Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Tanah Retak di Ponorogo, Pemkab Bakal Carikan Lahan Relokasi untuk Warga Terdampak

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo bakal mencarikan lahan relokasi bagi ratusan warga yang terdampak tanah retak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo,

Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/Pramita Kusumaningrum
Sugiri Sancoko dan Lisdyarita mengunjungi pengungsi tanah retak di Desa Tymouk Kecamatan Sawoo 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo bakal mencarikan lahan relokasi bagi ratusan warga yang terdampak tanah retak di Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mengatakan bahwa dia belum melihat titik tanah retak langsung. Dia hanya sampai di tempat pengungsian yang berada di kantor balai desa Tumpuk yang lama.

“Saya belum melihat titik longsor, tapi saya sudah melihat foto dan video sudah tidak layak untuk tempat hunian,” ujar Kang Giri—sapaan akrab—Sugiri Sancoko, Selasa (28/2/2023).

Dia menjelaskan bahwa sedang mencarikan solusi. Pilihannya ada merelokasi 43 kepala keluarga atau 139 jiwa ke tempat yang aman.

Opsi mengungsi di balai desa lama adalah pilihan dalam kondisi darurat.

Baca juga: Tanah Gerak Sebabkan Retakan Tanah di Trenggalek, 30 Jiwa Terdampak, 3 Orang Harus Mengungsi

“Maka solusinya adalah relokasi dan ada 43 KK itu ada 139 jiwa,” kata orang nomor satu di bumi reog ini.

Dia menargetkan untuk Kepala Desa Tumpuk, Imam Sulardi mencari lokasi relokasi dalam jangka waktu satu pekan.

Kang Giri menjelaskan, pihak pemerintah desa (Pemdes) Tumpuk mengajukan tanah bengkok sebagai lahan relokasi.

“Tapi ketika saya lihat, tanah bengkok juga tidak layak. Lokasi juga di plengsengan. Nanti malah nambah masalah lagi,” terang Kang Giri kepada media di lokasi pengungsian.

Baca juga: 6 Rumah Warga di Watulimo Trenggalek Terdampak Tanah Gerak, Bupati Mas Ipin Upayakan Relokasi

Pun lahan Perhutani, dia menyebutkan juga tidak mungkin. Pasalnya jika menggunakan lahan Perhutani prosesnya sangat panjang.

Alternatif pertama dicarikan tanah, pengadaannya nanti dirumuskan nersama. “Apakah menggunakan CSR (Corporate Social Responsibility) arau patungan atau dianggarkan. Tapi ya nanti butuh waktu,” urainy.

Dia berharap Pemdes mencari lokasi yang strategis, kemudian 42 kk itu dijadikan satu RT. Ukuran rumah minimal adalah 8 kali 10 meter.

“Biar ada solusi segera, lebih cepat lebih bagus Sementara dapur umum disini, kita Carikan tempat pengungsian tidak terlalu over kapasitas,” urainya.

Baca juga: Pelapukan Batuan Kapur Picu Tanah Gerak, 13 Rumah di Tulungagung Harus Direlokasi

Kepala Desa Tumpuk, Imam Sulardi menjelskan masih akan koordinasi dengan tokoh masyarakat serta warga. Dia mengaku akan mencari lokasi lahan yang digunakan untuk relokasi masyarakat.

“Huntara (hunian sementara) kami mengharapkan bantuan Pemkab Ponorogo,” pungkas Imam.

Untuk saat ini, pemkab sudah menyiapkan logistik untuk para pengungsi, termasuk menyiagakan personil dari Dinkes untuk memantau kesehatan para pengungsi. Sebab, banyak dari mereka merupakan lansia serta anak anak hingga ibu hamil.

Sebelumnya, Bencana tanah retak di Ponorogo, tepatnya di Dukuh Sumber, Desa Tumpuk, Kecamatan Sawoo, membuat 43 kepala keluarga (KK) atau 139 jiwa terpaksa harus diungsikan.

Pantauan di lokasi, mereka mengungsi di bangunan lama Balai Desa Tumpuk. Ratusan warga tidur dengan kondisi seadanya, menggunakan alas tikar untuk tidur

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved