Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Terbongkar Puluhan Gagak Hitam Diselundupkan ke Surabaya, Ternyata Dipakai untuk Ritual

Perdagangan satwa liar semakin marak dilakukan oleh masyarakat, khususnya melalui internet.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Tony Hermawan
Barang bukti gagak hitam mati akibat perdagangan ilegal di Surabaya 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Tony Hermawan

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Perdagangan satwa liar semakin marak dilakukan oleh masyarakat, khususnya melalui internet.

Belum lama ini perdangangan 51 ekor burung gagak hitam asal Makassar tertangkap di Pelabuhan Tanjung Perak.

Mirisnya, dari 18 ekor di antaranya mati.

Pembawa puluhan burung Gagak Hitam ini Supriyadi warga asal Dukuh Kupang Surabaya. Burung itu rencananya akan dikirim ke Solo.

Tak jelas siapa penerima burung itu, hanya saja informasinya satwa tersebut akan digunakan untuk kegiatan ritual.

Santoso selaku Dokter Hewan Santoso area Karantina Surabaya pengiriman satwa ini menyalahi prosedur.

Kurir tidak membawa surat karantina. Kemudian, pengiriman burung gagak hitam dipacking menggunakan kotak buah- buahan ukuran 25x40 cm.

"Satu keranjang buah diisi 4 ekor Gagak. Karena kurang layaknya tempat penyimpanan dan jarak perjalanan yang cukup lama antara Makasar dan Surabaya, sehingga menyebabkan 18 burung mati," kata Santoso.

Puluhan burung yang telah diselamatkan beberapa hari lalu dikirim kembali ke Makassar. Di sana burung dilepas liarkan ke tempat habitat.

AKP Arief Risky Wicaksana selaku Kasat Reskrim Polres Tanjung Perak sudah menangkap Supriyadi. Saat diperiksa oleh Satreskrim Polres Tanjung Perak, Supriyadi memberikan keterangan mendapatkan uang senilai Rp. 300.000 sekali pengirimanan burung Gagak Hitam ke Solo. Harga satu ekor burung Gagak Hitam bekisar antara Rp.200.000 hingga Rp. 300.000.

Status Supriyadi saat ini bukan tahanan. Ia hanya dikenakan sanksi wajib lapor.

"Tersangka tidak kami tahan karena pasal yang menjerat hukuman di bawah 2 tahun,” pungkas Arief Risky Wicaksana.

Baca juga: Lestarikan Satwa Asli Indonesia, PT Smelting bersama KLHK dan TSI Segera Lepasliarkan Komodo di NTT

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved