adv
Nelayan Kedung Cowek Butuh Tempat Jemur Ikan, Laila Mufidah: Jangan Ditunda untuk Mata Pencaharian
Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah mendesak Pemkot realisasikan tempat khusus penjemuran ikan bagi masyarakat nelayan.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya segera merealisasikan tempat khusus penjemuran ikan bagi masyarakat nelayan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak Surabaya.
Hal ini tidak saja demi kenyamanan kampung dan jalan raya Cumpat, Kedung Cowek.
Tapi dengan adanya tempat khusus penjemuran ikan yang representatif akan meningkatkan kesejahteraan warga nelayan.
"Tidak saja bau amis di sepanjang Jalan Cumpat akan lenyap, namun pendapatan nelayan bisa berkali lipat," kata Laila, Rabu (19/10/2022).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meninjau dan mengecek langsung jalan raya Cumpat.
Jalan ini hanya berjarak sekitar 500 meter dari destinasi wisata Taman Suroboyo yang terkenal dengan patung raksasa setinggi 25 meter Suro dan Boyo.
Baca juga: Penerbangan Internasional di Bandara Juanda Makin Lengkap, Terbaru: Surabaya-Malaysia Pakai Lion Air
Baca juga: Manggung di Surabaya, MLTR Bawakan 20 Lagu di Surabaya, Promotor Sebut Tiket Nyaris Habis
Di jalan beraspal itu setiap hari selalu dipenuhi tempat sesek (anyaman bambu) untuk menjemur ikan.
Saat melintas di sepanjang Jalan Cumpat, bau amis cukup menyengat.
Tidak hanya itu, estetika kampung wisata dekat Taman Suroboyo dan Sentra Ikan Bulak (SIB) juga terganggu.
Di setiap tepi jalan dijadikan tempat penjemuran ikan.
Bau makin amis saat musim hujan tiba, karena ikan tidak segera kering.
Sejak adanya Taman Suroboyo, warga Kedung Cowek tak lagi ada tempat terpusat untuk penjemuran ikan.
Ketua RT 01/RW 02 Kedung Cowek, Rosidah mengaku warga kesulitan mencari tempat menjemur ikan.
Warga sudah menjadikan pengeringan ikan sebagai mata pencaharian yang menjanjikan.
Hasil tangkapan ikan kalau dijual dalam bentuk ikan segar atau basah harganya standar.
Baca juga: Malang dan Surabaya Jadi Tuan Rumah Turnamen Bola Basket 3x3 Livin Mandiri Indonesia Seri Jatim
Tapi kalau dijual kering bisa berkali lipat harganya.
Banyak jenis ikan yang dikeringkan nelayan.
Di antaranya ikan asin gulama atau ikan kapal batu.
Ada juga ikan teri bulu mentok dan udang rebon.
Jika harga ikan basah di kisaran Rp 8.000 per kg, kalau kering bisa mencapai Rp 70.000 per kg.
Bahkan udang rebon bisa menembus Rp 100.000/kg.
"Warga kami bersemangat karena hasilnya nyata. Kesejahteraan meningkat kalau ikan dijemur. Tidak susah-susah menjual karena sudah banyak agen mendatangi nelayan membeli ikan kering," jelas Rosidah.
Baca juga: Kabar Baik, Ribuan Driver Ojol di Surabaya akan Terima BLT BBM, Wali Kota: Pekan Depan
Impian Terbesar Nelayan
Warga nelayan Kedung Cowek saat ini memang mendambakan tempat penjemuran ikan yang representatif.
Ada rencana dari Pemkot Surabaya akan membangunkan tempat jemuran itu di tepi pantai Bulak hingga Kenjeran.
Tapi hingga saat ini belum juga terealisasi.
Laila Mufidah yang menemui nelayan merasakan betapa mendesaknya fasilitas penjemuran ikan itu.
"Demi mensejahterakan warga nelayan, ini tidak bisa ditunda lagi. Harus disegerakan dan dieksekusi fasilitas jemuran ikan itu," tandas Laila.
Setiap kali turun ke warga nelayan Kedung Cowek saat reses maupun kunjungan lain, tempat penjemuran ikan menjadi impian terbesar warga nelayan.
Baca juga: Banjir Masih Jadi Problem Utama Kota Surabaya, Tercatat Ada 117 Titik Rawan Banjir
Ketua RT 01/RW 02 Kedung Cowek, Rosidah bahkan mengaku kecewa saat Pemkot Surabaya terus membangun dan mempercantik Sentra Ikan Bulak (SIB).
Sebuah sentra ikan dengan dua lantai.
Lantai bawah stan tempat penjual ikan.
Lantai dua kuliner dan cafe yang dibuat megah.
Tapi sampai saat ini, SIB sepi pengunjung.
"Ada baiknya menyisihkan anggaran untuk pembuatan tempat jemuran ikan warga. Daripada untuk membangun bangunan megah SIB tapi belum juga ramai," kata Rosidah.
Mendengar pengakuan tersebut, Laila bisa memahaminya.
Ketua Perempuan Bangsa Surabaya ini meminta Pemkot untuk melihat skala prioritas dan kebermanfaatan bagi warga lagi ada tempat terpusat untuk penjemuran ikan.
Ketua RT 01/RW 02 Kedung Cowek, Rosidah mengaku.
"Wajar kalau warga iri. SIB dibangun belum juga ramai, tapi giliran tempat jemuran ikan terlupakan," katanya.
Begitu ada rencana pembuatan tempat jemuran ikan di tepi pantai, Laila mendesak Pemkot untuk tidak lagi menundanya.
Terutama untuk warga Kedung Cowek.
Atau setidaknya melakukan inventarisasi semua aset yang ada di Kedung Cowek dan sekitarnya.
Laila meminta agar Pemkot memaksimalkan aset yang ada untuk diberdayakan demi kebermanfaatan dan kesejahteraan warga nelayan.
"Kami yakin Pemkot Surabaya sudah tahu bagaimana mengatasi problem warga nelayan. Namun yang mendesak saat ini memang jemuran ikan. Kelihatanya sepele tapi fasilitas ini sangat bermanfaat," katanya.
Berita Surabaya lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com