Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

UPDATE Kasus Taruna Poltekpel Surabaya Tewas Diduga Dianiaya Senior, 13 Saksi Diperiksa Polisi

Sedikitnya 13 orang saksi telah diperiksa dalam kasus tewasnya Taruna Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya yang diduga dianiaya senior

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM/istimewa
Tangkapan layar video CCTV momen tubuh korban; Muhammad Rio Ferdinan Anwar (19), dibopong oleh beberapa orang diduga senior korban, di depan kamar mandi, Asrama Poltekpel Surabaya, Minggu (5/2/2023) 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Sedikitnya 13 orang saksi telah diperiksa dalam kasus dugaan penganiayaan hingga menyebabkan tewasnya, Muhammad Rio Ferdinan Anwar (19) mahasiswa atau taruna muda Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, pada Minggu (5/2/2023) malam. 

Belasan orang saksi itu, dari kalangan keluarga korban; orangtua sebagai pelapor, beberapa teman satu angkatan atau leting korban, dan beberapa senior korban. 

Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Zainul Abidin, pihaknya masih meneliti sejumlah keterangan dari pihak para saksi tersebut. 

Pemeriksaan terhadap saksi tersebut dilakukan secara maraton sejak kasus tersebut dilaporkan pertama kali oleh pihak keluarga korban, Senin (6/2/2023), dan berlangsung hingga Selasa (7/2/2023) 

Bersamaan dengan proses pemeriksaan terhadap belasan orang saksi yang diperkirakan bakal bertambah. 

Abidin menambahkan, pihaknya juga telah melakukan tahapan visum dan autopsi; ekshumasi terhadap jenazah korban, di Tempat Makam Umum (TPU) Dusun Pudakpulo, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, pada pukul 10.00 WIB, Selasa (7/2/2033). 

Baca juga: Ayah Mahasiswa di Surabaya Curiga Seragam Anak Berubah, CCTV Kuak Fakta Kematian, Dada Luka Memar

"Sudah pemeriksaan 13 saksi, dari keluarga, pelapor, teman leting, senior, masih pelajari. Sudah visum dan autopsi, belum keluar hasilnya," ujarnya saat dihubungi awak media, Selasa (7/2/2023). 

Sebelumnya, ayahanda korban, M Yani mengaku baru memperoleh kabar duka sang anak, dari pihak kampus, sekitar pukul 22.47 WIB, pada Minggu (5/2/2023). 

Setelah mendengar kabar mengagetkan itu, sesuai dengan instruksi dan arahan pihak kampus, ia diminta bergegas menuju ke kamar mayat RS Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya, dan tiba di sana, sekitar pukul 00.30 WIB, Senin (6/2/2023). 

"Saya langsung berkat ke rumah sakit Sukolilo sampai lokasi jam 00.30 WIB," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com

Setelah melihat kondisi jenazah sang anak yang begitu janggal karena dipenuhi sejumlah luka. M Yani akhirnya memutuskan untuk melakukan visum luar terhadap jenazah anak, di RS Bhayangkara Surabaya, untuk kepentingan penyelidikan, sekitar pukul 02.45 WIB. 

Setelah rampung dilakukan visum luar tersebut. Jenazah sang anak kemudian dibawa ke rumah duka lalu dikebumikan di Tempat Makam Umum (TPU) Dusun Pudakpulo, Desa Puloniti, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, sekitar pukul 10.00 WIB. 

"Terus dibawa ke RS Bhayangkara jam 02.45 WIB. Di makamkan sekitar jam 10.00 WIB," pungkasnya. 

Atas sejumlah kejanggalan dan ketidakwajaran atas kematian sang anak di dalam lingkungan kampus tersebut. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved