Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Lumajang

Panik Wabah PMK Kian Menyebar, Peternak di Lumajang Pilih Jual Sapi dengan Harga Murah

Panik karena wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kian menyebar, peternak di Lumajang memilih menjual sapinya dengan harga murah.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Tony Hermawan
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak membuat para peternak di Lumajang panik. Bahkan sejumlah peternak memilih jalan pintas, menjual sapinya dengan harga murah, Kamis (12/5/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, LUMAJANG - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak membuat para peternak di Lumajang panik.

Bahkan sejumlah peternak memilih jalan pintas, menjual sapinya dengan harga murah.

Seperti yang dilakukan Ain Fitria Lestari, warga Dusun Basuki Blok Darungan Desa Nguter, Kecamatan Pasirian, Lumajang. Sapi miliknya berusia 10 tahun dengan berat 200 kuintal hanya laku Rp 12 juta. Padahal jika sehat, sapi miliknya bisa laku puluhan juta rupiah.

"Saya punya sapi 4 ekor, sakit semua, jadi yang satu sama bapak terpaksa dijual, " kata Ain, Kamis (12/5/2022).

Peternak sapi lain, Warsono juga memilih hal yang sama. Empat sapinya beberapa hari lalu mengalami keluhan sakit mulut dan kuku. Satu di antaranya bahkan tidak bisa berdiri.

Warsono pun mencoba memberikan sapinya obat-obatan. Namun, sapinya tak kunjung sehat. Karena itu, kemarin dia terpaksa menjual dua sapinya dengan harga yang cukup murah. Padahal, rencananya sapi-sapi itu akan dijual ketika mendekati momen Idul Adha.

"Dari pada mati akhirnya tak jual saja, meskipun cuma laku Rp 13 juta," ujarnya.

Diketahui, dari data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Lumajang, wabah PMK makin menyebar. Yang awalnya hanya menyebar di empat kecamatan, kini sudah menjadi 10 kecamatan. Total jumlah ternak yang terpapar sebanyak 380 ekor. Bahkan kasus kematian telah mencapai 5 ekor. 

Pantauan di lapangan, dalam beberapa hari terakhir, pemerintah berupaya memutus mata rantai penyebaran PMK dengan melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang-kandang dan pasar hewan.

Di samping itu, para peternak juga melakukan berbagai upaya, seperti memberi ramuan obat tradisional dari kunyit , air kelapa muda yang dicampur telur ayam kampung. 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Kumpulan berita seputar Lumajang

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved