Berita Viral
Alasan Pria Klaten Pulang Setelah 25 Tahun Kabur Takut Sunat, Dikira Meninggal Ternyata Ada di Pasar
Terkuak alasan Agus (38) pria Klaten akhirnya pulang setelah 25 tahuh kabur karena takut disunat.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COMĀ - Kisah kepulangan pria Klaten bernama Agus menghebohkan publik.
Terkuak alasan Agus (38) akhirnya pulang setelah 25 tahuh kabur karena takut disunat.
Agus dikira warga sudah meninggal dunia.
Namun, rupanya pria asal Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah itu selama ini tinggal di pasar.
25 tahun lalu, Agus kabur dari rumah karena takut di sunat.
Saat itu Amini (67) ibu dari Agus meminta sang anak agar disunat karena sudah muali tumbuh sebagai remaja.
Namun karena rasa takutnya Agus memilih kabur dan baru pulan 25 tahun kemudian.
Amini menangis haru menyambut kepulangan anak bungsunya.
Agus berkumpul kembali bersama keluarganya di Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah setelah 25 tahun pergi tanpa pamit.
Baca juga: Nasib Pria Klaten Takut Sunat 25 Tahun Kabur dari Rumah, Balik Usia 38 Disambut Tangis, Ibu Pingsan
Agus pulang ke rumah dengan diantar sekitar 20 orang.
Mereka tak lain adalah orang yang merawat Agus di Pasar Kepek Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kemudian Keluarga tidak tahu kalau Agus sejak meninggalkan rumah tersebut setiap harinya tinggal di Pasar Kepek Timbulhajo Bantul.
Amini menceritakan, anaknya mau diajak pulang ke rumah setelah dibujuk oleh orang yang merawat Agus di pasar untuk diajak piknik.
"Kemarin mau diajak piknik. Terus anak saya mau pulang."
"Kemarin sampai rumah pukul 15.30 WIB," ungkap Amini ditemui di rumahnya, Kamis (26/1/2023).
Amini tak menyangka, Agus akan kembali lagi ke rumah.
Karena banyak anggapan bahwa Agus sudah meninggal dunia.
Namun, batin Amini mengatakan bahwa anak terakhir dari tiga bersaudara itu masih hidup.
Selama tinggal di Pasar Kepek, kata Amini, Agus selalu menyebut namanya dan kakak tertua Damar.
"Rasanya senang sekali anaknya ketemu (pulang). Sudah 25 tahun tidak ketemu."
Yang mencari sampai ke sana kemari. Setiap hari memikirkan terus."
"Perasaan saya itu anak saya masih (hidup). Banyak warga menganggap sudah tidak ada (meninggal)."
"Batin saya mengatakan anak saya masih hidup," ucap Amini, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Baca juga: Siasat Licik Wanita di Klaten Sukses Tak Ketahuan Jual-Beli Bayi, Pura-pura Akting di Facebook
Lebih jauh, Amini masih ingat betul Agus pergi dari rumah tanpa pamit karena takut disunat.
Padahal, permintaan Amini agar Agus disunat itu tidak hanya sekali diucapkan.
Sudah berkali-kali Amini meminta Agus mau disunat.
Lantaran takut disunat, Agus mencari kesempatan untuk pergi dari rumah.
Agus pergi meninggalkan rumah ketika Amini sedang menanam melon di sawah.
Baca juga: Korban Penyerangan Bus Arema FC di Sleman Bertambah, 3 Pemain Luka Kena Pecahan Kaca hingga Batako
Mendengar Agus pergi dari rumah dari tetangga, Amini yang sedang di sawah pun bergegas pulang mencari keberadaan Agus.
Hingga bertahun-tahun Amini mencari keberadaan Agus di berbagai tempat di Yogyakarta, Solo, Boyolali dan wilayah Klaten tidak berhasil menemukan Agus.
Sampai akhirnya Amini putus asa dan pasrah.
"Setiap hari, setiap tengah malam bangun tidur saya menangis teringat anak saya."
"Mau bagaimana pun juga namanya anak pergi tetap ingin mencari," ungkap Amini.
Keluarga akhirnya menemukan titik terang keberadaan Agus.
Anak pertama Amini, Damar mendengar ada orang yang mengetahui keberadaan Agus.
Amini pun meminta agar orang dianggap anaknya yang sudah lama pergi untuk difoto.
Menurut Amini ada tanda khusus dalam diri Agus.
Kepala Agus terdapat tanda berupa bekas luka jatuh.
Kemudian di kakinya ada bekas luka saat tersandung tong.
