Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Profil PDI-P, Raih Elektabilitas Tertinggi Menurut Hasil Survei SMRC: 23,4 Persen - Berada di Puncak

Inilah profil dan biodata lengkap PDI-P yang meraih elektabilitas tertinggi menurut hasil Survei SMRC dengan nilai 23,4 persen dan berada di puncak.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
Kompas.com/Andika Bayu Setyaji
Ilustrasi partai politik. 

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI-P ) adalah salah satu partai politik di Indonesia.

Partai itu pertama kali didirikan pada 10 Januari 1999 di Lenteng Agung Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Saat ini kantor pusat PDI-P berada di Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat.

Di tempat itu sebelumnya adalah kantor Partai Demokrasi Indonesia di masa Orde Baru.

Di lokasi itu juga pernah terjadi peristiwa Kerusuhan 27 Juli 1996 atau dikenal dengan istilah Kudatuli.

Asal-usul PDI-P bermula dari PDI. PDI dibentuk pada 10 Januari 1973 di masa rezim Orde Baru.

PDI dibentuk dari penggabungan sejumlah partai politik, yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Ir. Sukarno pada 4 Juli 1927, Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba), Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), dan Partai Katolik. Sejak terbentuk, PDI kerap mengalami konflik internal.

Persoalan semakin meruncing ketika pemerintahan Orde Baru ikut campur.

Perseteruan di dalam tubuh PDI memanas ketika Megawati Soekarnoputri dicalonkan sebagai Ketua Umum dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PDI yang digelar di Asrama Haji Sukolilo pada 2-6 Desember 1993.

Pemerintahan Orde Baru kemudian menerbitkan larangan mendukung pencalonan Megawati.

Akan tetapi, para anggota PDI yang hadir saat itu tidak menghiraukan larangan pemerintah dan menetapkan Megawati sebagai Ketum DPP PDI periode 1993-1998 secara de facto.

Kemudian dalam Musyawarah Nasional (Munas) PDI yang digelar pada 22-23 Desember 1993 di Jakarta mengukuhkan Megawati sebagai Ketum DPP PDI secara de jure.

Akan tetapi, suara internal PDI tidak bulat untuk mendukung Megawati Soekarnoputri.

Gejolak di dalam tubuh berlambang kepala banteng di dalam bidang persegi lima berwarna merah memuncak pada 20 Juni 1996.

Saat itu para pendukung Megawati bentrok dengan aparat keamanan yang menjaga kongres yang di Asrama Haji Medan, Sumatera Utara.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved