Berita Probolinggo
Drama Razia PSK Probolinggo, Muncikari Ketemu di WC Warga hingga Curhat PSK Cari Pelarian Kenikmatan
Inilah drama razia PSK di Probolinggo, cerita penangkapan PSK yang mencari pelarian hingga muncikari dipergoki di WC.
Penulis: Ignatia | Editor: Sudarma Adi
Sehingga selain mendapat cuan, mereka juga merasakan puncak kenikmatan.
PSK itu berinisial AUW (49) warga Situbondo. Dia mengaku pernah melayani pria hidung belang yang masih berusia 20 tahun.
Baginya melayani pelanggan yang masih muda bisa meningkatkan hasrat.
"Untung-untungan mendapatkan pelanggan berondong. Karena jarang sekali mereka datang. Saya pernah juga melayani kakek-kakek berusia 60 tahun lebih. Giginya sudah ompong. Tapi tetap saya layani demi mendapat cuan," katanya.
Baca juga: Seusai Jepretan Foto Terakhir Bareng Temannya, Remaja Probolinggo Bernasib Tragis, Sempat Teriak

AUW tak memasang tarif dalam pelayanannya. Terkadang dia mendapat Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu sekali main.
Paling banyak, dia melayani enam pria hidung belang dalam sehari. Dia pun pernah merasakan tak dapat pelanggan.
"Saya terpaksa menjajakan diri karena terhimpit ekonomi. Saya jadi tulang punggung keluarga usai bercerai dengan suami. Semua hasil dari pekerjaan ini untuk keluarga," terangnya.
Dia mulai bekerja dari pukul 09.00-21.00 WIB dan mangkal di lokasi prostitusi wilayah Desa Sepuhgembol, Wonokerto, Kabupaten Probolinggo.
AUW sudah menjadi PSK sejak dua tahun lalu. "Ini kedua kalinya saya diamankan Satpol PP. Saya kapok. Mau buka usaha saja dan berupaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi," terangnya.
Baca juga: Razia di Dua Warung Esek-esek di Probolinggo, Petugas Amankan 8 PSK dan 2 Pria Hidung Belang
PSK lain, ID (29) warga Sampang lebih apes. Baru dua hari terjun di dunia prostitusi dia diamankan Satpol PP. Dia mangkal di lokasisasi di wilayah Desa Lumbang, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo.
Serupa dengan AUW, ID dibayar pria hidung belang dari Rp 70 ribu-Rp 100 ribu sekali main. Dari hasil yang didapat dipotong Rp 20 ribu untuk biaya sewa kamar.
"Saya jadi PSK baru dua hari. Hal itu disebabkan karena saya stres, rumah tangga saya dirundung masalah. Prostitusi jadi jalan pelarian. Tapi saya menyesal dan ingin berhenti," urainya. (Danendra Kusuma/TribunJatim.com)
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Berita seputar Berita Probolinggo lainnya