Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tragedi Arema vs Persebaya

Inilah Efek Jangka Panjang Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, Korban Alami Bronkitis Kronis

Dokter spesialis paru dan dosen Fakultas Kedokteran Unair bicara efek jangka panjang gas air mata kedaluwarsa di tragedi Kanjuruhan.

Penulis: Zainal Arif | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM/ZAINAL ARIF
dr Wiwin Is Effendi SpP (K) PhD, Dokter Spesialis Paru dan Dosen Fakultas Kedokteran Unair bicara soal efek jangka panjang gas air mata kedaluwarsa di tragedi Kanjuruhan, Senin (23/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Zainal Arif

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Efek gas air mata kedaluwarsa menjadi sorotan sehubungan temuan adanya gas air mata kedaluwarsa yang digunakan polisi di tragedi Kanjuruhan oleh Komnas HAM.

Akan tetapi jika ditarik ke belakang, gas air mata kedaluwarsa justru mengurangi kadar kimia dan efektivitasnya.

Sehingga ketika ditembakkan, gas air mata tersebut tak akan berfungsi secara optimal.

Gas air mata yang kedaluwarsa justru tak akan memberi efek yang separah gas yang tidak kedaluwarsa.

Karena, kadar kimianya sudah berkurang dan kemampuannya pun menurun.

Kalau gas air mata yang tidak kedaluwarsa, apabila ditembakkan akan mengeluarkan partikel-partikel
chlorobenzaimalonontrile (CS) seperti serbuk bedak.

Kandungan gas air mata sangat beragam, tidak hanya CS ada juga chloroacetophenone malononitrile (CN), senyawa bromoacetone dan oleoresin capsicum (OC). Untuk jenis CN sering digunakan pada 1950, namun, setelahnya CS lebih sering digunakan karena aman.

Saat ditembakkan dari atas, partikel-partikel seperti serbuk bedak atau CS itu akan melepaskan
partikel lain yang lebih kecil yang kemudian berdampak pada tubuh.

Apabila terhirup dapat menyebabkan batuk, sesak, dan lain sebagainya.

Kemudian apabila terkena mata bisa menyebabkan mata terasa perih hingga berwarna merah.

Penggunaan gas air mata kedaluwarsa untuk membubarkan kerumunan massa yang berpotensi ricuh
ini sebenarnya tidak hanya di Indonesia tapi juga banyak negara lainnya.

Gas air mata kerap digunakan di berbagai negara sebagai agen untuk mengontrol massa.

Pada dosis normal, gas air mata tidak memberikan efek mematikan.

Namun, pada dosis yang tinggi gas air mata dapat menyebabkan sesak napas hingga kematian.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved