Berita Malang
Pelajar dengan HIV/AIDS di Kota Malang Alami Diskriminasi, Disebut Diperlakukan Tak Adil oleh Guru
Kelompok masyarakat yang tergabung dalam Jaringan Lintas Isu Malang Raya mendesak Pemerintah Kota Malang bekerja serius terhadap komitmen eliminasi HI
Penulis: Benni Indo | Editor: Ndaru Wijayanto
"Artinya, Kota Malang masih belum bisa memenuhi target," ujar Rica, Kamis (1/12/2022).
Jaringan Lintas Isu Malang Raya mengutip laporan Kelompok Dukungan Sebaya Netral Plus, sebanyak 2.906 orang positif HIV dan mengakses layanan kesehatan perawatan dan pengobatan di Kota Malang dan Batu.
Data akumulasi sejak 20 tahun terakhir menyebut, Orang dengan HIV/ADIS (ODHA) on ARV sebanyak 2.407 orang. Angka yang meninggal dunia sebanyak 178 orang, Lost to Follow Up (LFU) sebanyak 129 orang.
Menurut Rica, semua lintas sektor harus berperan aktif. Tidak bisa isu HIV/AIDS ini hanya dibebankan kepada Dinas Kesehatan semata.
"Ada Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan semua dinas terkait. Ternyata, masing-masing dinas saat ini masih pingpong. Semua harus berperan. Dinas Pendidikan harusnya juga menyusun kurikulum bahaya dan pencegahan HIV/AIDS. Selama ini kan tidak ada," tegasnya.
Kota Malang menjadi kota kedua kasus HIV/ADIS tertinggi di Jawa Timur. Harusnya, kondisi tersebut menjadi pelajaran penting untuk mengeliminasi kasus. Kenyataannya, upaya ini sulit diatasi karena ego sektoral di masing-masing lembaga.
"Karena stakeholder tidak berperan. Mereka masih menganggap isu HIV/AIDS itu isu kesehatan. Ada orang dengan HIV/AIDS yang statusnya diketahui oleh lingkungannya, mungkin tidak orang itu berperan dalam satu lingkungan? Pasti muncul suara-suara penolakan dan pengusiran," kata Wanda menceritakan pengalamannya selama menjadi pendamping.
Ketakutan lainnya adalah tentang penularan. Masyarakat banyak yang menjauhi ODHA karena takut tertular. Menurut Rica, penularan HIV tidak semudah yang dibayangkan kebanyakan orang.
Bersentuhan tidak mengakibatkan orang tertular HIV, termasuk jika memakai barang-barang milik pengidap. Potensi penularan bisa terjadi jika melakukan hubungan seksual tidak aman.