Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pembunuhan Brigadir J

Apa Itu Tes Poligrafi? Ini Hasil Uji Kebohongan 5 Terdakwa Pembunuhan Brigadir J, PC Tidak Jujur?

Mengenal apa itu tes poligraf dan bagaimana cara kerjanya? Ini hasil tes poligraf para terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J. PC paling banyak bohong?

Editor: Hefty Suud
Kolase Istimewa/TribunJatim.com
Ilustrasi hasil tes poligraf para terdakwa pembunuhan berencana Brigadir J. Bripka RR, Kuat Maruf, Bharada E, Irjen Ferdy Sambo, dan Putri Candrawathi. 

TRIBUNJATIM.COM - Hasil tes poligraf atau uji kebohongan para terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J terkuak.

Hal itu disampaikan saksi ahli poligraf Aji Febrianto Ar-Rosyid.

Putri Candrawathi (PC), istri Ferdy Sambo diketahui punya skor minus tertinggi terkait hasil tes poligraf atau uji kebohongan tersebut.

Hal tersebut pun ramai menjadi perbincangan publik.

Lantas apa itu tes poligraf dan bagaimana cara kerjanya?

Berikut penjalasan tentang tes poligrafi, dilengkapi hasil tes poligraf terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Hasil tes poligrafi terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J

dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (14/12/2022), Jaksa Penuntut Umum (JPU) meminta Aji membeberkan scoring hasil tes poligraf para tersanga. Aji kemudian mengungkapkan hasil tes Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.

Menurutnya, nilai tes Sambo adalah -8, sementara nilai Putri -25. Adapun untuk terdakwa Kuat Ma'ruf, Aji mengatakan pemeriksaan dilakukan sebanyak dua kali. Hasil pemeriksaan pertama menunjukkan nilai +9, sementara untuk pemeriksaan kedua nilai -13.

Senada, Bripka RR juga melakukan pemeriksaan sebanyak dua kali. Ia mendapatkan nilai +11 untuk pemeriksaan pertama dan nilai +19 untuk pemeriksaan kedua. "Untuk terdakwa Richard +13 dilakukan satu kali," kata Aji.

Jaksa kemudian meminta penjelasan terkait skor tersebut. Aji lantas menjelaskan bahwa nilai plus menandakan bahwa terperiksa jujur. Sedangkan nilai minus menandakan terperiksa berbohong. Dalam catatannya, Aji menyebut Sambo dan Putri terindikasi bohong.

Baca juga: Ferdy Sambo Emosi Putri C Ditanya Selingkuh dengan Brigadir J, Imbas Disebut Bohong, istri Menangis

Baca juga: Kebohongan Putri Candrawathi Dikuak Ricky soal Hapus Sidik Jari Sambo, Senada Keterangan Bharada E

"Dari skoring yang Anda sebutkan itu menunjukkan indikasi apa? Bohong? jujur atau antara bohong dan jujur?," tanya jaksa lagi. "Untuk hasil +NDI (No Deception Indicated) tidak terindikasi berbohong," ungkap Aji. "Kalau Sambo terindikasinya apa?," cecar hakim. "Minus, terindikasi berbohong," kata Aji. "Putri?" tanya jaksa lagi. "Indikasi bohong," jawab Aji.

Adapun Richard dan Ricky dinyatakan memberikan keterangan jujur. "Pertanyaan yang pertama berkaitan dengan 'saudara Ricky apakah seseorang menyuruhmu mengambil senjata Yosua?' Kemudian yang kedua apakah melihat Sambo menembak Yosua?" kata Aji. "Yang pertama indikasinya apa?" tanya jaksa.

"Jujur," jawab Aji. "Kalau misalnya yang kedua?" tanya jaksa lagi. "Jujur," jawab Aji. "Berarti Pak Sambo menembak?" tanya jaksa. "Ricky tidak melihat Sambo menembak," jawab Aji.

Selain Ricky, Aji mengatakan hasil pemeriksaan tes poligraf Bharada E terkait pengakuannya menembak Brigadir J adalah jujur. "Untuk Richard pertanyaannya 'apakah kamu memberikan keterangan palsu kamu menembak Yosua? Richard menjawab tidak dan jawabannya jujur, Richard ini menembak Yosua," kata Aji.

Terakhir, Kuat Ma'ruf hasil tesnya adalah jujur dan berbohong. "Kalau Kuat, jujur dan terindikasi berbohong," tutur Aji. Ia menyebut pemeriksaan pertama terhadap Kuat dengan pertanyaan 'Apakah kamu memergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua' hasilnya adalah jujur.

Baca juga: Terungkap Duri di dalam Rumah Tangga Ferdy Sambo, Kuat Maruf Diminta Jaksa Agar Jujur: Apa Maksudnya

Kolase 5 foto tersangka pembunuhan berencana Brigadir J. (Atas kiri-kanan) Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. (Bawah kiri-kanan) Bharada E, Kuat Maruf, Bripka RR. Terkuak, Brigadir J diancam bakal dibunuh Kuat Maruf sehari jelang pembunuhan di rumah dinas Ferdy Sambo. Bripka RR ajudan setia dilarang ikut campur.
Kolase 5 foto tersangka pembunuhan berencana Brigadir J. (Atas kiri-kanan) Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. (Bawah kiri-kanan) Bharada E, Kuat Maruf, Bripka RR. Terkuak, Brigadir J diancam bakal dibunuh Kuat Maruf sehari jelang pembunuhan di rumah dinas Ferdy Sambo. Bripka RR ajudan setia dilarang ikut campur. (Kolase TribunJakarta.com)

"Hasilnya tidak memergoki," kata Aji. "Indikasi kedua 'saudara Kuat tanggal 9 September, apakah kamu melihat Pak Sambo menembak Yosua?' Jawaban Kuat tidak. Indikasi berbohong," sambungnya.

Adi menyebut tingkat akurasi tes poligraf yang dilakukan terhadap lima terdakwa sebesar 93 persen. Dari 93 persen tingkat akurasi tes kebohongan, tim penasihat hukum Kuat menyinggung 7 persen yang tidak akurat.

Ia lantas bertanya faktor apa saja yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi. "Tadi kan saudara bilang, tadi kan pertanyaannya keakuratan tes poligraf itu 93 persen, berarti kan ada 7 persen itu tidak akurat. Nah, apa yang menyebabkan 7 persen itu, faktor 7 persen itu menjadi tidak akurat?" tanya pengacara Kuat.

"Saya tidak tahu," jawab Aji. "Lah tadi saudara menyatakan tadi kan sudah ditanya keakuratannya itu 93 persen, bukan 100 persen. Kalau 100 persen saya tidak bertanya," kata penasihat hukum Kuat. "100 persen hanya milik Allah SWT," jawab Aji.

Sementara itu Sambo mengatakan bahwa pertanyaan dalam tes poligraf tidak terkait perkara pembunuhan berencana sebagaimana dakwaan.

Baca juga: Gelagat Ferdy Sambo seusai Keceplosan Ngaku Tembak Brigadir J, Punggung, Pengacara Bantah: Dinding

"Kami ingin menyampaikan khusus ke ahli poligraf, kami menyampaikan bahwa sangatlah disayangkan dalam pembuktian yang dilakukan Puslabfor ini, hanya berdasarkan isu, kemudian titipan penyidik," kata Sambo menanggapi keterangan ahli.

Sambo menyebut tes tersebut sangat berdampak pada istrinya. Sebab, pertanyaan yang disampaikan merupakan isu sensitif. Sementara Putri Candrawathi disebutnya merupakan korban pelecehan Yosua.

"Ahli harusnya mengetahui dampak yang ahli berikan terhadap keluarga saya, tapi itu faktanya, Yang Mulia. Tidak ada hubungannya dengan perkara 340 ahli tanyakan ke istri saya," sambung Sambo. "Nanti majelis yang akan menilainya," ujar hakim.

"Ke depan, sebaiknya berdasarkan fakta dan independensi dari ahli ini, bukan dari penyidik," timpal Sambo.

"Nanti majelis yang akan menilai," sambung hakim.

Baca juga: 3 Kejanggalan Kesaksian Ferdy Sambo soal Tragedi Magelang dan Eksekusi, Dinilai Hakim Tak Masuk Akal

Di sisi lain Putri Candrawathi malah menangis ketika diminta tanggapan soal hasil tes poligraf itu. Dia mengaku teringat saat proses dites poligraf.

Putri mengaku diminta menceritakan peristiwa di Magelang. Padahal, kata dia, itu menjadi trauma bagi dirinya. Sebab, terkait dugaan pelecehan seksual yang dialaminya di Magelang itu.

Terlebih, lanjut Putri, saat diperiksa poligraf ia berhadapan dengan dua pemeriksa laki-laki. Ditempatkan di ruang tertutup dan kedap suara.

Di ruang pemeriksaan itu, ia mengaku diminta bercerita peristiwa tanggal 7 Juli di Magelang, meski ia tidak mampu. Pada akhirnya, Putri tetap menjalani tes poligraf, dalam kondisi tersebut.

"Waktu itu saya diperiksa oleh dua orang salah satunya bapak Aji ini, saya diperiksa di ruangan tertutup yang kedap suara dengan dua orang pria, dan saya diminta menjelaskan dari tanggal 2 sampai tanggal 8, tanggal 7-nya saya berhenti, saya menyampaikan … saya tidak sanggup karena saya tidak mau menceritakan tentang kejadian kekerasan seksual tersebut," kata Putri di ruangan sidang, Rabu (14/12).

"Namun salah satu pemeriksa menyampaikan: 'Ibu harus menceritakan karena Ibu sudah di sini'. Kalau tidak salah itu yang menyampaikan adalah Bapak Aji sendiri," lanjutnya.

Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).
Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022). (KOMPAS.com / IRFAN KAMIL)

Putri pun mengaku menangis saat itu. Dia pun mengaku terpaksa mengikuti proses poligraf karena takut dibilang tak kooperatif.

"Saya menangis karena di dalam ruangan itu hanya ada dua orang pria, saya harus menceritakan peristiwa kekerasan seksual yang saya alami tanpa didampingi oleh psikolog atau pengacara," ujar Putri sambil tersedu-sedu.

"Saat itu saya hanya bisa menangis, tapi diminta untuk melanjutkan, dan saya melanjutkan karena saya takut dibilang kooperatif dalam pemeriksaan," kata Putri.

Baca juga: Ternyata Putri Candrawathi Cinta Pertama Sambo, Percaya Cerita Istri Dilecehkan Yoshua: 1000 Persen

Baca juga: Pengakuan Bharada E Soal Putri Candrawathi Berbisik Menyebut CCTV, Ferdy Sambo Sosok yang Ditakuti

Adapun Kuat Ma'ruf mengaku sudah berkata jujur ketika menjalani tes poligraf atau lie detector. Namun hasil tes itu menunjukkan ada pernyataannya yang mengindikasikan bohong.

"Saya sudah jujur tidak melihat, tapi di poligraf kok [dibilang] masih berbohong," kata Kuat sambil tersenyum. Pernyataannya itu membuat hakim serta pengacara Kuat tertawa.

Menanggapi hal itu, Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso mengatakan majelis nanti yang akan menilai apakah pernyataan Kuat Maruf berbohong atau jujur. "Baik nanti majelis yang akan menilai," terang hakim.

Apa itu tes poligraf

Tes Poligraf merupakan sebuah tes untuk mendeteksi kebohongan.

Sementara Poligraf merupakan mesin di mana beberapa ('poli') sinyal dari sensor direkam pada satu strip kertas bergerak ('grafik).

Dalam tes Poligraf akan mendeteksi sejumlah indikator fisiologis yakni denyut nadi, tekanan darah, pernapasan, dan konduktivitas kulit.

Dari indikator tersebut dalam tes Poligraf tersebut dapat mengindikasikan bahwa seseorang tidak jujur ​​saat ditanya serangkaian pertanyaan.

Baca juga: Kuat Maruf Dinyatakan Bohong Lie Detector, Sebut Brigadir J Duri, Sopir Ferdy Sambo: Itu Kan Robot

Dikutip dari laman Howstuffworks, tes Poligraf biasanya digunakan dalam proses penyidikan kepolisian.

Tak hanya itu, tes Poligraf juga dibutuhkan untuk melamar pekerjaan yang bersinggungan dengan pemerintah seperti Biro Penyelidikan Federal (FBI) dan Central Intelligence Agency (CIA).

Saat seseorang sedang menjalani tes Poligraf, tubuhnya akan dipasang empat hingga enam sensor.

Adapun cara melakukan tes Poligraf yakni melalui sejumlah tahapan sebagai berikut:

Ricky Rizal akhirnya bongkar kebohongan Putri Candrawathi soal hapus sidik jari Ferdy Sambo di barang-barang Brigadir J, (13/12/2022).
Ricky Rizal akhirnya bongkar kebohongan Putri Candrawathi soal hapus sidik jari Ferdy Sambo di barang-barang Brigadir J, (13/12/2022). (YouTube Kompas TV)

Tahapan Tes Poligraf

Dikutip dari Howstuffworks, pelaksanaan tes Poligraf akan melalui proses panjang yang dibagi menjadi sejumlah tahap mulai dari pretest, wawancara, hingga posttes.

