Berita Lamongan
Limbah Perusahaan Baja yang Cemari Lahan Pertanian dan Waduk di Lamongan Belum Teratasi
Dugaan pencemaran air di saluran irigasi area persawahan dikeluhkan warga Desa Brengkok Kecamatan Brondong Lamongan Jawa Timur
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Januar
Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Hanif Manshuri
TRIBUNJATIM.COM, LAMONGAN - Dugaan pencemaran air di saluran irigasi area persawahan dikeluhkan warga Desa Brengkok Kecamatan Brondong Lamongan Jawa Timur dari perusahaan pengolahan baja hingga kini belum teratasi.
Bocoran limbah cair dari perusahaan di selatan jalan daendels masih terus mengucur masuk ke jaringan irigasi hingga ke waduk yang ada di utara jalan.
Limbah cair berwarna orange dan berbahu selain menyebabkan tanaman padi mati, juga karat tebal menempel di sepanjang plengsengan irigasi.
Limbah cair bahkan semakin meluas ke sejumlah lahan sawah yang ada di utara jalan.
Sementara petani kini enggan memanfaatkan air waduk untuk mengairi sawahnya, karena tercemar limbah cair dari pabrik baja, BIP.
Tak hanya tanaman padi yang mati, pesemaian milik Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) yang ditabur di sisi utara, separuh diantaranya tidak tumbuh.
"Ini mati semua, sedang biji gabah untuk pesemaian yang sudah kami tanam juga mati, " kata Siskan salah satu pengurus Jatam kepada Tribunjatim Nerwork, Rabu (16/11/2022).
Limbah pabrik itu bahkan meluas ke lahan pertanian yang ada di bagian hilir. Jika terus meluas maka tidak menutup kemungkinan membuat tanaman padi akan mati semua.
Baca juga: Limbah Pabrik di Brondong Lamogan Diduga Cemari Lahan Pertanian dan Saluran Irigasi
Limbah yang mengalir ke irigasi teknis itu di bagian hilir masuk ke waduk. Akibatnya banyak ikan yang juga mati.
Para petani mengkhawatirkan air waduk turut tercemar. " Untuk sementara sebagian petani enggan mengalirkan air yang bersumber dari waduk. Takut tanaman padinya mati, " katanya.
Padahal waduk itu diandalkan oleh petani untuk mengairi sekitar 20 hektare lahan padi di sekitar waduk.
Para petani berharap pihak perusahaan segera mengambil solusi agar limbah pabrik tidak sampai bocor masuk ke irigasi pertanian.
"Lihat saja padi tiba-tiba mengering dan mati, " kata Musa Kubowono yang turut ikut merawat lahan Jatam.
Sementara petani berharap turun hujan untuk mengairi sawah mereka. Mereka tidak berani memaksakan menggunakan air waduk. " Takut menanggung rugi kalau sampai tanaman padi mati, " ujarnya.
Saat hujan turun dan saluran irigasi terisi air hujan, limbah yang keluar dari pipa yang terpasang di saluran irigasi tersebut meluber dan meluas memenuhi lahan sawah di kanan kiri saluran irigasi.
Pihak perusahaan baru melakukan upaya membersihkan buih di permukaan limbah cair yang mengalir di irigasi pertanian.
Perusahaan mempekerjakan lima orang untuk membersihkan buih air limbahnya saja dengan menggunakan timba, kemudian dipindahkan drum diangkut menggunakan motor roda tiga.
Buihnya dibuang kemana ? Ini (buih) limbah dibawa masuk ke pabrik," kata seorang pekerja.
Sementara limbah cair itu masih tetap mengalir hingga ke waduk dan meluas lahan pertanian di sekitarnya.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah turun untuk melakukan tindakan penanganan munculnya limbah cair yang mencemari lingkungan dan lahan pertanian.
"Mengarah ke salah satu pabrik baja, BIP," kata Camat Brondong Ni'am.
Kasat Reskrim Polres Lamongan, AKP Komang Yogi Arya Wiguna dikonfirmasi Tribunjatim Network mengatakan, pihaknya sudah turun melakukan olah TKP.
Kini sedang memeriksa kelengkapan administrasi apa saja yang dipunyai perusahaan.
" Kalaupun memiliki kelengkapan administrasi, kelengkapan administrasi yang bagaimana, " kata Komang.
Pihaknya juga menggandeng Dinas Lingkungan Hidup Provinsi untuk pengecekan sampel limbah yang diduga mencemari sawah.
Menurut keterangan pemilik lahan, katanya, memang terganggu, ada yang mati dan tidak bisa tumbuh.
"Tapi perlu ada kajian yang mendalam secara teknis bagaimana pengaruh limbah tersebut, " ungkap Komang.
Pihaknya akan memeriksa pihak terkait, pemilik lahan dan pihak perusahaan.
"Sementara sudah ada dua saksi yang sudah dimintai keterangan, " kayanya.
Ia memastikan akan mengembangkan ke segala aspek, terutama bagaimana soal tata pengelolaan limbahnya. Dan ini sedang didalami, apakah limbah itu langsung ke lingkungan atau bagaimana.
Komang menjanjikan menginformasikan hasilnya pada beberapa hari kemudian.
Sementara itu, pihak perushaan tidak bersedia menerima wartawan yang berusaha hendak konfirmasi. "Ya tidak bisa menerima, tidak bersedia. Saya Satpam hanya menyampaikan saja, " kata seorang Satpam yang merahasiakan namanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com