Berita Politik
Pendaftaran Capres/Cawapres Dibuka Oktober, Konstelasi Politik Awal 2023 Diprediksi Mulai Panas
Konstelasi politik pada awal tahun hingga pertengahan 2023 diprediksi semakin hangat mengingat pendaftaran pasangan capres/cawapres dimulai Oktober,
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Konstelasi politik pada awal tahun hingga pertengahan 2023 ini diprediksi akan semakin hangat mengingat pendaftaran pasangan capres/cawapres akan mulai digelar Oktober mendatang.
Idealnya, partai politik atau gabungan parpol sedini mungkin memang perlu memperkenalkan ke publik pasangan yang akan diusung agar dapat dikenali masyarakat.
Peneliti senior dari lembaga Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam menganalisa semakin dekatnya masa pendaftaran capres/cawapres ke KPU maka memaksa koalisi parpol untuk segera konsolidasi menentukan paslon yang akan diusung.
Dia meyakini, pada Juli mendatang koalisi akan memasuki fase kandidasi tahap akhir.
Baca juga: Kepala Daerah Disebut Jadi Kunci Perolehan Suara Capres pada Pilpres 2024
"Dan ini akan membuat konstelasi peta bakal calon presiden atau bacapres menjadi klir, dan konfigurasi peta dukungan akan menjadi kian jelas," kata Surokim, Senin (2/1/2022).
Setidaknya, hingga saat ini sudah ada beberapa koalisi parpol yang telah terbentuk.
Misalnya Golkar, PAN dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Lalu, Partai Gerindra dengan PKB. Selanjutnya ada Partai NasDem, Demokrat dan PKS.
Selain gabungan parpol, juga ada PDI Perjuangan yang merupakan partai pemegang tiket pencapresan sekalipun tanpa koalisi.
Menurut Surokim, berbagai hal menarik untuk dicermati mengingat belum ada secara resmi memutuskan nama pasangan di Pilpres 2024.
"Hal menarik yang mungkin saja terjadi adalah relasi KIB dan PDI Perjuangan."
"Apakah akan membangun koalisi besar atau memilih jalan sendiri mengingat disana ada relasi kuasa Bu Megawati Soekarnoputri dan Pak Jokowi yang menjadi penentu," jelas pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
Menurut Surokim ini menarik lantaran di titik inilah akan dilihat interplay atau tarik ulur antara Megawati dengan Jokowi dan akan menentukan jalan koalisi partai pengusung pemerintahan saat ini kedepannya.
Selain mengenai KIB dan PDI Perjuangan, yang juga dinilai menarik adalah terkait koalisi NasDem, Demokrat dan PKS.
Sebagai kekuatan baru, koalisi ini juga akan menghadapi tantangan yang tidak mudah. Khususnya dalam menentukan paslon cawapres.
Seperti diketahui, koalisi ini hampir dipastikan mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Dibutuhkan peran yang menjembatani dan bisa mengakomodasi kepentingan tiga partai ini agar bisa menjadi koalisi yang solid," ucap Surokim.
Lebih jauh, Surokim menjelaskan pematangan demokrasi dan partai akan memasuki ujian tahap akhir di 2023.
Hal ini semua butuh kedewasaan partai dan elit politik. Semua akan berpulang pada visi parpol di era turbulensi politik 2023
"Mampukah kita lewati dengan mulus ujian tersebut, mari kita lihat pergerakannya sejauh mana platform membangun dan mengedepankan politik ide dan gagasan, atau masih berkutat pada bagi-bagi kekuasaan berdimensi jangka pendek," ujarnya.
Ikuti berita seputar Politik
konstelasi politik
pendaftaran pasangan capres/cawapres
partai politik
Surabaya Survey Center (SSC)
Surokim Abdussalam
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Usulan Golkar Soal Pilpres 2029 usai Presidential Threshold Dihapus: Mekanisme Terbaik |
![]() |
---|
Jelang Muktamar 2025, PPP Butuh Sosok Pemimpin Lincah sebagai Pembaharu |
![]() |
---|
Sosok 3 Menteri Masuk Jajaran Pengurus DPP PAN, Zulhas Perkenalkan Secara Resmi |
![]() |
---|
Golkar Jatim Usulkan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Begini Tanggapan Akademisi |
![]() |
---|
Pakar Hukum Hardjuno Wiwoho Tagih Komitmen Anggota DPR RI, Segera Sahkan RUU Perampasan Aset |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.