Diketahui bahwa tingkat keakuratan tes Poligraf ini mencapai 87 persen.

Berikut tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan tes Poligraf:

1. Pretest

Dalam tahap ini terdiri dari wawancara antara pemeriksa dan peserta tes Poligraf.

Tahapan pretest dalam tes Poligraf dapat berlangsung selama kurang lebih 1 jam.

Penguji akan mendapatkan sisi cerita dari pihak yang diperiksa mengenai peristiwa yang sedang diselidiki.

Saat peserta duduk dan menjawab pertanyaan, penguji juga membuat profil peserta ujian.

Penguji dapat melihat bagaimana peserta merespon pertanyaan dan memproses informasi.

2. Wawancara

Sebelum wawancara dilakukan, akan ada pengambilan nilai dasar untuk detak jantung, laju pernapasan, dan tekanan darah.

Terdapat empat jenis pertanyaan yang dapat diajukan di antaranya:

- Pertanyaan yang relevan dengan investigasi

- Pertanyaan kontrol membandingkan reaksi dan respons subjek

- Pertanyaan yang tidak relevan untuk perbandingan nilai dasar

- Pertanyaan informasi tersembunyi

3. Pelaksanaan Tes

Pada tahap ini ujian untuk mendeteksi kebohongan mulai dilakukan sesuai kasus yang tengah diselidiki.

Pemeriksa mengajukan 10 atau 11 pertanyaan.

Namun hanya tiga dari empat pertanyaan yang relevan dengan masalah atau kejahatan yang sedang diselidiki.

Sementara, untuk pertanyaan lainnya merupakan pertanyaan kontrol yang bersifat umum.

4. Post Tes

Pemeriksa menganalisis data respons fisiologis dan menentukan apakah orang tersebut telah menipu.

Jika ada fluktuasi signifikan yang muncul dalam hasil, maka ada kemungkinan peserta tengah berbohong.

Indikasi tersebut juga dapat dilihat dari respon peserta terhadap pertanyaan yang diajukan berulang kali.

Komponen Mesin Poligraf

Dikutip dari laman Conductscience, mesin Poligraf memiliki sejumlah komponen penting di antaranya:

1. Pneumograf

Komponen Pneumograph dari mesin poligraf digunakan untuk merekam laju pernapasan peserta.

Pada Pneumograph terdiri dari 2 tabung bereblit dengan ukuran 10 inchi.

Satu tabung diikatkan pada sekitar dada peserta, sementara satu lainnya ditempatkan di sekitar perut.

Tabung tersebut akan mengembang dan berkontraksi saat subjek bernapas.

Setiap perubahan laju pernapasan subjek dicatat pada poligraf.

2. Galvanograf

Galvanograf digunakan untuk mengukur keringat seseorang.

Pada Galvanograf terdiri dari sensor listrik atau galvanometer yang dipasang pada ujung jari peserta.

Ujung jari merupakan bagian yang baik untuk mengukur keringat karena mengandung banyak kelenjar keringat.

Poligraf akan mencatat setiap penurunan hambatan arus listrik yang terjadi ketika jumlah keringat yang menyentuh galvanometer meningkat.

3. Kardiofigmograf

Kardiofigmograf berguna untuk mengukur tekanan darah dan detak jantung peserta.

Pada Kardiofigmograf terdiri dari manset tekanan darah, pompa karet, dan sphygmomanometer.

Manset tekanan darah dililitkan di lengan kanan peserta, sementara bagian karetnya ditempatkan di atas arteri brakialis untuk memastikan pembacaan yang lebih akurat.

Manset tersebut akan tetap mengembang selama proses interogasi atau wawancara.

Suara darah yang mengalir melalui pembuluh darah subjek dikirim melalui udara di manset ke bellow.

Besarnya suara sesuai dengan tekanan darah, sedangkan frekuensi perubahan suara sesuai dengan detak jantung.

4. Sistem Akuisisi Data

Sistem Akuisisi Data (DAS) adalah sistem yang mengumpulkan data dari peralatan dan mengubahnya menjadi informasi yang dapat dianalisis.

Pemeriksa Poligraf kemudian dapat membaca dan mengevaluasi data ini.

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dan Tribunnews.com

Berita tentang pembunuhan Brigadir J lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved