Berita Lamongan
Sumur Warga Paciran Lamongan Berubah Rasa Jadi Asin Akibat Banjir Rob
Banjir rob kerap terjadi setiap tahun di kawasan pesisir Paciran Lamongan. Tak hanya sebagian daratan terdampak, sumur-sumur warga juga berubah rasany
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Banjir rob kerap terjadi setiap tahun di kawasan pesisir Paciran Lamongan. Tak hanya sebagian daratan terdampak, sumur warga juga berubah rasanya.
Biasanya banjir rob terjadi mulai sekitar pukul 13.00 WIB, meski kondisinya pasang surut.
"Air sumur milik warga rasanya juga berubah asin," kata warga Paciran, Muyasaroh, Kamis (26/5/2022).
Kalau terjadi banjir rob, sumur yang ada, baik sumur bor maupun sumur gali, airnya berubah asin.
Bahkan berdasarkan pengakuan warga setempat, pada tahun ini banjir rob hampir terjadi tiap bulan.
Seperti yang terjadi di Pantura Paciran, banjir rob sering terjadi hampir setiap bulan, air mulai menggenangi kawasan ini di siang bolong dengan ketinggian air rata-rata sekitar sebetis orang dewasa.
Baca juga: Asyik Bermain Air Banjir Rob, Seorang Anak di Gresik Tiba-tiba Menangis, Ternyata Kaki Dipatok Ular
Baca juga: Dilanda Banjir Rob, Sarana Olahraga di Tuban Porak-poranda, Gelombang Hantam Joging Track
Tak hanya menggenangi permukiman warga, ungkap Muyasaroh, banjir juga merendam fasilitas umum dan akses jalan desa setempat. Akibanya kondisi itu membuat aktifitas masyarakat di Desa Paciran terganggu.
Air di sumur-sumur milik warga yang biasanya rasanya tawar, kalau sedang diterjang banjir rob rasa airnya berubah asin.
Kondisi gelombang hingga ke bibir pantai itu membuat para nelayan sini dalam beberapa hari ini tak melaut. Mereka tidak mau menanggung resiko tinggi akibat ombak.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Tradisional Indonesia (HNTI) Lamongan, Muchlisin Amar membenarkan bahwa banjir rob memang rutin terjadi tiap tahun di kawasan pesisir Paciran Lamongan. Tak hanya semakin intens, namun juga daya rusaknya semakin meningkat.
Baca juga: Kisah Pilu Petani di Madiun Nabung Haji, Kini Pasrah Batal Berangkat Terbentur Umur: Cita-cita Saya
"Banjir rob terjadi tiap tahun dan kebetulan tahun ini terjadi pada bulan Mei, yang disebabkan oleh banyak hal. Mungkin Pemerintah bisa segera untuk mengevaluasi, karena rob ini semakin tahun semakin sering dan daya rusaknya juga terus meningkat per tahunnya," ungkap kepada Surya.co.id (Tribunjatim Network), Kamis (26/5/2022).
Muchlisin juga menyebut, setidaknya ada sekitar 100 KK atau rumah yang terimbas banjir rob yang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir ini.
Parahnya lagi, banyak nelayan setempat yang tidak melaut karena cuaca buruk tengah melanda perairan utara Lamongan.
"Yang jelas perlu ada perhatian dan bantuan dari pemerintah, baik bantuan langsung maupun tidak langsung. Juga perlu ada teroboson semacam pelatihan atau apa dari pemerintah bahwa nelayan ini perlu ada ekonomi kreatif yang bisa menopang mata pencaharian utama yakni melaut," katanya.
