Berita Lamongan
Upaya Menuju Zero Stunting, Lamongan Kerahkan 1.038 Tim Pendamping Keluarga dengan Ribuan Anggota
Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
Namun itu bisa dicegah melalui upaya secara holistic, integratif dan berkualitas melalui sinergi koordinasi dan kerjasama semua sektor baik kesehatan maupun non kesehatan.
Pemahaman itulah yang membuat Lamongan optimis menuju zero stunting. Sebagai bentuk komitmen, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi menandainya dengan melaunching Lamongan Menuju Zero Stunting di Aula Pertemuan Gajah Mada Lantai 7 Pemkab Lamongan, Selasa (31/5/2022),
Diungkapkan Yuhronur, dari hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan prevelensi stunting di Kabupaten Lamongan pada tahun 2021 di angka 20,5 persen dan ditargetkan pencapaian kasus stunting turun di bawah 14 persen di tahun 2024.
Untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya terus dikebut Pemkab Lamongan sebagai bentuk keteguhan dalam komitmennya menurunkan stunting hingga tercapai zero stunting.
“Ini merupakan sebuah momen penting untuk meneguhkan komitmen kita bersama untuk menurunkan stunting bahkan menuju zero stunting," tandasnya.
Baca juga: Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek Gelar Demo Memasak Makanan Bergizi untuk Cegah Stunting
Inilah wujud dari sebuah kolaborasi penanganan stunting yang tidak bisa ditangani satu sektor atau dinas saja tapi dilakukan bersama sama secara kolaboratif.
Sebagai implementasi dalam percepatan penurunan stunting, masih menurut Yuhronur, Pemkab Lamongan melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) telah membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak 1.038 tim dengan jumlah anggota sebanyak 3.108 orang.
Di mana anggotanya terdiri dari tenaga kesehatan, kader PKK dan kader KB yang siap melakukan pendampingan kepada calon pengantin (catin), ibu hamil dan ibu yang memiliki anak baduta (Usia 0-23 bulan) agar percepatan penurunan stunting berjalan efektif dan tepat sasaran.
Yang lebih penting, dari ibu-ibu penggerak TPK lebih peka lagi khususnya ketika ada catin, juga ibu-ibu hamil, termasuk anak-anak yang baru lahir. Karena kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Senada dengan Bupati Yes, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Lamongan, Wabup Abdul Rouf mengatakan, dengan adanya pendampingan kepada calon pengantin akan di ketahui kondisi kesehatan calon pengantin.
Dan diharapkan calon pengantin siap untuk melaksanakan pernikahan, sehingga ketika hamil akan melahirkan anak yang sehat dan tidak terkena stunting.
Untuk itu, Rouf mengajak para calon pengantin mendaftarkan diri ke KUA 3 bulan sebelum nikah, mengunduh aplikasi di Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL).
“Didalam aplikasi ELSIMIL akan di ketahui kondisi calon pengantin, seperti usia, tinggi dan berat badan, ukuran lingkar lengan atas (LILA), anemia atau kadar HB dalam darah,” ungkapnya.
Kegiatan ini dibarengi dengan pengukuhan duta penurunan stunting oleh Ketua Genre Kabupaten Anis Kartika Yuhronur Efendi serta penandatanganan komitmen bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), tokoh agama, tokoh masyarakat dan mitra kerja lainnya dalam upaya penurunan stunting di Lamongan.