Berita Malang
Pulang ke Rumah, Terduga Pelaku Pencabulan Jadi Bulan-bulanan Warga Malang, Kini Dilarikan ke RS
Peristiwa pengeroyokan dialami KA, warga Pasuruan yang tinggal di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang pada Selasa (8/10/2022).
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, M Erwin Wicaksono
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Peristiwa pengeroyokan dialami KA, warga Pasuruan yang tinggal di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang pada Selasa (8/10/2022).
Pengeroyokan diduga dipicu oleh perbuatan KA yang telah mencabuli anak tirinya berinisial G yang masih di bawah umur.
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Donny Kristian Baralangi menjelaskan peristiwa pencabulan tersebut awalnya dilaporkan oleh nenek korban pada Oktober 2022. Semenjak dilaporkan, pelaku jarang pulang.
"Terduga pelaku pulang ke rumahnya, yang juga rumah korban. Saat pulang ke rumah langsung dipukuli oleh warga setempat. KA kemudian mengalami luka berat dan harus menjalani perawatan medis di Puskesmas Pakis," ujar Donny ketika dikonfirmasi pada Rabu (9/11/2022).
Setelah polisi mendapat laporan, polisi melayangkan surat pemanggilan kepada pelaku sebagai saksi, tapi pelaku tak pernah mengindahkan panggilan petugas. Saat dihubungi petugas melalui sambungan telepon juga tidak ada respon.
Baca juga: Puluhan Warga Tuntut Mundur soal Dugaan Pencabulan, Kades Bakalanpule Lamongan Menghilang
Saat penyelidikan berlangsung, polisi mendapati informasi jika pelaku semenjak masih duduk di bangku sekolah. Saat ini korban duduk di bangku SMP.
Polisi masih mendalami dugaan pelaku melakukan intimidasi kepada korban. Pelaku juga diduga melakukan perbuatan keji tersebut sudah lama.
"Kabarnya aksi pencabulan itu selalu dilakukan di rumahnya ketika kondisi sedang sepi. Kini kami tengah melakukan pemeriksaan kepada orang-orang yang diduga memukuli pelaku, untuk menindaklanjuti proses hukum," ungkapnya.
Terakhir, Donny menyatakan polisi juga tengah menyelidiki kasus penganiayaan yang dialami pelaku.
"Pelaku penganiayaan kepada pelaku ini berjumlah 6 orang. Kami masih kami lakukan penyelidikan lebih lanjut," tutupnya.