Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Gelar Community Gathering, RS Premier Surabaya Beri Konsultasi Soal Stoma Kepada Ostomate Jatim

Para Ostomate atau orang yang memiliki stoma (lubang di perut) memiliki tantangan hidup yang besar.

tribunjatim.com
Dokter Spesialis Bedah Digestif RS Premier Surabaya, dr Hadi Winoto memberikan penjelasan pada acara Community Gathering bersama Ostomate Jawa Timur, Sabtu (14/1/2022) di Conference Room RS Premier Surabaya. Acara ini digelar RS Premier Surabaya. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Para Ostomate atau orang yang memiliki stoma (lubang di perut) memiliki tantangan hidup yang besar. Sekalipun demikian, RS Premier Surabaya meyakinkan mereka tetap bisa menjalani hidup dengan nyaman layaknya orang normal lainnya.

Marina Koesmartini, Koordinator Ostomate Jawa Timur bersama puluhan anggotanya antusias mendengarkan penjelasan dari Dokter Spesialis Bedah Digestif RS Premier Surabaya, dr Hadi Winoto, Sabtu pagi (14/1/2022). Informasi yang ia dapat penting, terutama menyangkut kondisinya saat ini.

Ostomate Jawa Timur merupakan sebuah komunitas yang beranggotakan para ostomate. Ostomate merupakan para pasien yang memiliki lubang buatan di perut (baik temporer maupun permanen) yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa makanan.

Pembuatan stoma disebabkan berbagai hal. Mulai dari kelainan, trauma, inflamasi usus (ibd), hingga kanker usus.

Akibat beberapa kelainan tersebut maka saluran pencernaan tak berjalan sehingga pembuangan sisa makanan diharuskan melalui saluran baru yang berada di dinding perut (stoma) yang terhubung dengan kantong colostomi.

Pun dengan Marina yang sekilas seperti tak ada perbedaan dengan orang normal lainnya. Namun, siapa sangka, Marina merupakan salah satu ostomate yang memiliki stoma sejak 2008 silam.

Perempuan berusia 57 tahun ini terlihat semangat memberikan motivasi kepada anggota komunitasnya. Sekalipun, ia mengakui ada berbagai tantangan yang harus dihadapi sebagai pasien dengan stoma.

Misalnya, waktu pembuangan yang tak bisa dikontrol hingga kantong colostomi yang seringkali penuh saat membuang gas.

"Gathering seperti ini penting untuk edukasi bagi kami. Terutama, bagi pasien yang baru saja memiliki stoma," katanya.

"Tentunya, kami berharap gathering seperti ini bisa dilakukan secara berkala, tak berhenti di sini saja. Sehingga, kami mengucapkan terimakasih kepada RS Premier Surabaya yang telah menyelenggarakan acara ini," kata perempuan asal Surabaya ini.

Semangat ini yang menjadi alasan RS Premier Surabaya menggelar Community Gathering bersama Ostomate Jawa Timur, Sabtu (14/1/2022) di Conference Room RS Premier Surabaya.

Menghadirkan Dokter Spesialis Bedah Digestif, anggota komunitas menerima berbagai kiat hingga konsultasi berbagai keluhan mereka selama memiliki stoma.

"Kami ingin berperan untuk seluruh pasien, baik pada saat treatment maupun sesudah treatment (tindakan medis)," kata Manager Operation RS Premiere Surabaya Hargo Wahyuono, menjelaskan tujuan acara ini.

"Kenapa? Bisa saja (pasien) nggak nyaman. Bisa saja ada penolakan. Sebab, dia harus memakai itu (stoma). Melalui acara ini, kami kupas dengan menghadirkan dokter spesialis," kata Hargo.

Para pasien mendapatkan materi soal jenis stoma, efek makanan pada keluaran stoma, perawatan kulit, hingga pengenalan terhadap berbagai jenis kantong colostomi. Di sesi akhir acara, juga digelar tanya jawab hingga sharing dengan sesama anggota komunitas.

Sebelum pandemi, acara gathering seperti ini telah digelar berkala. Namun sejak pandemi, ini menjadi kali pertama digelar secara offline.

Melalui acara ini, komunitas Ostomate Jawa Timur bisa mendapatkan edukasi mengantisipasi berbagai gangguan stoma sekaligus penanganannya. "Kami mengedukasi untuk meminimalisir gangguan. Termasuk, agar tidak infeksi dan tetap bisa percaya diri," katanya.

"Selama ini komunitas mungkin kesulitan ruangan sehingga kami memudahkan dengan memfasilitasi sekaligus memberikan waktu sharing," lanjutnya.

Dokter Spesialis Bedah Digestif RS Premier Surabaya, dr Hadi Winoto menjelaskan, pasien dengan stoma memiliki potensi yang sama dengan orang normal pada umumnya. Misalnya, dalam hal aktivitas olahraga.

"Pasien dengan stoma bisa tetap olahraga, seperti senam atau olahraga lainnya untuk menjaga kesehatan. Kantong colostomi atau skin barrier memiliki sifat kedap air," katanya.

Sekalipun, salah satu tantangan pasien dengan stoma adalah makanan. "Sebab, makanan memberikan efek pada keluaran stoma," katanya.

Misalnya, telur, bawang putih/merah, kubis, hingga brokoli yang bisa menimbulkan bau. Juga, biji kacang-kacangan, keju, hingga jamur yang membentuk gas. Serta, kacang, kismis, popcorn, atau buah mentah yang memberikan potensi buntu pada ileostomy.

"Sehingga, harus tricky (mengakali). Misalnya, saat akan  perjalanan jauh maka harus menyesuaikan dengan makanannya sehingga nyaman saat perjalanan," katanya.

Hal lainnya, pasien juga harus mewaspadai infeksi kulit. "Sehingga, penting untuk menjaga kulit sekitar stoma agar tetap sehat dan tanpa iritasi," katanya.

Namun, apabila telah terjadi iritasi, maka disarankan untuk segera menghubungi petugas kesehatan. "Termasuk, saat bocor berulang sekitar kantong atau skin barrier, pendarahan dari stoma, darah bercampur kotoran, hingga stoma menjadi lebih panjang. Harus segera memeriksakan ke tenaga kesehatan," katanya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved