Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Satu Abad Nahdlatul Ulama

Mengintip Ponpes Cangaan Bangil Pasuruan, Dinobatkan Ponpes Tertua ke-3 dari PBNU, Berusia 313 Tahun

Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan dinobatkan sebagai ponpes tertua nomor tiga di Indonesia.

TRIBUNJATIM.COM/GALIH LINTARTIKA
Suasana di Ponpes Cangaan, Bangil. Ponpes ini dinobatkan ponpes tertua nomor ketiga dari PBNU, Jumat (4/2/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Galih Lintartika

TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan dinobatkan sebagai ponpes tertua nomor tiga di Indonesia.

Penobatan itu diberikan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka peringatan Satu Abad NU.

Ponpes Cangaan tercatat lahir tahun 1710.

Artinya, usia ponpes ini sudah mencapai 313 tahun.

Pondok tertua nomor satu adalah Ponpes Al Kahfi Somolangung, Kebumen yang lahir tahun 1475.

Sedangkan ponpes tertua nomor dua adalah Ponpes Mojosari, Loceret, Nganjuk tahun 1710.

Baca juga: Peduli Pondok Pesantren, Kiai Muda Jatim Serahkan Bantuan untuk Majelis Taklim di Tuban

Penghargaan diterima langsung pengasuh ponpes dalam Malam Anugerah Satu Abad NU di TMII pekan lalu.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, PBNU memang sengaja memberikan penghargaan ini.

Menurutnya, penghargaan ini diberikan ke ponpes yang usianya sudah lebih dari satu abad.

“Ponpes itu menjadi jangkar pengembangan Nadhlatul Ulama,” kata Gus Yahya, saat sambutan.

Apalagi, kata Gus Yahya, jangkar NU sudah mampu memberikan kontribusi penting untuk bangsa dan negara.

“Penghargaan ini sebagai wujud terima kasih NU kepada ponpes,” sambungnya.

Gus Kholili Kholil, pengasuh Ponpes Cangaan mengaku bangga atas penghargaan yang diberikan PBNU ini.

Menurutnya, penghargaan ini menjadi pelecut bagi ponpes untuk tidak hanya mengandalkan sejarah.

Suasana di Ponpes Cangaan, Bangil, Pasuruan, Jumat (4/2/2023).
Suasana di Ponpes Cangaan, Bangil, Pasuruan, Jumat (4/2/2023). (TRIBUNJATIM.COM/GALIH LINTARTIKA)

Baca juga: 1 Abad NU, Puluhan Kiai akan Kumpul dalam Bahtsul Masail Nasional di Ponpes Canga’an Bangil Pasuruan

“Ponpes ini memang tua. Tapi untuk tetap eksistensi dan konsisten tidak hanya mengandalkan sejarah,” tambahnya

Menurutnya, sejarah dijadikan modal dan identitas pondok untuk berkembang mengikuti peradaban dan zaman.

“Kami akan terus berusaha menjadi ponpes yang berusia tua tapi tetap modern dan mengikuti zaman,” jelasnya.

Baca juga: Panitia Resepsi 1 Abad NU Ajak Semua Masyarakat ke Sidoarjo: Ini Acara Tasyakuran Bersama

Suasana di Ponpes Cangaan, Bangil. Ponpes ini dinobatkan ponpes tertua nomor ketiga dari PBNU, Jumat (4/2/2023).
Suasana di Ponpes Cangaan, Bangil. Ponpes ini dinobatkan ponpes tertua nomor ketiga dari PBNU, Jumat (4/2/2023). (TRIBUNJATIM.COM/GALIH LINTARTIKA)

Ia ingin, ponpes ini tetap ada dan terus mencetak santri-santri hebat dan yang memberi manfaat.

“Sebenarnya kami lahir di tahun 1600an tapi yang tercatat lahir di 1700. Kami lebih tua,” urainya.

Sudiono Fauzan, Sekretaris DPC PKB Kabupaten Pasuruan mengaku alumni Ponpes Cangaan.

Mas Dion, sapaan akrabnya, mengaku mengeyam pendidikan di ponpes ini selama sembilan tahun.

“Allhamdulillah, saya banyak mendapatkan ilmu bermanfaat setelah mondok di sini,” tutupnya.

Berita Satu Abad Nahdlatul Ulama lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved