Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatiim

Sering Berlagak Stroke, Kedok Pengemis di Ponorogo Terbongkar, Petugas Kaget saat Tahu Rumahnya

Berlagak seperti orang sakit stroke, tidak bisa jalan dan berbicara membuat A mendapatkan belas kasihan.

Editor: Januar
Istimewa/ Dinsos Ponoro
Pengemis berpura-pura stroke sedang mangkal di selatan bundaran atau depan Pos Mode Ponorogo 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Berlagak seperti orang sakit stroke, tidak bisa jalan dan berbicara membuat A, seorang pengemis di Ponorogo mendapatkan belas kasihan.

A setiap hari mangkal di selatan bundaran atau depan toko Pos Mode Ponorogo.

“Jadi ada yang melaporkan ke kami. Ada pengemis yang kasihan. Stroke, tidak bisa bicara. Karena itu kami membawa ke kantor,” ujar kepala Dinas Sosial, Permberdayaan Perlindungan Perempuan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo, Supriyadi, Senin (20/3/2023).

Saat di kantor, kata dia, pengemis tersebut masih berpura-pura stroke.

Diajak ngomong oleh petugas dari Dinsos P3A juga tidak menjawab sama sekali.

Pengemis hanya menuliskan nama beserta alamat di secarik kertas.

“Kami tawari untuk berobat ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) juga tidak mau. Pengemis itu berkeinginan dikembalikan rumahnya di Kabupaten Madiun,” kata Supriyadi.

Baca juga: Pengamen dan Pengemis Makin Banyak Berkeliaran di Tuban, Satpol PP Duga Ada yang Mengkoordinir

Karena tidak mau, pihak Dinsos P3A pun mengembalikan ke rumahnya.

Namun petugas terkejut, karena di tengah jalan, pengemis itu bisa ngomong dengan jelas.

“Bahkan saat sampai di rumahnya pengemis itu bisa berjalan. Rumahnya kan di gang, pengemis bisa jalan dari mobil hingga rumahnya,” urai mantan Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ini.

Keterkejutan lain adalah perihal rumah. Pasal rumah si pengemis yang berpura-pura stroke itu menurut pandangan Supriyadi megah.

Bahkan ditemukan dua kendaraan roda dua keluaran baru.

“Keluarganya juga kaget sih. Karena pengemis itu ngakunya bekerja sebagai kuli bangunan di Ponorogo bukan pengemis,” tegasnya.

Menurutnya, pengemis yang berpura-pura stroke itu menghabiskan uang sebesar Rp 80 ribu per hari untuk operasionalnya. “Pendapatannya tentu lebih banyak kan?,” bebernya.

Supriyadi juga menghimbau untuk warga bumi reog tidak merasa iba dengan para pengemis di pinggir jalan. Pasalnya pengemis dengan berpura-pura stroke tidak hanya sekali.

“Beberapa waktu lalu juga ada pengemis membawa anak bayi. Ternyata bayinya bukan anaknya sendiri, ternyata anak tetangga,” pungkasnya.

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved