Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Arti Kata

Arti Kata Autofobia Seliweran di Sosial Media, Ungkap Rasa Takut Berlebih, Tak Tahan Sendirian?

Apakah Anda sering cemas akan kesendirian? Bisa jadi Anda menderita autofobia. Cek arti kata autofobia di sini!

Editor: Olga Mardianita
Freepik.com/freepik
Ilustrasi rasa cemas berlebihan disebabkan oleh kesepian. Inilah arti kata autofibia yang menggambarkan gangguan psikologis tersebut. 

TRIBUNJATIM.COM - Kehadiran sosial media berdampak baik bagi kesehatan mental.

Meski sering membuat cemas, sosial media paling tidak membuat banyak orang sadar akan beragam gangguan kesehatan mental yang tak boleh disepelekan.

Salah satunya adalah autofobia. Istilah gaul ini sering kali seliweran di sosial media.

Lantas, apa arti kata autofobia?

Seperti namanya, gangguan psikologis ini berkaitan erat dengan rasa takut berlebihan.

Lebih lanjut, simak penjelasan arti kata autofibia di bawah ini! Anda juga perlu mengenali gejala dan penyebabnya.

Informasi seputar berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Arti Kata Autofobia

Autofobia merujuk pada orang yang menderita atau memiliki ketakutan ekstrem akan kesendirian.

Sebagian orang bahkan bisa memiliki autofobia meskipun mereka bersama orang lain.

Jika demikian, maka ketakutan akan kesendirian yang dirasakan berpusat pada kekhawatiran akan isolasi.

Baca juga: Usai Transgender Terbitlah Transable, Apa Itu? Fenomena Muncul Akibat Rasa Tak Percaya Diri

Baca juga: Apa Itu Cancel Culture? Artis Korea Selatan Sering Kena, Mencuat Lagi Gegara Kasus Narkoba Yoo Ah In

Autofobia dikenal pula dengan sejumlah istilah berbeda, yaitu monofobia, eremofobia, dan isolofobia.

Autofobia berbeda dengan kesepian biasa. Perasaan kesepian biasanya muncul ketika kamu tidak bahagia atau sedih dengan kualitas/kuantitas hubungan sosial.

Sedangkan autofobia lebih kepada kecemasan atau ketakutan saat sendirian atau berpikir bahwa kamu akan sendirian.

Kondisi seperti itu bahkan dapat muncul terlepas dari banyaknya orang yang menyayangimu atau sedang bersamamu.

ILUSTRASI - Mengatasi cemas berlebih dengan obat Benzodiazepine.
ILUSTRASI cemas berlebih. (ISTIMEWA/Lifepack)

Penyebab dan Gejala Autofobia

Kondisi autofobia bisa disebabkan oleh berbagai hal yang berasal dari masa lalu atau pengalaman negatif dalam hidup.

Mereka yang menderita gangguan semacam ini umumnya takut diabaikan dan merasa ditinggalkan.

Penyebab lainnya adalah perceraian, kehilangan orang tua saat masih kanak-kanak, terpisah dari orang terkasih, dan sebagainya.

Bahkan, autofobia bisa muncul lantaran seseorang pernah menyaksikan kejadian traumatis.

Apalagi jika setelah menyaksikannya, kamu tidak memperoleh penjelasan dari profesional atau didampingi orang lain, sehingga selalu teringat kejadian tersebut.

Saat kondisi autofobia muncul, gejala yang mungkin akan dirasakan mereka yang mengalaminya, yaitu:

1. Badan menggigil.

2. Kepala pening dan pusing.

3. Keringat berlebihan (hiperhidrosis).

4. Jantung berdebar-debar.

5. Merasa mual.

6. Sesak napas (dispnea).

7. Badan gemetaran.

8. Sakit perut atau gangguan pencernaan (dispepsia).

Baca juga: Arti Kata Amin, Amiin, Aamin, Aamiin, Mana yang Betul? Sekilas Sama Namun Berbeda, Awas Keliru

Baca juga: Mengenal Arti Kata Mokel, Mokah, Godin, dan Tempus, Dosa Jika Dilakukan saat Ramadan 2023?

Apakah Kawan Puan merasa pernah mengalami gejala-gejala di atas dan ketakutan yang berlebihan?

Jika iya dan ragu pada apa yang kamu rasakan, coba hubungi psikolog atau psikiater untuk memastikan kondisimu.

Selain autofobia, gangguan kesehatan mental lain yang perlu diperhatikan adalah hoarding disorder.

Bagi Anda yang sering kali tak tega membuang sampah di rumah, yuk simak pjelasan hoarding disorder di bawah ini!

Ilustrasi hoarding disorder yang sering kali tak tega membuang sampah.
Ilustrasi hoarding disorder yang sering kali tak tega membuang sampah. (Freepik.com)

Apa Itu Hoarding Disorder?

Hoarding disorder adalah penyakit sehingga dapat menyebabkan kekacauan dalam hidup kita.

Kualitas hidup akan terganggu karena menyebabkan stres dan malu saat menjalani kehidupan sosial atau berinteraksi dengan teman atau keluarga.

Kecenderungan menimbun barang juga bisa menciptakan kondisi hidup yang tidak sehat dan tidak aman untuk fisik maupun mental.

Hoarding disorder biasanya muncul pertama kali di usia remaja dan secara bertahap memburuk seiring bertambahnya usia. 

Baca juga: Arti Kata Mokel dalam Ibadah Puasa dan Istilah Gaul Lainnya yang Berkaitan dengan Ramadan 2023

Baca juga: Arti Kata Tarhib Ramadan, Istilah Sering Dipakai untuk Sambut Bulan Suci, Tahu Nyadran?

Kondisinya lalu memburuk dan menciptakan masalah signifikan pada pertengahan usia 30-an.

Gangguan ini juga lebih berisiko dialami oleh orang berusia di atas 60 tahun dan penderita isu kesehatan mental lainnya, terutama kecemasan dan depresi.

Ada sejumlah alasan yang biasa dijadikan pembenaran untuk perilaku mereka yakni:

Percaya bahwa barang tersebut akan berguna atau berharga di masa depan.

Merasa barang tersebut memiliki nilai sentimental, unik dan/atau tak tergantikan.

Menganggap barang tersebut terlalu murah untuk dibuang.

Berpikir barang tersebut akan membantu mereka mengingat orang atau peristiwa penting.

Tidak dapat memutuskan di mana suatu barang harus diletakkan, jadi ditimbun saja alih-alih membuangnya.

Gejala yang bisa dikenali

Penderita hoarding disorder ada yang menyadari masalah yang dialaminya namun banyak juga yang tidak.

Biasanya gangguan tersebut dipicu oleh peristiwa stres atau traumatis, seperti perceraian atau kematian orang yang dicintai.

Mereka merasa ketakutan sehingga merasa perlu menyelamatkan harta berharganya lalu melakukan penimbunan.

Gejala hoarding disorder yang bisa dikenali antara lain:

  • Ketidakmampuan untuk menyingkirkan harta benda.
  • Mengalami stres yang ekstrem saat mencoba membuang barang.
  • Kecemasan tentang membutuhkan barang di masa depan.
  • Ketidakpastian tentang di mana harus meletakkan barang.
  • Ketidakpercayaan terhadap orang lain yang ingin menyentuh harta benda.
  • Tinggal di ruang yang tidak dapat digunakan karena kekacauan.
  • Menarik diri dari teman dan keluarga.

Isu kesehatan mental ini biasanya juga dibarengi dengan gangguan fungsi kognitif termasuk:

  • Sikap ragu-raguan
  • Perfeksionis
  • Sering menunda
  • Disorganisasi
  • Mudah teralihkan

----

Artikel ini telah ditayangkan di TribunTrends.com

Berita Jatim dan arti kata lainnya.

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved