Tragedi Arema vs Persebaya
'Sepurane Nak', Tangis Ayah Lihat 2 Putrinya Korban Tragedi Kanjuruhan Diautopsi, Hasilnya Kapan?
Tangis Devi Athok jasad 2 putrinya diautopsi terkait tragedi Kanjuruhan: aepurane, Nak. Kapan hasil keluar?
TRIBUNJATIM.COM - Tangis mewarnai prosesi autopsi korban tragedi Kanjuruhan.
Devi Athok, tak kuasa menahan air mata ketika dua putrinya, Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13) dikeluarkan dari makam untuk diautopsi.
Saat jasad putrinya akan diautopsi di TPU Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, ia begitu emosional.
"Sepurane, Nak (mohon maaf, Nak)," teriaknya seraya dibopong keluar.
Ia pun berharap penyebab ratusan orang dan putrinya meninggal dunia dalam tragedi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) dapat terungkap kebenarannya.
Lantas kapan hasil autopsi korban tragedi Kanjuruhan bisa diketahui?
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Devi Athok menangis histeris saat dua jenazah putrinya diautopsi terkait tragedi Kanjuruhan.
Sanak saudara dan kawan Aremania yang hadir berupaya menenangkan pria berusia 48 tahun tersebut.
Namun, duka yang mendalam membuatnya terus menangis histeris.
"Anakku mati diracun yah…," teriaknya mulai kehilangan kesadaran di tengah kerumunan.
Dengan tubuh yang semakin lemas, ia kemudian dibopong keluar dari kerumunan dan diistirahatkan di ambulans yang terletak 50 meter dari lokasi autopsi.
Baca juga: Cerita Peziarah di Stadion Kanjuruhan, Kenang Teman yang Jadi Korban: Kami Biasa Lewat Sini
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Sisakan Trauma Buat Cahayu Nur Dewata, Sering Teriak Minta Tolong di Kamar
Setelah beberapa saat Devi Athok sadarkan diri, kondisinya lebih tenang tetapi wajahnya tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang sangat mendalam.
Kemudian, ia kembali mendekat ke lokasi autopsi, tetapi tidak masuk ke dalam tenda lagi.
Matanya menerawang jauh melihat tenda autopsi yang ditutup kain berwarna biru.
Air matanya masih terus mengalir membasahi baju yang dikenakan.
Ia berharap autopsi ini bisa membuka benang merah untuk mencari keadilan kedua putrinya dan 133 korban jiwa tragedi Kanjuruhan lainnya.
Baca juga: Suasana Area Makam 2 Korban Tragedi Kanjuruhan Jelang Autopsi, Juru Kunci: Sering Didatangi Petugas

"Saya ingin kejujuran, keterbukaan, keadilan untuk kedua anak saya Natasha dan Nabila. Mereka dibantai, diracun, mereka menghitam, bibir Natasha keluar darah, Lala mulutnya keluar busa," kata Devi Athok.
"Badannya tidak ada bekas terinjak-injak, tetapi ininya (menunjuk mulut) keluar darah, kasihan," ucapnya.
"Jangan dibohongi lagi, ini memang karena gas air mata," katanya.
Sementara itu, Ketua Harian Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional) Benny Josua Mamoto yang ikut datang di lokasi mengatakan, sejauh ini proses autopsi berjalan dengan transparan.
Pihaknya selaku pengawas eksternal Polri juga akan terus melakukan pemantauan di lokasi dan proses penyidikan selanjutnya. Meskipun demikian, hasil otopsi membutuhkan waktu cukup lama sampai keluar.
Baca juga: Arti Kata Ekshumasi Menurut Ahli Forensik UB, Istilah Terkait Kematian Korban Tragedi Kanjuruhan
Kapan Hasil Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan Bisa Diketahui?
Tim Dokter Forensik Autopsi Tragedi Stadion Kanjuruhan menyebut hasil autopsi korban bisa diketahui dalam estimasi waktu 8 pekan.
Ketua Tim Dokter Dokter Forensik Otopsi Tragedi Kanjuruhan, dr Nabil Bahasuan mengatakan durasi pengumuman hasil tergantung pada proses pemeriksaan jasad.
"Paling lama 8 pekan, namun bisa lebih cepat. Tergantung pada proses pemeriksaan. Tidak ada yang pasti dalam kedokteran," beber Nabil.

Nabil tak menampik jika proses ekshumasi makam korban memakan waktu cukup lama. Butuh waktu 7 jam lebih bagi tim dokter untuk merampungkan proses ekshumasi.
"Proses pembusukan seperti saja pada kedua jenazah," terangnya.
Nabil enggan membeberkan detail pengambilan organ untuk pemeriksaan autopsi lantaran alasan etika medis.
"Itu semua rahasia kedokteran, tidak semua diketahui oleh media. Akan saja jawab melalui laporan (resmi)" paparnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com
Berita tentang tragedi Kanjuruhan lainnya