Berita Politik
Megawati Ternyata Tak Bakal Diizinkan Keluarga Jika Maju Pilpres 2024, Puan Maharani: Asam Garam
Puan Maharani menepis kabar soal Megawati Soekarnoputri bakalan comeback ke Pilpres 2024.
Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM - Ternyata Megawati tak diizinkan keluarga maju Pilpres 2024.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com, hal itu diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Ia menepis kabar yang menyebut Megawati Soekarnoputri bakalan comeback ke Pilpres 2024.
Puan Maharani pun mengungkap alasannya.
Baca juga: Puan Bicara Sikap Megawati Soekarnoputri Terkait Capres 2024, Pengamat Sebut Sinyal Menyerah
"Tentu saja enggak mungkin, kami sebagai keluarga enggak akan mengizinkan," kata Puan Maharani di program 'ROSI' di KOMPASTV.
Puan Maharani lantas mengutip pidato Megawati dalam HUT ke-50 PDIP.
Saat itu Megawati menyebutkan bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan harus taat konstutisi dan aturan perundangan.
"Bu Mega sebagai sosok yang pernah jadi presiden, wakil presiden, sudah matang secara politik."
"Karena sudah penuh dengan asam garam, Bu Mega lebih baik jadi ibu bangsa," tutur Puan Maharani.
Sementara itu Puan Maharani juga buka suara soal anggapan dirinya bakal diprioritaskan untuk dipilih sebagai calon presiden (capres) dari PDIP lantaran berstatus sebagai anak Megawati Soekarnoputri.
Awalnya Rosi bertanya mengenai anggapan sebagian orang bahwa Megawati sebagai Ketua Umum PDIP dipastikan bakal memilih Puan Maharani sebagai capres dari PDIP.
Hal ini lantaran selain posisinya sebagai anak Megawati, Puan Maharani juga sudah malang melintang di dunia politik.
Apalagi posisi Puan Maharani sebagai Ketua DPR saat ini, Rosi menyebut karier politiknya tinggal selangkah lagi untuk menjadi Presiden.
Baca juga: Megawati Blak-blakan Bocorkan Orang yang Tidak Suka dengan Dirinya: Pura-pura Bersahabat
"Banyak sekali orang yang melihat bahwa Ibu Mega, untuk soal Capres ini pasti akan memilih Puan Maharani."
"Kenapa? Karena Mbak Puan adalah putri Bu Mega, sudah malang melintang di dunia politik, Ketua DPR."
"Selangkah lagi. Jadi, it's now or never (sekarang atau tidak sama sekali)," tanya Rosi, dikutip dari tayangan di kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (12/1/2023).
Menjawab hal itu, Puan Maharani mengatakan, tidak demikian.
Puan Maharani mengaku, Puan tak tahu apa yang diputuskan Megawati.
Meski sebagai anak dari Megawati, tidak semua hal diketahui oleh Puan Maharani.
"Jadi enggak semua hal saya tahu," ujarnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo Sebut Instruksi Megawati soal Pencapresan Sudah Jelas: Menyiapkan Diri dengan Baik
Menurut Puan Maharani, Megawati sangat rasional dalam memilih kader-kadernya untuk dijadikan pemimpin.
"Ibu Mega itu sangat menggunakan rasionalitas, bagaimana memilih kader-kader terbaiknya itu untuk menjadi pemimpin."
"Bukan hanya pemimpin nasional, tetapi juga pemimpin di daerah dan di tempat-tempat lainnya," ujarnya.
Seakan belum puas dengan jawaban Puan Maharani, Rosi kembali bertanya.
Sebagai anak Megawati, bukankah seharusnya Puan Maharani berhak untuk mendapat prioritas sebagai capres.
"Tidakkah sebagai orang yang memiliki darah biru parpol terbesar, PDIP, Anda berhak dapat golden ticket?" tanya Rosi.

Lagi-lagi Puan Maharani menjawab tidak demikian.
Puan Maharani menegaskan, soal capres, urusannya bukan soal anak, tetapi soal memunculkan seorang pemimpin bagi bangsa dan negara.
Puan Maharani meyakini, Megawati punya pertimbangan sendiri.
"Enggak juga. Ibu Mega itu ya kembali lagi, ini bukan urusan anak."
"Ini urusannya bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara."
"Apakah siapa, bagaimana ya pasti Bu Mega punya pertimbangan sendiri. Jadi ya bukan berarti harus Puan Maharani," kata Puan Maharani lagi.
Lebih jauh Puan Maharani juga membantah anggapan bahwa sebagai anak Megawati, otomatis permintaannya bakal selalu dipenuhi.
"Salah banget lah (anggapan sebagai anak pasti dikabulkan)."
"Itu enggak pernah kayak gitu. Tidak segampang itu," jelas Puan Maharani.
"Semua penugasan yang diberikan ke saya bukan karena saya yang minta, tapi karena Bu Mega menugaskan," ungkapnya.
Pernyataan Puan Maharani ini pun disebut pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, mengindikasikan sikap tertentu.
Ia menilai, pernyataan Puan Maharani menegaskan jika pada 2022-2023 tidak terjadi pertumbuhan elektoral, maka harus menyerah tanpa syarat.
"Artinya mempersilahkan kader lain yang punya potensi menang untuk maju sebagai calon presiden (capres) dari PDIP," ujar Pangi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (14/1/2023).
Sementara itu, lanjut Pangi, di kalangan pemilih PDIP terjadi split ticket voting terhadap Puan Maharani.
Yang mana pemilih partai besutan Megawati Soekarnoputri ini cenderung secara signifikan memilih Ganjar Pranowo.
Namun menurut Pangi, sebelum nama capres keluar dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani akan terus berusaha menaikkan elektabilitas.
"Puan akan kembali memompa elektoralnya, karena PDI Perjuangan itu tidak boleh hanya satu tokoh yang menonjol."
"Tapi harus punya banyak kader yang menonjol baik secara kompetensi maupun secara elektabilitas," jelasnya.
Pangi melanjutkan, saat ini Puan Maharani sadar jika dirinya belum mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia.
Sebab jabatan sebagai Ketua DPR dan pernah jadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, belum punya korelasi linear terhadap elektabilitas.
Menurut Pangi, yang mesti dipahami adalah seorang tokoh memiliki chemistry politik yang berbeda-beda.
Misalnya ada tokoh yang cocok sebagai anggota legislatif, ada yang kemampuannya di eksekutif, dan sebagainya.
Di sisi lain, ada pula individu yang tidak punya positioning sebagai capres maupun cawapres.
Padahal sosok tersebut sudah menjadi seorang tokoh.
Megawati tak diizinkan keluarga maju Pilpres
Mega lebih baik jadi ibu bangsa
Puan tak tahu apa yang diputuskan Megawati
Pilpres 2024
Ketua Umum PDI Perjuangan
Ketua DPP PDIP
Berita Politik
Megawati Soekarnoputri
Megawati
Puan Maharani
capres
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita terkini Jatim
Usulan Golkar Soal Pilpres 2029 usai Presidential Threshold Dihapus: Mekanisme Terbaik |
![]() |
---|
Jelang Muktamar 2025, PPP Butuh Sosok Pemimpin Lincah sebagai Pembaharu |
![]() |
---|
Sosok 3 Menteri Masuk Jajaran Pengurus DPP PAN, Zulhas Perkenalkan Secara Resmi |
![]() |
---|
Golkar Jatim Usulkan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Begini Tanggapan Akademisi |
![]() |
---|
Pakar Hukum Hardjuno Wiwoho Tagih Komitmen Anggota DPR RI, Segera Sahkan RUU Perampasan Aset |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.