Baca juga: Dokter Muda Ditipu Pria Kenalan di Tinder, Mobil Dibawa Kabur usai Kencan Semalam, Pelaku Residivis
Amini semakin yakin kalau Agus itu adalah anaknya karena pada saat ditemukan di Pasar Kepek sedang bermain mobil-mobilan.
Menurut Amini, saat masih kecil Agus suka bermain mobil-mobilan
Terus ada orang yang mengetahui menarik mobil-mobilan pakai rafia di Pasar Kepek."
"Terus saya tambah yakin kalau itu anak saya," ungkap Amini.
Kepala Mujahit Jaryanto mengatakan, selama 25 tahun Agus dirawat oleh para pedagang Pasar Kepek.
Baca juga: Siasat Busuk Maling di Madiun, Pura-pura Jadi Pegawai Pemkot, Endingnya Malah Gagal Kabur
Setiap hari pedagang memberikan makan kepada Agus.
Bahkan, ketika Agus dibawa pulang ke rumahnya Klaten, para pedagang ikut mengantar.
"Kemarin ada tiga mobil yang mengantar (Agus) ke sini."
"Ada sekitar 20 orang dan di sini juga tangis-tangis haru karena memang merasa kehilangan."
"Dan Mas Agus sendiri ketika mau ditinggal sama Mbak Sinyo (yang merawat Agus) pamitannya cukup lama."
"Karena mau ditinggal Mas Agusnya tidak boleh. Akhirnya sedikit-sedikit bisa ditinggal Mas Agusnya," ungkap Mujahit.
Mujahit juga mengatakan, untuk memastikan bahwa pria yang tinggal di Pasar Kepek itu adalah Agus putra Amini, ada salah satu orang yang waktu kecil suka memandikan menanyakan kepada Agus apakah sudah disunat.
Setelah ditanyakan benar bahwa Agus sampai sekarang belum disunat.
Cara Agar Anak Tidak Takut Sunat
Melansir dari Kompas.com ( grup TribunJatim.com ), Dr Mahdian Nur Nasution, SpBS, founder Rumah Sunat dr Mahdian menuturkan, orangtua perlu memberikan edukasi kepada anak terkait pentingnya sunat.
"Yakinkan bahwa sunat itu baik dan bermanfaat untuk anak," ujar Mahdian dalam acara peluncuran teknologi dr M Optical Maser di Jakarta, Senin (13/6/2022).
"Sunat kalau kata teman-temannya itu sakit, sebenarnya tidak sakit. Tergantung teknologinya."
Kemudian, ditambahkan Mahdian, jangan lupa mempersiapkan mental anak.
Jika ada sedikit nyeri, atau perawatan yang harus dijalani setelah sunat, anak harus siap dan memang mau disunat.
"Kebanyakan orangtua masih memaksakan anak sunat, yang mau sunat bukan anaknya tapi orangtuanya."
"Karena mau ngadain perayaan, neneknya mau datang, atau lagi liburan. Tapi anaknya tidak dipersiapkan," sambung dia. Di tengah perkembangan digital saat ini, informasi terkait metode sunat bisa diperoleh di media sosial dan YouTube.
Menurut Mahdian, orangtua bisa memperlihatkan video tutorial terkait metode sunat kepada anak, sehingga anak tidak takut membayangkan saat disunat.
Juga, orangtua dapat menentukan tempat sunat yang tepat. Sekarang, layanan sunat sudah lebih maju dibandingkan dulu.
"Kalau dulu orang maklum aja sunat itu berdarah, bengkak, dan membuat anak nangis, sekarang enggak," tutur Mahdian.
Tenaga medis sudah diajarkan untuk menyuntik yang tidak sakit, menyuntik atau menganastesi dengan tepat." tutupnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Klaten
Agus
kabur karena takut disunat
Polanharjo
sunat
Amini
anak kabur karena takut disunat
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita Jatim terkini
berita viral terkini
Harta Ahmad Sahroni yang Dijarah Warga Imbas Ucapan 'Tolol', ada Jam Richard Mille Rp 11,7 Miliar |
![]() |
---|
Ahmad Sahroni Diduga Kabur ke Singapura saat Demo, Ferry Irwandi: Pengecut Bermental Culun |
![]() |
---|
Puan Maharani Minta Maaf, Janji DPR Berbenah usai Tragedi Affan Driver Ojol Dilindas Rantis |
![]() |
---|
Polisi Sebut Aksi Demo sudah Anarkis, Presiden Prabowo Perintahkan Kapolri untuk Bertindak Tegas |
![]() |
---|
Rantis yang Lindas Driver Ojol Affan Punya Titik Buta dan Langgar Prosedur, Berbahaya di Kerumunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.