Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Arema vs Persebaya

Kejanggalan Rekam Medis Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan, TGA Usut Bukti soal Akibat Gas Air Mata

Tim Hukum Gabungan Aremania menemukan kejanggalan pada rekam medis salah satu korban selamat Tragedi Kanjuruhan.

TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN
Bentangan beberapa spanduk Usut Tuntas tragedi Kanjuruhan terpasang di Posko Tim Gabungan Aremania, Gedung KNPI Kota Malang, Jalan Kawi, Kecamatan Klojen, Kota Malang. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Tim Hukum Gabungan Aremania menemukan kejanggalan pada rekam medis salah satu korban selamat Tragedi Kanjuruhan Malang.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh anggota Tim Hukum Gabungan Aremania, Anjar Nawan Yusky saat ditemui TribunJatim.com di posko Tim Gabungan Aremania (TGA).

"Jadi, rekam medis itu kami dapatkan dari salah satu korban selamat asal Kota Malang yang mengadu ke posko TGA. Korban yang selamat itu mengalami kondisi mata merah," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (16/10/2022).

Dari rekam medis itu, diketahui hasil pemeriksaan dokter dari salah satu rumah sakit di Malang mengatakan kondisi mata merah disebabkan pengaruh terinjak-injak.

"Namun saat kami meminta keterangan, korban ini mengaku tidak pernah terinjak-terinjak di area bagian wajah dan mata," tambahnya.

Setelah itu, ia mengajak korban melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis sebagai pembanding.

Baca juga: Alasan Tragedi Kanjuruhan Bukan Kerusuhan? KontraS: Sejak Awal Dipersenjatai, Fakta Komando Dikuak

Baca juga: Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, Aremania Bakal Aksi Turun ke Jalan, Titik Kumpul di Stadion Gajayana

Hasilnya, dinyatakan mata merah yang diderita korban karena terjadi pecah pembuluh darah dan dapat dimungkinkan terjadinya kebutaan.

Namun, dokter spesialis itu belum bisa menyatakan apakah mata merah disebabkan karena pengaruh paparan gas air mata atau tidak.

"Untuk pemeriksaan lebih spesifik, perlu dilakukan pemeriksaan kornea mata. Dan ada kemungkinan cacat permanen atau kebutaan. Dijelaskan oleh dokter, iritasi mata yang dialami bisa menjadi cacat permanen," ungkapnya.

Dengan adanya kejanggalan tersebut, maka Tim Hukum Gabungan Aremania berencana untuk memeriksa dan meminta rekam medis dari korban selamat Tragedi Kanjuruhan yang mengalami sakit maupun luka-luka.

Hal itu dilakukan, guna membuktikan ada suatu ciri luka atau sakit yang dialami korban diakibatkan terpapar gas air mata.

"Rencana upayakan ambil sekitar lima hingga sepuluh sampling rekam medis korban Tragedi Kanjuruhan yang mengalami luka-luka maupun sakit. Kalau nanti ada kondisi atau gejala yang sama, bisa membuktikan awal (akibat terpapar gas air mata)," pungkasnya.

Baca juga: Mahfud MD Bongkar Isi CCTV Tragedi Kanjuruhan: Lebih Mengerikan, Beda Jauh dari Medsos Atau TV

Curhat Korban Tragedi Kanjuruhan

Kegiatan tim Posko Pelayanan Psikologi UMM melakukan kunjungan atau home visit pada penyitas Tragedi Kanjuruhan Malang untuk melakukan trauma healing .

Sampai saat ini sudah mengunjungi 27 penyitas di Kabupaten Malang dan Kota Malang.

"Sebanyak 26 orang dari Kabupaten Malang dan satu orang dari Kota Malang," jelas M Salis Yuniardi PhD, Dekan Fakultas Psikologi UMM pada suryamalang.com, Selasa (11/10/2022).

Sasaran kunjungan itu berdasarkan data atau laporan yang masuk dan kemudian pihaknya mengirim tim.

"Boleh dibilang penyintas menunjukkan gejala-gejala PTSD (Post Traumatic Stress Disorder) dengan ciri utama dihantui bayangan peristiwa Kanjuruhan yang mengganggu fungsi keseharian seperti makan, tidur, kerja/sekolah," kata dia.

Selain itu juga terjadi perubahan perilaku seperti murung dan terus menangis atau tiba-tiba menangis tanpa sebab.

Sedang bagi keluarga yang anggotanya keluarganya meninggal, secara umum masih berada pada fase tidak percaya (denial) dan marah, belum sampai tahap menerima (accept). 

Salah satu penyitas pada TribunJatim.com mengatakan, keluarganya juga ada dendam pada aparat.

Ia sendiri mengalami pukulan dari aparat meski sudah mamakai baju relawan medis yang tulisannya sudah jelas.

"Ya memang ada dendamnya. Jadi saya ya berusaha mengatasi masalah saya juga keluarga," kata dia. 

Sejauh ini yang datang ke posko pelayanan di UMM ada satu orang yang melaksanakan konsultasi hotline.

