Berita Ponorogo
Pedagang di Ponorogo Khawatir Harga Akan Melambung jika Subsidi Minyak Goreng Curah Dicabut: Mahal
Pedagang di Ponorogo mengaku khawatir harga akan melambung jika subsidi minyak goreng curah dicabut pemerintah: Apa-apa sudah mahal sekarang.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Per 31 Mei 2022 mendatang, pemerintah akan mencabut subsidi minyak goreng curah.
Sebagai gantinya, pemerintah akan memberlakukan kembali kewajiban pasar domestik (DMO) dan kewajiban harga domestik (DPO) pada Juni 2022.
Rencana pemerintah tersebut disayangkan berbagai kalangan. Satu di antaranya pedagang di Pasar Legi Ponorogo, Fitri Kusumaningsih (45).
Menurut Nining, sapaan akrabnya, pencabutan subsidi tersebut dikhawatirkan akan membuat harga minyak goreng curah melambung, sehingga membebani biaya hidup masyarakat.
Terlebih saat ini, sejumlah komoditas juga mengalami kenaikan harga yang signifikan, mulai dari cabai rawit, bawang merah, hingga tomat.
"Kasihan kalau (subsidi minyak goreng) dihapus, khusunya kaki lima dan gorengan. Apa-apa sudah mahal sekarang," kata Nining, Sabtu (28/5/2022).
Nining sendiri mengaku sudah mendapatkan kabar terkait rencana pencabutan subsidi minyak goreng curah tersebut, baik dari kabar di media massa maupun dari sales minyak goreng.
Menurut Nining, sebaiknya pemerintah membatalkan rencana pencabutan subsidi minyak goreng tersebut,, mengingat harga minyak goreng curah sudah mulai stabil sesuai harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp 14 ribu per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
Apalagi minyak goreng ini juga menjadi kebutuhan pokok bagi para pelaku UMKM dan warung kaki lima.
"Setiap (minyak goreng curah) datang langsung habis. Padahal mereka mengatakan malas kalau harus beli menggunakan KTP seperti sekarang," ucap Nining.
"Itu pun, setiap KTP hanya dibatasi maksimal beli 2 liter," lanjutnya
Lebih lanjut, Nining memprediksi jika memang harga minyak goreng curah melambung setelah subsidi dicabut, maka tidak mungkin masyarakat akan pindah ke minyak goreng kemasan.
"Minyak goreng kemasan paling murah Fortune sekarang Rp 22 ribu, kalau yang kemasan bantal itu lebih murah lagi. Selama ini pelaku UMKM ambil minyak goreng curah karena selisih harganya banyak," jelas Nining.
Namun jika selisih harganya tipis, maka UMKM akan lebih memilih minyak goreng kemasan, karena punya kualitas yang lebih bagus.
"Barangnya beda. Curah itu ambil pagi sorenya sudah mengental dan cloudy. Kalau kemasan dibuat beberapa kali penggorengan masih bagus," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kumpulan berita seputar Ponorogo