Berita Tuban
Sibuknya Kampung Tusuk Sate di Tuban Jelang Idul Adha, Pesanan Meningkat, Untung Tak Seberapa
Kampung tusuk sate yang ada di Kabupaten Tuban, persisnya di RT 03/RW 07, Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban, kian sibuk jelang Hari Raya Idul Adha.
Penulis: M Sudarsono | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mochamad Sudarsono
TRIBUNJATIM.COM, TUBAN - Kampung tusuk sate yang ada di Kabupaten Tuban, persisnya di RT 03/RW 07, Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban, kian sibuk jelang Hari Raya Idul Adha.
Puluhan warga yang berada di jalan gang semangka, bergelut membuat tusuk sate secara manual setiap harinya.
"Ada sekitar 30 kartu keluarga (KK) yang membuat tusuk sate," kata Sri Rejeki (39), pembuat tusuk sate saat ditemui di rumahnya, Jumat (8/7/2022).
Sambil menata tusuk sate untuk diikat, ibu satu anak itu menyatakan, sebenarnya warga sini sudah lama membuat tusuk sate.
Bahkan tak hanya untuk sate saja, tapi untuk tusuk ikan panggang yang ukurannya lebih besar pun juga dibuat.
Untuk saat ini momentum hari raya idul adha 1443 H atau kurban, orderan meningkat jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.
Baca juga: Cerita Pandai Besi di Blitar Kecipratan Berkah Idul Adha, Pesanan Pisau Melejit Berkal-kali Lipat
Jika hari biasa hanya mampu menjual 50 ikat tusuk sate, maka kini bisa menjual 100 ikat.
"Meningkat 50 persen untuk penjualan, dari pada hari biasa. Ya karena mau kurban, jadi banyak yang butuh tusuk sate," ujarnya.
Ia menambahkan, satu ikat yang jumlahnya 70 tusuk, dijualnya seharga Rp 1000 dibeli tengkulak.
Untuk yang beli ada yang dari Kecamatan Palang, Jenu, termasuk dari kota sendiri.
Nantinya mereka mau jual berapa itu sudah menjadi urusan masing-masing.
Disinggung dengan hasil yang didapat, anak semata wayang dari Sumarni (60) itu menyatakan tak sebanding.
Baca juga: Daftar Resep Olahan Daging Kurban Idul Adha 2022, Cocok Dinikmati Bareng Keluarga, Cara Bikin Mudah
Sebab, ia membeli bambu utuh seharga Rp 25 ribu yang bisa menjadi 40 ikat.
Selisih Rp 15 ribu tidak bisa dianggap untung, karena ada tenaga yang mengerjakan, mulai memotong dan membelah bambu hingga membentuk tusuk runcing, kemudian dijemur agar tidak menjamur.