Tiga orang datang ke posko dan kunjungan ke 27 rumah penyitas.

"Hari ini teman-teman relawan UMM turun ke tujuh titik," kata pria berkacamata ini.

Sedang sebagai Ketua HIMPSI Malang di mana organisasinya bekerjasama dengan DP3A Kabupaten Malang, layanan psikologinya sudah menjangkau ke 61 penyitas.

Sebanyak 14 orang memanfaatkan layanan hotline ada 14 orang dan yang datang ke posko ada tiga orang. 

Kondisi Terkini Korban

Tragedi Stadion Kanjuruhan membawa duka bagi para Aremania. Selain korban meninggal, juga terdapat ratusan korban luka-luka.

Selain mengalami luka-luka, korban tragedi Kanjuruhan yang selamat juga mengalami trauma.

Melihat hal tersebut, Polresta Malang Kota menerjunkan tim Satgas Malang Raya Trauma Healing (Sama Ramah) dan mendatangi para korban tragedi Kanjuruhan tersebut.

Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Eko Novianto mengatakan, ada lima korban yang didatangi oleh tim Sama Ramah.

"Jadi, kami datangi lima korban itu di kediamannya. Para korban yang didatangi itu adalah Mohamad Sodikin (47), warga Kelurahan Polehan, Ifani Ferdiyansyah (21), warga Kelurahan Tulusrejo, Anisa Khotija dan Febiola Rohmawati (17), warga Kelurahan Bumiayu, serta Sefian Putra (19) warga Kecamatan Sukun," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (12/10/2022).

Dirinya menjelaskan, kelima korban tragedi Kanjuruhan itu mengalami trauma psikis. Seperti keluhan susah tidur dan terbayang-bayang kondisi saat tragedi berlangsung.

"Oleh karena itu, kami datang untuk memberikan terapi trauma healing," tambahnya.

Pria yang akrab disapa Eko ini juga menerangkan, saat trauma healing diberikan, para korban merasa jauh lebih tenang dan lebih baik daripada sebelumnya.

"Selama trauma healing diberikan, para korban merasa jauh lebih tenang daripada sebelumnya. Selanjutnya, kami akan terus melakukan pemantauan kepada kelima korban ini dan juga akan menjalani pemeriksaan medis," tandasnya.

Penyebab Kematian

Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Timur, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim menyatakan, penyebab 132 orang tewas dalam tragedi Kanjuruhan Malang akibat gejala asfiksia.

"Terkait hal tersebut, kami hanya bisa menjelaskan dari korban yang ditangani fasilitas pemerintah, yang dilaksanakan pemeriksaan luar oleh dokter forensik gabungan. Kebanyakan (korban) muncul gejala-gejala asfiksia. Terus sebagian besar tidak ada trauma," beber Erwin Zainul Hakim ketika ditemui di Dinkes Kabupaten Malang, Kamis (13/10/2022).

Dilansir dari Alodokter, Asfiksia adalah suatu kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh berkurang.

Penyebab asfiksia bermacam-macam, mulai dari tersedak, paparan bahan kimia atau asap, hingga memiliki penyakit tertentu. Kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, bahkan kematian.

"Detailnya bisa ditanyakan rumah sakit masing-masing. Namun yang (meninggal dunia) di nonfaskes kami tidak ada data informasinya," imbuh Erwin.

Sementara itu, tim Dokkes Polda Jawa Timur akan melakukan autopsi kepada 2 jasad korban tragedi Kanjuruhan. Autopsi rencananya akan digelar pada pekan depan.

"Kami mendapat informasi ada 2 keluarga yang bersedia dilakukan autopsi. Pelaksanaannya dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh persatuan dokter forensik. Autopsinya kita sebut eksomasi. Kami masih kroscek dulu dengan keluarga apakah berkenan dilakukan autopsi," ungkap Erwin.

Menurut Erwin, penggalian fakta empiris mengenai penyebab kematian seseorang tidak hanya dilakukan dengan autopsi. Namun bisa dengan cara lain.

"Kalau pendapat kami yang kemarin terakhir meninggal atas nama Helen, penyebab kematiannya bisa dilihat dari rekam medis dan MRI, CT Scan itu bisa dilihat sebagai penyebab kematian," tutur Erwin.

Erwin menyatakan, keperluan autopsi bagi korban lain akan disesuaikan dengan permintaan pemimpin.

"Tentunya kami hanya menerima dari perintah pimpinan," tuturnya.

Erwin menegaskan, kepolisian telah memberikan bantuan penaganan medis kepada para korban.

"Kami selain kaitannya dengan penyelidikan, juga telah melakukan trauma healing dan pengobatan. Dan kami berikan Kartu Bhayangkara Prioritas, sehingga bisa berobat di Rumah Sakit Bhayangkara," paparnya.

Sebelumnya, terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.

Akibat kerusuhan itu, hingga Selasa (11/10/2022), 132 orang meninggal dunia. Korban berasal dari suporter Aremania dan anggota kepolisian.

Sementara ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.

Berita tragedi Arema vs Persebaya lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved