup itu, berinisial S (31) warga Pasuruan, yang diketahui tinggal indekos di Jalan Tubanan Lama, Tubanan, Tandes, Surabaya.
Setelah ditenangkan, S dimintai keterangan dengan dibawa ke Mapolsek Sukomanunggal.
Kompol Esti Setija Oetami mengungkapkan, ternyata S mengaku mengalami syok akut, tatkala ditinggal sang istri pergi dari rumah dengan membawa kedua anak-anaknya yang masih berusia balita, pada Sabtu (16/4/2022) pagi.
S merasa sangat bersalah karena menganggap, keputusan sang istri pergi dari rumah tanpa berpamitan dengannya yang saat itu bekerja, disebabkan karena percekcokan yang sempat terjadi dengannya pada Jumat (15/4/2022) malam.
"Makanya itu dia mulai depresi, (bawa boneka) digendong ke sana kemari, itu (keterangan) dari saksi kos-kosannya. Setelah jalan ke sana kemari, ya enggak ada yang tahu. Eh ternyata dia jalan, udah naik ke atas baliho (Jalan HR Muhammad)," jelasnya.
Untungnya, gejala halusinasi atau kondisi linglung yang dialami S, tidak berlangsung lama.
Esti mengungkapkan, setelah pihak keluarga, terutama sang istri dan kedua anaknya dijemput petugas untuk ikut mendampingi S di Mapolsek Sukomanunggal, kondisi mental S berangsur stabil.
Apalagi saat kembali bertemu anak perempuannya yang pertama, S langsung memeluk sang buah hati yang menggemaskan itu.
Air mata haru, bahagia dan sendu dari semua anggota keluarga kecil itu, tumpah di mapolsek.
"Dia setelah ketemu anaknya, dia biasa gendong anaknya, terus rangkulan dengan istrinya, ya tadi syok sesaat. Istrinya nangis lalu dirangkul, adik Istrinya nangis, dia juga nangis lalu gendong anaknya," pungkasnya.
Sementara itu, S mengaku senang dapat kembali bertemu anaknya dan sang istri.
Sejak awal bertemu keluarga kecilnya, S seperti tak ingin melepas gendongan anaknya yang berusia balita itu.
Kepada awak media, S mengaku, tidak sadar dengan perbuatannya yang terbilang nekat dan membahayakan bagi dirinya dan juga banyak orang lain sebagai pengguna jalan.
"Saya lagi gak sadar. Saat datang kerja, istri saya udah gak ada sama anak semua. Kata orang sana, pulang. Pikiran saya, apa gara gara tadi malam (cekcok), wes (sudah) pikiran langsung kosong plong cuma ingat anak doang," ujar pria yang bekerja sebagai petugas pengumpul sampah di komplek permukimannya itu.