Satu Abad Nahdlatul Ulama
Mengintip Ponpes Cangaan Bangil Pasuruan, Dinobatkan Ponpes Tertua ke-3 dari PBNU, Berusia 313 Tahun
Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan dinobatkan sebagai ponpes tertua nomor tiga di Indonesia.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Galih Lintartika
TRIBUNJATIM.COM, PASURUAN - Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan dinobatkan sebagai ponpes tertua nomor tiga di Indonesia.
Penobatan itu diberikan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam rangka peringatan Satu Abad NU.
Ponpes Cangaan tercatat lahir tahun 1710.
Artinya, usia ponpes ini sudah mencapai 313 tahun.
Pondok tertua nomor satu adalah Ponpes Al Kahfi Somolangung, Kebumen yang lahir tahun 1475.
Sedangkan ponpes tertua nomor dua adalah Ponpes Mojosari, Loceret, Nganjuk tahun 1710.
Baca juga: Peduli Pondok Pesantren, Kiai Muda Jatim Serahkan Bantuan untuk Majelis Taklim di Tuban
Penghargaan diterima langsung pengasuh ponpes dalam Malam Anugerah Satu Abad NU di TMII pekan lalu.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, PBNU memang sengaja memberikan penghargaan ini.
Menurutnya, penghargaan ini diberikan ke ponpes yang usianya sudah lebih dari satu abad.
“Ponpes itu menjadi jangkar pengembangan Nadhlatul Ulama,” kata Gus Yahya, saat sambutan.
Apalagi, kata Gus Yahya, jangkar NU sudah mampu memberikan kontribusi penting untuk bangsa dan negara.
“Penghargaan ini sebagai wujud terima kasih NU kepada ponpes,” sambungnya.
Gus Kholili Kholil, pengasuh Ponpes Cangaan mengaku bangga atas penghargaan yang diberikan PBNU ini.
Menurutnya, penghargaan ini menjadi pelecut bagi ponpes untuk tidak hanya mengandalkan sejarah.

Baca juga: 1 Abad NU, Puluhan Kiai akan Kumpul dalam Bahtsul Masail Nasional di Ponpes Canga’an Bangil Pasuruan
“Ponpes ini memang tua. Tapi untuk tetap eksistensi dan konsisten tidak hanya mengandalkan sejarah,” tambahnya
Menurutnya, sejarah dijadikan modal dan identitas pondok untuk berkembang mengikuti peradaban dan zaman.
“Kami akan terus berusaha menjadi ponpes yang berusia tua tapi tetap modern dan mengikuti zaman,” jelasnya.
Baca juga: Panitia Resepsi 1 Abad NU Ajak Semua Masyarakat ke Sidoarjo: Ini Acara Tasyakuran Bersama

Ia ingin, ponpes ini tetap ada dan terus mencetak santri-santri hebat dan yang memberi manfaat.
“Sebenarnya kami lahir di tahun 1600an tapi yang tercatat lahir di 1700. Kami lebih tua,” urainya.
Sudiono Fauzan, Sekretaris DPC PKB Kabupaten Pasuruan mengaku alumni Ponpes Cangaan.
Mas Dion, sapaan akrabnya, mengaku mengeyam pendidikan di ponpes ini selama sembilan tahun.
“Allhamdulillah, saya banyak mendapatkan ilmu bermanfaat setelah mondok di sini,” tutupnya.
Berita Satu Abad Nahdlatul Ulama lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
Pondok Pesantren Cangaan
Bangil
Pasuruan
ponpes tertua
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
PBNU
Satu Abad NU
KH Yahya Cholil Staquf
Gus Yahya
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita Jatim terkini
Napak Tilas Ziarah Makam 3 Pendiri Nahdlatul Ulama di Jombang, 'Ngalap Berkah' di Satu Abad NU |
![]() |
---|
PAN Gelar Simposium Nasional 1 Abad NU, Diskusikan Langkah Strategis Tantangan Abad Kedua |
![]() |
---|
Momentum Satu Abad NU, PWNU Jatim Gelar Ziarah Muassis Nahdlatul Ulama |
![]() |
---|
PWNU Jatim Gelar Ziarah Muassis, PBNU Tasyakuran Satu Abad NU, Bertemu di Tebuireng Jombang |
![]() |
---|
Cerita Haru Perjuangan Imam Suhrowardi, Pemuda Asal Jombang yang Meninggal saat Puncak 1 Abad NU |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.