Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Investasi Bodong Crazy Rich Surabaya

Liciknya Modus Crazy Rich Surabayan Wahyu Kenzo Tipu Korban, Member Ada yang Jadi Sasaran Kemarahan

Akhirnya terungkap modus Crazy Rich Surabayan, Dinar Wahyu Saptian Dyfrig alias Wahyu Kenzo, menggaet 25 ribu member dalam bisnis Robot Trading

|
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM/ Luhur Pambudi
founder Robot Trading, Auto Trade Gold (ATG), yang dilakukan Crazy Rich Surabaya, Dinar Wahyu Saptian Dyfrig alias Wahyu Kenzo saat digelandang di Mapolda Jatim 

"Ya sama (one member get member), jadi ada sistem paket jadi korban memberikan uang sekian untuk membeli paket pertama atau paket Timika ini bisa mendapat keuntungan atau royalti dari paket tersebut dan ada fee-nya," jelas mantan Kapolsek Serpong Polres Metro Tangerang Kabupaten Polda Metro Jaya itu.

Kebanyakan masyarakat akhirnya tergiur dengan skema bisnis investasi berbasis aplikasi tersebut, karena adanya otomatisasi yang dijalankan dalam sistemnya.

Cukup instal aplikasi robot trading ATG, lalu membiarkan sistem bekerja dengan sendirinya selama 24 jam, dan cuan keuntungan mengalir ke kantong, menjadi hal yang menggiurkan bagi masyarakat.

"Bebas dari Rp1,6 juta hingga miliar rupiah. Tidak ada limit. Dengan nilai currency berapa pun bisa dalam robot trading tersebut. Dan ini tidak perlu dipantau 24 jam artinya dilepaskan pun robot ini akan bermain," katanya

Namun, pada awal tahun 2022, bisnis investasi robot trading ATG tersebut menunjukkan gelagat tak mengenakkan, bagi para member.

Menurut Hermanto, aplikasi robot trading tersebut mendadak dikeluhkan oleh para member karena tidak dapat menarik keuntungan (withdraw) sebagaimana perjanjian dan konsep awal bisnis investasi trading tersebut.

Pihak tersangka yang kala itu menjadi sasaran keluhan para member, berdalih bahwa sistem dalam aplikasi robot trading tersebut sedang dilakukan perbaikan (maintenance).

Namun, para member yang terlanjur kalap karena uang ratusan juta hingga miliar rupiah yang terlanjur diinvestasikan tak dapat kembali.

Tak pelak, mereka melaporkan permasalahan dalam praktik bisnis trading tersebut ke pihak kepolisian.

"Menurut keterangan tersangka, memang sudah ada beberapa keuntungan yang diberikan pada korban tapi karena ada persoalan dari manajemen ini sangat keuntungan-ketentuan untuk modal utama dari para korban ini belum dikembalikan," pungkasnya.

Sebelumnya, dikutip dari Tribunnews.com, Roy Shakti, seorang influencer yang mendampingi salah satu korban kasus robot trading ATG bernama Jansen Pusung mengatakan laporan yang dibuat di Bareskrim Polri hingga kini belum naik ke penyidikan.

Padahal, menurutnya banyak kasus serupa seperti Binomo, Farenheit dan lain sebagainya yang sudah menunjukan progres yang siginifikan.

Roy menceritakan, awal mula korban bisa tertarik untuk berinvestasi melalui aplikasi robot trading tersebut. Mereka menggunakan sistem mulilevel marketing (MLM) dalam menjaring para korbannya.

Menurut Roy, para korban dijanjikan akan menerima keuntungan hingga 20 persen perbulan.

"Ini kan robot trading ATG auto trade gold, bisnis ini menyediakan layanan berinvestasi melalui robot. Pemiliknya Wahyu Kenzo, mereka memasarkan robot dengan cara MLM, kemudian profit bisa 1 persen perhari hingga 20 persen perbulan," kata Roy, Rabu (8/2/2023)

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved